Apep mengatakan, lalu pintu tersebut ditendangnya sekuat tenaga dan akhirnya bisa terbuka.
Ia melihat anak dan istrinya ada di ruang tengah dan kemudiand ia tarik untuk dibawa keluar.
Saat di luar, kata Apep, sempat putus harapan melihat anaknya yang penuh dengan darah di kepala dan kakinya.
Sedangkan istrinya mengalami bengkak di kaki dan tangannya, kemungkinan tertima reruntuhan.
Tanpa menunggu lama, ia kemudian membawa istri dan anaknya ke rumah sakit.
Apep (50) sedang melihat kondisi rumahnya yang ambruk akibat gempa bumi di RT 01 RW 03, Kelurahan Cipameungpeuk, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Selasa (1/1/2024)
"Sekarang anak dan istri ada di rumah saudara, kami tinggal di rumah saudara sementara, " ujar Apep.
Apep mengatakan, rumahnya yang roboh baru dibangun dua tahun lalu. Uang yang digunakan untuk membangun rumah tersebut merupakan uang yang ia tabung selama bertahun tahun.
"Awalnya saya nabung untuk buat rumah itu bertahun-tahun, ya lebih dari 10 tahun, mungkin sampai 20 tahun,"
"Ini baru dua tahun dibangun tapi sekarang ambruk, padahal ngebangunnya hingga sampai satu tahun karena dicicil, " kata Apep.
Kini Apep harus merelakan hasil kerja kerasnya bertahun-tahun harus musnah dalam hitungan detik akibat gempa yang terjadi menjelang malam pergantian tahun.
Tak hanya istri dan anaknya yang luka serta rumahnya yang ambruk, barang-barang milik Apep sekeluarga pun tertimbun reruntuhan.
"Barang masih di dalam, belum ada yang dibawa karena susah," tuturnya.
Sementara adanya bantuan dari pemerintah melalui BNPB, Apep mengaku bersyukur, bisa untuk kembali membangun rumahnya yang ambruk.