TRIBUNNEWS.COM - I Kadek Roi Astika (20), Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Buleleng, Bali ditemukan tewas di kamar hotelnya di Amerika Serikat, Minggu (5/11/2023).
Pihak keluarga belum mengetahui penyebab tewasnya pria kelahiran 23 Agustus 2003 itu.
I Kadek Roi Astika berangkat ke Amerika Serikat untuk bekerja pada 30 Oktober 2023 lalu.
Ia berada di Amerika Serikat selama 5 hari dan baru bekerja 2 hari sebagai koki.
Made Edi Suartana yang merupakan kerabat korban dari Buleleng dan tinggal di Amerika Serikat menuturkan, almarhum ditemukan tak bernyawa di hotel oleh teman almarhum.
Baca juga: Jasad Petugas Jasa Marga Ditemukan Tersangkut Sampah di Gorong-gorong Kampung Perca
"Almarhum berangkat dari Bali pada 30 Oktober dan tiba di USA 31 Oktober 2023. Baru kerja tiga hari dan 5 November ditemukan meninggal dunia," katanya saat dihubungi, Sabtu (11/11).
Edi menuturkan, Roi berangkat dengan menggunakan J1 visa dan mengikuti internship program di Thompson Hotel Nashville sebagai cook.
Program J1 ini seharusnya ia ikuti untuk 1 tahun, namun almarhum hanya sempat bekerja 3 hari.
"Roi yang masih muda, usia 20 tahun nekat ke Amerika, meskipun biaya program hampir Rp 200 jutaan dengan harapan untuk mengubah hidup dan membantu keluarga," katanya.
Edi menambahkan, almarhum terakhir kali dilihat oleh temannya pada malam sebelum ditemukan meninggal.
Keesokan harinya, yang seharusnya ada jadwal kerja, Roi tak bekerja.
Kemudian oleh temannya Roi dicari ke hotel dan karena hotel dalam kondisi terkunci, lalu dibuka dengan kunci master.
Baca juga: Dilaporkan Hilang di Pulau Stanggal Morowali, Jasad Herman Ditemukan Setelah 4 Hari Pencarian
Saat pintu dibuka, Roi ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Teman almarhum kemudian menelepon polisi dan polisi menelepon keluarga berdasarkan kontak yang tertera di paspor.
"Dan yang menerima telepon itu adalah bapaknya. Awalnya dikira penipuan, dan karena sepupu saya menikah dengan sepupu almarhum, saya yang ditelepon diminta memastikan," katanya.
Edi pun merasa kaget saat ditelepon karena baru tahu bahwa ada orang Bali juga yang bekerja di lokasi yang sama.
Ia pun kemudian menghubungi nomor polisi yang menghubungi ayah almarhum.
"Dan dari pihak kepolisian membenarkan dan memberikan saya nomor RS yang menginvestigasi mayat," katanya.
Pihak keluarga saat itu belum percaya, dan Edi kemudian mengecek dan ternyata benar jenazah tersebut adalah Roi.
"Saya sudah video call keluarga di Bali dan memang itu benar almarhum," katanya.
Baca juga: Petani asal Probolinggo Tewas di Sawah, Ditemukan Celurit di Samping Jasad Korban
Edi mengatakan, menurut keterangan keluarga, saat berangkat, Roi dalam kondisi sehat.
"Saat berangkat kata keluarganya baik-baik saja, tidak ada sakit," kata Edi.
Namun ia mendapatkan informasi dari teman Roi bahwa mendiang cepat lelah.
"Yang saya dengar dari temannya, katanya dia itu mengeluh cepat lelah. Kadang-kadang jarang makan kalau tidak disukai. Tapi itu dari teman dekatnya. Penyebab pastinya belum diketahui dan masih menunggu otopsi," katanya.
Edi menambahkan, sebelum ke Amerika, Roi pernah kerja di Perancis selama 6 bulan.
Saat ini jenazah masih dititipkan di rumah duka yang ada di Nashville TN, Amerika Serikat.
Terkait penyebab kematiannya, masih dalam proses autopsi dan baru keluar kurang lebih 8 minggu.
"Tapi pihak rumah duka terus mendorong agar hasilnya cepat keluar, karena berhubungan dengan pihak asuransi untuk bisa mengeluarkan dana. Dari hasil otopsi akan diketahui penyebab kematian dan jadi penentu asuransi," katanya.
Baca juga: Jasad Bocah Korban Pembunuhan oleh Anak Pensiunan Polri Diautopsi: Ditemukan Tanda Kekerasan di Dada
Edi pun mengaku pada Sabtu (11/11) pagi sempat menjenguk jenazah ke rumah duka di sana bersama teman SMK korban yang tinggal beda hotel.
Edi pun mengaku sudah melaporkan hal itu ke KJRI Houston.
Sementara untuk pemulangan jenazah ke Bali masih menunggu kelengkapan dokumen.
Apabila lancar, Kamis atau Jumat depan jenazah bisa dipulangkan.
"Saat ini masih menunggu akte kematian termasuk balasan dari pihak KJRI huston. Karena maskapai membutuhkan semua dokumen itu," katanya.
Terkait biaya pemulangan, Edi dengan inisiatif pribadi juga membuka donasi.
"Atas inisiatif saya sendiri, saya ingin menggalang dana untuk proses pemulangan jasad almarhum, dengan harapan semua biaya akan ditanggung pihak insurance, dan seandainya iya semua dana terkumpul akan saya serahkan ke pihak keluarga," katanya.
Baca juga: Tersulut Api Cemburu, Pria di Batam Bunuh dan Bakar Jasad Istrinya, Korban Eks Dirut RSUD di Sumut
Kata Pihak Keluarga
Jenazah Kadek Roi Astika saat ini masih berada di Amerika Serikat.
Rencananya jenazahnya akan dipulangkan ke Indonesia, besok Kamis 16 November 2023.
Setelah jenazah tiba, rencananya akan langsung dikremasi di Setra Desa Adat Pemuteran, Gerokgak, Buleleng, Bali.
Kabar meninggalnya Kadek Roi menjadi duka mendalam keluarga besarnya.
Anak laki satu-satunya dan juga anak bungsu dari pasangan Putu Resita dan Wayan Sudarsini itu meninggal dunia di usia 20 tahun.
Kepergian Kadek Roi secara tiba-tiba diakui sangat mengejutkan keluarga.
Selam aini, keluarga tidak pernah mendengar Kadek Roi mengeluh sakit.
Baca juga: Jasad Hamka dan Bayinya di Koja Sujud Saat Ditemukan, Anak yang Masih Hidup Ditolong dari Jendela
Kadek Sudiarsana (43) yang merupakan kakak sepupu almarhum sebelumnya menceritakan, Kadek Roi berangkat ke Amerika pada 30 Oktober lalu.
Pria kelahiran 23 Agustus 2003 itu bekerja sebagai tukang masak di salah satu hotel di Amerika Serikat.
Kemudian pada Senin 6 November 2023 lalu, keluarga mendapat kabar dari pihak kepolisian di Amerika, bahwa Roi telah meninggal dunia di kamar hotelnya.
Kabar ini sontak membuat keluarga terkejut.
Selama bekerja, Roi tidak pernah mengeluh sakit.
"Sebelum berangkat juga kondisinya sehat. Sebelum ke bandara, kami sempat jalan-jalan dulu ke mall. Saat itu dia sangat ceria, tidak ada keluhan sakit. Setelah sampai di Amerika juga dia tidak pernah mengeluh sakit, jadi setiap ditelepon kami hanya memberikan dia suport agar semangat bekerja," kenang Sudiarsana.
Jenazah Roi telah diautopsi, namun pada 11 November lalu hasilnya belum keluar.
Jenazah Roi akan dipulangkan ke tanah air pada Kamis 16 November dan akan langsung dikremasi di Setra Desa Adat Pemuteran.
Baca juga: Fakta Penemuan Jasad Wanita di Pasuruan, Diduga Dibunuh dengan Senjata Tajam, Tubuh Penuh Memar
Biaya pemulangan jenazah Kadek Roi telah ditanggung sepenuhnya oleh pihak asuransi karena ia merupakan PMI legal.
Kadek Roi Sempat Magang di Perancis
Pada 2022 lalu Roi pernah berangkat ke Prancis.
Namun kala itu ia hanya mengikuti magang selama enam bulan.
Pada 2023 Roi kemudian memutuskan untuk menjadi PMI di Amerika, demi meningkatkan perekonomian keluarga.
Roi menyadari betul orangtuanya hanyalah seorang petani dan pedagang nasi jinggo keliling sehingga ingin meningkatkan perekonomian keluarga.
"Dari sekolah sampai berangkat ke Amerika, orangtuanya menghabiskan uang Rp 200 juta. Uang sebanyak itu hasil dari ngutang dan ada beberapa juga hasil dari jualan nasi jinggo. Dari tamat sekolah, Roi memang sudah bercita-cita ingin jadi PMI karena gajinya lebih besar. Dia anak laki satu-satunya, jadi dia merasa akan menjadi tulang punggung keluarga," ungkap Sudiarsana.
Di mata keluarga, almarhum Kadek Roi merupakan sosok yang lugu dan bertanggung jawab.
Kadek Roi bahkan sempat bertekad ingin membantu sepupunya kelak agar bisa mengikuti jejaknya menjadi PMI.
Namun sayang cita-cita itu tak sempat ia wujudkan.
Artikel ini telah tayang di TribunBali.com dengan judul PMI asal Buleleng Bali Tewas Misterius di Amerika, Kadek Roi Baru 3 Hari Kerja di AS