TRIBUNNEWS.COM, BACAN - Fenomena tak biasa terjadi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Air laut di Pulau Obi yang biasanya berwarna biru berubah menjadi cokelat kemerahan.
Warna air laut ini menjadi cokelat kemerahan diduga akibat aktivitas penambangan yang beroperasi di sekitar area tersebut.
Mengutip TribunTernate.com, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Halmahera Selatan, Samsu Abubakar mengakui pihaknya telah menurunkan tim untuk mengambil sampel air guna penguijian laboratorium.
Namun ia belum memastikan dari mana sumber air laut Pulau Obi yang berubah warna.
Baca juga: UPDATE Sungai di Klaten Berwarna Merah Seperti Darah, Polisi Turun Tangan, Ini Dugaan Penyebabnya
Dugaan sementara, ada tanggul di wilayah operasi perusahaan yang jebol akibat hujan deras.
"Kita pastikan dulu meski banyak isu liar sekarang ini terkait air laut yang berubah warna. Menurut info yang kami dapat, karena tanggul jebol," kata Samsu Abubakar, Rabu (22/11/2023).
Menurut Samsu, perubahan warna air laut Pulau Obi sudah terjadi dua hari lalu.
Samsu berharap, kejadian ini tidak dapat merusak ekosistem laut.
"Kita dapat laporan, kejadian itu dari teman-teman di Dinas Perikanan," ujarnya.
Sementara pihak perusahaan tambang yang beroperasi di sekitar lokasi belum terkonfirmasi.
TribunTernate.com sudah menghubungi via ponsel, tapi diluar jangkauan.
Sungai di Pamekasan Berwarna Merah
Kejadian serupa juga pernah dialami di daerah lain.
Sungai di sepanjang Kota Pamekasan, Madura, Jawa Timur tercemar hingga berubah warna menjadi merah.
Akibatnya petani dan masyarakat sekitar menjadi resah.
Sungai tersebut menjadi merah diduga karena tercemar limbah bahan pewarna.
Baca juga: Sungai di Pamekasan Berwarna Merah, Masyarakat Tak Bisa Cuci baju hingga Siram Tanaman
Dikhawatirkan, air sungai tersebut bisa berbahaya bagi tanaman dan manusia.
Abdul Manab, warga setempat mengatakan tak lagi memakai air sungai sejak tiga hari lalu untuk menyiram tanaman tembakaunya.
Ia mengaku takut dan khawatir tanaman tembakaunya mati mendadak akibat disiram dengan air sungai yang telah berubah warna merah pekat tersebut.
Biasanya sebelum warna air sungai itu berubah warna merah darah, ia dan petani tembakau lainnya selalu memakai air sungai tersebut untuk menyiram tanaman tembakaunya.
"Sekarang khawatir mau pakai aliran sungai yang dari Desa Klampar, jadinya ganti mengambil dari sungai desa sebelah pakai mesin penyedot air," kata Abdul Manab, Selasa (11/7/2023).
Hal berbeda diungkapkan Satima.
Warga Jagalan Pamekasan itu sejak tiga hari lalu tidak lagi mencuci di sungai lantaran khawatir terdapat kandungan zat kimia yang membahayakan di aliran sungai yang berubah warna merah darah tersebut.
Biasanya, setiap sore, Satima bersama warga setempat yang lain terbiasa mencuci di pinggir aliran sungai tersebut.
Baik mencuci pakaian, dan mencuci motor atau alat perabot rumah tingga yang kotor.
"Sudah tiga hari lalu tidak mencuci di sungai. Kalau pakaian yang putih takut jadi merah juga," getirnya.
Dihubungi terpisah, Camat Kota Pamekasan, Rahmat Kurniadi Suroso mengimbau masyarakat agar tidak bermain di aliran air sungai yang berubah warna merah ini.
Pesan dia, masyarakat yang biasa mencuci di aliran sungai tersebut atau untuk keperluan menyiram tembakau, sementara waktu dialihkan terlebih dahulu.
"Anak kecil yang biasa mandi di sungai terlebih dahulu jangan menyentuh air ini sampai kami paham betul masalah ini dari mana," imbaunnya.
Menurut Rahmat, hingga hari ini sepanjang saluran air sungai dari hulu Desa Klampar hingga Sungai Patemon wilayah kota masih berwarna merah.
Namun tidak terlalu merah pekat seperti dua hari sebelumnya.
Sementara ini, hasil uji lab dari DLH Pamekasan mengenai kandungan zat kimia air sungai yang berubah warna merah ini masih belum keluar.
Sumber: (Tribun Ternate) (TribunJatim.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunTernate.com dengan judul BREAKING NEWS: Air Laut Pulau Obi Halmahera Selatan Berubah Warna, Diduga Akibat Aktivitas Tambang