Dari Pantau TribunPadang.com terlihat ramai orang mengiringi pemakaman 5 korban.
Isak tangis terdengar baik dari keluarga, kerabat ataupun masyarakat setempat.
Bongkahan tanah merah digali dengan alat berat untuk membuat lubang yang dalam bagi lima korban.
Penggunaan alat berat untuk mempercepat pembuatan kuburan karena lima jenazah dimakamkan di satu liang lahat.
Seruan nama korban dipanggil oleh pihak keluarga yang menangis pilu.
Bahkan ada juga pihak keluarga korban lemas tak berdaya melihat mereka satu persatu dimasuki ke dalam liang lahat.
Ardiati nenek dari Hariyanto dan Hendra Putra (korban) dari sambaran petir, menjelaskan kelima korban itu masih dibilang satu keluarga.
“Kelima orang tersebut bisa dibilang seperti keluarga karena ada yang sesuku, ipar dan besan bahkan saudara kandung pun ada,” ucapnya disertai air mata yang berlinang.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Sabtu, 16 Desember 2023: Yogyakarta Cerah, Pekanbaru Hujan Petir
Ia menjelaskan Hendra dan Hariyanto memiliki kepribadian baik, sering menyapa masyarakat.
Bahkan belum ada keresahan yang mereka buat selama hidup.
Sebelum Hendra meninggal sudah ada sedikit pertanda yaitu biasanya dia menyapa atau menegur adiknya, tapi kemarin dia tak menyapa bahkan diam saja.
“Tak biasanya Hendra bersikap tak ramah kemudian adik Hendra yang menegur, akhirnya Hendra menyahut kalau dia akan pergi ke ladang,”ujar Ardiati.
Kepergian kelima korban menjadi duka yang mendalam bagi masyarakat Muaro Bodi, sebelumnya tak pernah ada orang seramai ini mengantar jenazah.
“Baru pertama Kali di Muaro Bodi ada kuburan yang dibuat menggunakan alat berat dan dimasukkan korban dalam lubang yang sama,”pungkasnya.
Sebagiana artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul 5 Korban Disambar Petir di Sijunjung Dimakamkan dalam Satu Liang Lahat, Penggalian Pakai Alat Berat