TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tungku Smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah meledak, Minggu (24/12/2023) atau satu hari sebelum Natal.
Diketahui peristiwa yang terjadi dalam kompleks pertambangan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) itu menjadi kabar duka di pengujung tahun 2023.
Pekerja yang tewas tak hanya warga negara Indonesia tapi juga Tenaga Kerja Asing (TKA).
Kronologi awal yang beredar disebut saat perbaikan tungku dan pemasangan plat, terjadi ledakan serta membuat tabung oksigen ikut meledak.
Baca juga: Korban Kebakaran Tungku Smelter Nikel PT ITSS Morowali Dapat Jaminan BPJS Ketenagakerjaan
Media Relations Head PT IMIP Dedy Kurniawan kemudian meralat kronologi tragedi ledakan tungku smelter tersebut.
Dedy Kurniawan menjelaskan, tungku smelter 41 yang terbakar awalnya ditutup untuk operasi pemeliharaan.
Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi.
Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran.
Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa.
"Hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada tabung oksigen yang meledak seperti diinformasikan sebelumnya," kata Dedy, Senin (25/12/2023).
Dedy Kurniawan menjelaskan, korban jiwa dalam Ledakan Tungku Smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah, mencapai 13 orang.
Korban terdiri dari sembilan tenaga kerja Indonesia dan empat pekerja asal China.
"Sebelumnya kami menyampaikan korban WNI tujuh orang dan WNA enam orang. Namun setelah pendataan ternyata ada perubahan di angka itu," kata Dedy Kurniawan.
Baca juga: Walhi Sulteng Desak Pemerintah Sanksi Tegas PT IMIP Buntut Meledaknya Tungku Smelter di Morowali
Dia menjelaskan, sebanyak 59 korban luka disebabkan karena terkena uap panas.