TRIBUNNEWS.COM – Belum lama ini media sosial dihebohkan dengan cerita wisatawan yang kaget melihat harga teh manis mencapai Rp 45 ribu di kawasan Puncak, kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Melalui unggahan akun TikTok @mamakkembarkw, Senin (13/11/2023) ia membagikan kumpulan foto saat berwisata ke Puncak.
Salah satu foto yang mencuri perhatian yakni ketika ia memperlihatkan nota pembelian saat makan di sebuah warung.
Dalam nota yang ia foto, terlihat harga teh panas manis Rp 45 ribu, kopi kemasan Rp 160 ribu, mi instan Rp 125 ribu hingga kacang seharga Rp 30 ribu.
Hal tersebut membuat sang pengunggah merasa kaget bukan main.
“Harganya diluar nurul. Ita juga sering ngopi di Puncak tp nggak segila ini,” tulis keterangan dalam foto tersebut.
Baca juga: Viral Remaja di Bogor Apel ke Rumah Gebetan Justru Diteriaki Maling, Langsung Naik ke Atas Genteng
Tak hanya sang pengunggah, namun warganet yang melihat postingan itu juga kaget dengan harga yang diberikan pemilik warung.
Namun, tak sedikit warganet yang justru tidak lagi kaget dengan warung tersebut yang rupanya dikenal mematok harga tinggi untuk makanan dan minuman yang dijual.
Belakangan diketahui, sosok pengunggah foto tersebut bernama Sera Fitriyana Furqon.
Usai unggahan Sera viral, penjaga warung berinisial H buka suara.
Wanita 19 tahun itu enggan disalahkan dan justru menyebut rombongan Sera yang datang 10 hari lalu itu terlalu lama berada di warung.
H menyebut Sera dan rombongannya yang berjumlah 10 orang itu datang ke warungnya mulai pukul 21.00 hingga 03.00 WIB.
"Kemarin aja (rombongan Sera datang memakai) 2 mobil, Pajero. Mereka datang jam 9 sampai jam 3 pagi," kata H, dikutip dari TribunnewsBogor.com.
Selain itu, H juga menyebut rombongan Sera berniat untuk menginap di warungnya.
Hal itu karena H melihat rombongan Sera membawa selimut dan bantal.
H pun menyayangkan sikap Sera dan rombongannya yang dinilai tidak memikirkan penjaga warung saat itu.
"(Rombongan Sera) bawa selimut, bawa bantal, wajar enggak begitu," pungkas H.
"Sayang aja wisatawan yang kaya gitu, mereka nggak mikir gitu ya datang lama banget jadinya pelanggan lain yang mau datang nggak jadi," sambungnya.
Penjaga Warung Ketahuan Bohong
Pernyataan penjaga warung berinisial H itu kini dipatahkan oleh Sera yang akhirnya ikut buka suara saat dituding terlalu lama berada di warung.
Sera pun mengungkapkan apa yang disampaikan H tidak benar.
Diungkap Sera, ia dan rombongannya berada di warung tersebut hanya berkisar satu jam.
"Saya bersama teman-teman cuma sejaman. Kan Indomie aja direbus dulu kan. Tapi kalau berjam-jam mau ngapain gue bawa bayi sama anak kecil," ujar Sera, Rabu (15/11/2023).
Sera menampik berada di warung tersebut selama enam jam.
Sebab, ia dan rombongan berangkat dari rumah menuju ke Puncak pukul 21.00 WIB.
Baca juga: Viral Aksi Lansia di Semarang Gagalkan Penjambret yang Incar Kalungnya, Pura-pura Tanya Arah Jalan
Maka tak mungkin jika pukul 21.00 WIB mereka sudah ada di warung tersebut.
"Ya Allah itu penjaga warung bohong banget, aku jam 9 malam masih di rumah berangkat aja jam 11-an," kata sera.
Menurut Sera, penjaga warung saat itu panik ketika ditanya terkait harga makanan dan minuman yang dijual.
Bahkan penjaga warung hanya memberikan jawaban klasik.
"Tetehnya panik nih, apalagi pas gw minta bill ge lagi aja dia dia kek panik bertigaan. Gw samperin pas mereka lagi berunding, gw bilang 'teh ini bener harganya? ini ga wajar loh teh harganya'. Mereka hanya berkata 'saya cuma kerja di sini (alasan klasik)," pungkas Sera.
Sudah Sering Terjadi
Terkait viralnya harga teh manis Rp 45 ribu itu, rupanya hal tersebut seringkali terjadi.
Ketua Paguyuban Pedagang Puncak, Mumuh mengatakan, pedagang Puncak memang terbiasa menggetok harga pada pembeli yang nongkrongnya lama.
"Udah biasa," kata Mumuh, dikutip dari TribunnewsBogor.com.
"Jajan kopi cuma 2 ya wajar saya masukin harga Rp 100 ribu, karena itu jadi kena cas," katanya.
Kata Mumuh, pedagang Puncak memang mengenakan biaya tambahan bagi wisatawan yang terlalu lama berada di warung.
Namun, pihak warung yang tengah viral tersebut saat itu tak mengatakan adanya tambahan biaya.
Mumuh pun mengatakan harga mi instan yang dijual di warung yang tengah viral itu tidak sesuai dengan kesepakatan antar pedagang Puncak.
"Kalau memang lama, 'maaf ini lama, saya kan lagi jualan di sini', gitu harusnya. Kalau lama nanti bisa kena cas," kata Mumuh.
"Udah ada kesepakatan waktu itu Indomie harga Rp 18 ribu," kata Mumuh.
Diketahui, ternyata para pedagang telah menandatangani kesepakatan soal harga.
Sementara harga tersebut lebih mahal dari ketentuan yang telah disepakati pedagang Puncak Bogor.
Aturan ini dibuat oleh Perhimpunan Para Pedagang Puncak per tanggal 4 Oktober 2000.
Dalam aturan tertera beberapa poin :
- Menjaga ketertiban, keamanan, dan kebersihan di lingkungan masing-masing.
- Dilarang membunyikan atau menyetel musik terlalu keras sehingga menggangu lingkungan sekitar.
- Pedagang diwajibkan menjaga norma-norma agama dan asusila.
- Pedagang diwajibkan mempunya SKU (Surat Keterangan Usaha) yang dikeluarkan Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua.
Dalam kesepakatan antar pedagang makanan dan minuman di Puncak Bogor tidak dituliskan bahwa ada biaya tambahan saat pembeli terlalu lama berada di warung.
Berikut ini poin lengkapnya :
- Kami akan menjaga perilaku selaku bagian dari pelaku usaha di kawasan wisata Puncak demi mewujudkan kondisi yang aman.
- Menyetujui harga jual makanan-minuman atau daftar menu yang ada pada warung kami.
- Daftar harga makanan dan minuman yang dijual wajib tercantum, mudah dilihat dan dibaca calon pembeli
- Menjaga sopan santun dan memperhatikan tata krama dalam menyampaikan ketentuan lain.
- Siap berpartisipasi dan membantu program pemerintah.
(Tribunnews.com/Linda) (TribunnewsBogor.com/Khairunnisa/Sanjaya Ardhi)