TRIBUNNEWS.COM - Pekerja Migran Indonesia (PMI) bernama I Kadek Roi Astika (20) dilaporkan meninggal di kamar hotelnya di Amerika Seriakt pada Minggu (5/11/2023).
Penyebab tewasnya pria yang berasal dari Bali tersebut belum diketahui.
Jasad I Kadek Roi Astika ditemuakan pertama kali oleh temannya di kamar hotel di wilayah Nashville TN, Amerika Serikat.
Jenazah pria 20 tahun tersebut akan dipulangkan ke Indonesia, besok Kamis 16 November 2023.
Setelah jenazah tiba, rencananya akan langsung dikremasi di Setra Desa Adat Pemuteran, Gerokgak, Buleleng, Bali.
Baca juga: PMI asal Bali Ditemukan Tewas dalam Kamar Hotel di AS, Dikenal Sebagai Sosok yang Bertanggungjawab
Kabar meninggalnya Kadek Roi menjadi duka mendalam keluarga besarnya.
Anak laki satu-satunya dan juga anak bungsu dari pasangan Putu Resita dan Wayan Sudarsini itu meninggal dunia di usia 20 tahun.
Kepergian Kadek Roi secara tiba-tiba diakui sangat mengejutkan keluarga.
Selama ini, keluarga tidak pernah mendengar Kadek Roi mengeluh sakit.
Kadek Sudiarsana (43) yang merupakan kakak sepupu almarhum sebelumnya menceritakan, Kadek Roi berangkat ke Amerika pada 30 Oktober lalu.
Pria kelahiran 23 Agustus 2003 itu bekerja sebagai tukang masak di salah satu hotel di Amerika Serikat.
Kemudian pada Senin 6 November 2023 lalu, keluarga mendapat kabar dari pihak kepolisian di Amerika, bahwa Roi telah meninggal dunia di kamar hotelnya.
Baca juga: 3 Jenazah PMI asal NTT yang Diterbangkan dari Malaysia Tiba di Bandara El Tari Kupang
Kabar ini sontak membuat keluarga terkejut.
Selama bekerja, Roi tidak pernah mengeluh sakit.
"Sebelum berangkat juga kondisinya sehat. Sebelum ke bandara, kami sempat jalan-jalan dulu ke mall. Saat itu dia sangat ceria, tidak ada keluhan sakit. Setelah sampai di Amerika juga dia tidak pernah mengeluh sakit, jadi setiap ditelepon kami hanya memberikan dia suport agar semangat bekerja," kenang Sudiarsana.
Jenazah Roi telah diautopsi, namun pada 11 November lalu hasilnya belum keluar.
Jenazah Roi akan dipulangkan ke tanah air pada Kamis 16 November dan akan langsung dikremasi di Setra Desa Adat Pemuteran.
Biaya pemulangan jenazah Kadek Roi telah ditanggung sepenuhnya oleh pihak asuransi karena ia merupakan PMI legal.
Kadek Roi Sempat Magang di Perancis
Pada 2022 lalu Roi pernah berangkat ke Prancis.
Namun kala itu ia hanya mengikuti magang selama enam bulan.
Baca juga: PMI Asal Cianjur Meninggal Karena Asma, Jenazahnya Terlantar di Tempat Penampungan Arab SaudiĀ
Pada 2023 Roi kemudian memutuskan untuk menjadi PMI di Amerika, demi meningkatkan perekonomian keluarga.
Roi menyadari betul orangtuanya hanyalah seorang petani dan pedagang nasi jinggo keliling sehingga ingin meningkatkan perekonomian keluarga.
"Dari sekolah sampai berangkat ke Amerika, orangtuanya menghabiskan uang Rp 200 juta. Uang sebanyak itu hasil dari ngutang dan ada beberapa juga hasil dari jualan nasi jinggo. Dari tamat sekolah, Roi memang sudah bercita-cita ingin jadi PMI karena gajinya lebih besar. Dia anak laki satu-satunya, jadi dia merasa akan menjadi tulang punggung keluarga," ungkap Sudiarsana.
Di mata keluarga, almarhum Kadek Roi merupakan sosok yang lugu dan bertanggung jawab.
Kadek Roi bahkan sempat bertekad ingin membantu sepupunya kelak agar bisa mengikuti jejaknya menjadi PMI.
Namun sayang cita-cita itu tak sempat ia wujudkan.
Baca juga: Meninggal di Kamar Hotel Nashville AS, Jenazah PMI Kadek Roi Dipulangkan ke Indonesia Besok
Kronologi Kadek Roi Ditemukan Meninggal
Sebelumnya, Made Edi Suartana yang merupakan kerabat korban dari Buleleng dan tinggal di Amerika menuturkan, Kadek Roi ditemukan tak bernyawa di hotel oleh temannya.
Kadek Roi disebut baru lima hari sampai di Amerika dan baru sempat kerja tiga hari menjadi cook.
"Almarhum berangkat dari Bali pada 30 Oktober dan tiba di USA tanggal 31 Oktober 2023. Baru kerja tiga hari dan tanggal 5 November ditemukan meninggal dunia," katanya saat dihubungi Sabtu, 11 November 2023.
Edi menuturkan, Roi berangkat dengan menggunakan J1 visa dan mengikuti intership program di Thompson hotel Nashvile sebagai cook.
Program J1 ini seharusnya ia ikuti untuk 1 tahun namun almarhum hanya sempat bekerja 3 hari.
"Roi yang masih muda, usia 20 tahun nekat ke Amerika meskipun biaya program hampir 200 jutaan dengan harapan untuk mengubah hidup dan membantu keluarga," katanya.
Edi menambahkan, almarhum terakhir kali dilihat oleh temannya pada malam sebelum ditemukan meninggal.
Baca juga: Bakamla Bersama Kodim dan BAIS TNI Amankan 8 PMI Ilegal yang Hendak Pulang Lewat Pelabuhan di Dumai
Keesokan harinya, Kadek Roi seharusnya ada jadwal kerja, namun tak bekerja.
Kemudian oleh temannya Roi dicari ke hotel dan karena hotel dalam kondisi terkunci, lalu dibuka dengan kunci master.
Saat pintu dibuka, Roi ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Teman almarhum kemudian menelepon polisi dan pihak kepolisian menelepon keluarga berdasarkan kontak yang tertera di paspor.
"Dan yang menerima telepon itu adalah bapaknya. Awalnya dikira penipuan, dan karena sepupu saya menikah dengan sepupu Kadek Roi, saya yang ditelepon diminta memastikan," katanya.
Edi pun merasa kaget saat ditelepon karena baru tahu jika ada orang Bali juga yang bekerja di lokasi yang sama.
Ia pun kemudian menghubungi nomor polisi yang menghubungi ayah almarhum.
Baca juga: Pak RT Tak Menyangka Salah Satu Rumah Jadi Penampung PMI Ilegal: Kalau Tahu dari Dulu, Saya Gerebek
"Dan dari pihak kepolisian membenarkan dan memberikan saya nomor RS yang menginvestigasi mayat," katanya.
Pihak keluarga saat itu belum percaya, dan Edi kemudian melakukan pengecekan dan ternyata benar jenazah tersebut adalah Roi.
"Saya sudah video call keluarga di Bali dan memang itu benar almarhum," katanya.
Saat ini jenazah masih dititipkan di rumah duka yang ada di Nashvile TN, Amerika Serikat.
Terkait penyebab kematiannya, masih dalam proses autopsi dan baru keluar kurang lebih 8 minggu.
Artikel ini telah tayang di TribunBali.com dengan judul Jenazah Kadek Roi Dipulangkan Besok, Rencana Dikremasi di Setra Desa Adat Pemuteran Buleleng