News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BMKG Catat Ada Sesar yang Melintas di Pusat Kota Sumedang

Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Sesar - Sesar aktif yang jadi pemicu gempa bumi di Kabupaten Sumedang berhasil dipetakan oleh badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

TRIBUNNEWS.COM - Sesar aktif yang jadi pemicu gempa bumi di Kabupaten Sumedang berhasil dipetakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Sesar tersebut ternayta melintasan kawasan perkotaan Sumedang dari utara ke selatan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.

Ia mengatakan, setelah memperhatikan sebaran gempa bumi susulan, tatanan tektonik, dan analisis mekanisme sumbernya, gempa bumi tersebut disebabkan oleh sesar aktif yang melewati Kota Sumedang.

"Yang semula belum terpetakan, untuk selanjutnya sesuai analisis data seismisitas BMKG disebut Sesar Sumedang," kata Dwikorita melalui siaran digital, Senin (8/1/2024).

Ia mengatakan, analisis ini mereka lakukan dengan memperhatikan lokasi episenter gempa, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya.

Gempa akhir tahun lalu di Sumedang yang berlanjut dengan gempa susulan hingga beberapa hari kemudian adalah gempabumi kerak dangkal akibat aktivitas sesar aktif, dengan mekanisme sumber merupakan kombinasi antara pergerakan mendatar dan naik, berarah cenderung utara-selatan.

Ada 20 kali gempa sejak akhir tahun lalu hingga Senin.

"Itu semua dapat terukur sehingga akhirnya bisa teridentifikasi patahan atau sesar apa yang menyebabkan gempa. Dengan identifikasi adanya Sesar Sumedang ini diharapkan, dan kami sudah berkoordinasi dengan Bupati Sumedang, sangat positif, untuk segera menyempurnakan tata ruang wilayah di Kabupaten Sumedang dan menyempurnakan aturan standar bangunan tahan gempa," katanya.

Pihaknya bersama Pemkab Sumedang segera memperkuat edukasi kebencanaan.

Fakta yang ada, ujarnya, bukan untuk ditutupi atau dihindari, tetapi justru yang dihindari adalah bencananya atau risikonya.

Baca juga: Ahli Kegempaan ITB Duga Gempa Sumedang Terpicu oleh Pergerakan Sesar Aktif

Pemkab Sumedang, ujar Dwikorita, perlu melakukan evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang dengan mempertimbangkan peta zona bahaya gempa bumi serta pelamparan sesar aktif, Sesar Sumedang.

Kemudian meminta evaluasi dan penerapan building code atau aturan standar bangunan tahan gempa berdasarkan peta mikrozonasi berbasis peak ground acceleration (PGA).

Hal lain yang juga penting, tegas Dwikorita, adalah edukasi dan sosialisasi kebencanaan yang berkesinambungan, terkait potensi bencana gempa bumi, maupun bahaya ikutannya, serta potensi bencana hidrometeorologi. Dalam hal itu BMKG siap untuk terus mendukung program edukasi tersebut.

Minggu 31 Desember 2023 lalu, gempa bumi tektonik mengguncang Sumedang dengan magnitudo 4,8.

Lokasi episenter gempa terletak pada koordinat 6,85 lintang selatan dan 107,94 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak dua kilometer timur laut dari pusat Kota Sumedang dengan kedalaman pusat gempa (hiposenter) 5 kilometer.

Hingga kemarin, gempa susulan dengan magnitudo yang lebih kecil yang dipicu pergerakan sesar Sumedang masih terus terjadi. Kemarin, gempa mengguncang pukul 14.02 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan M=3,1.

Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto, mengatakan episenter terletak pada koordinat 6.81 lintang selatan dan 107.95 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 km timur laut Kabupaten Sumedang, pada kedalaman 7 kilometer.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Sumedang," katanya melalui siaran tertulis.

Dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di wilayah Cimalaka dan Sumedang Utara dengan Skala Intensitas II - III MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang - Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).

"Hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut. Sejak 31 Desember 2023 hingga 8 Januari 2024 pukul 14:11 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan sudah terjadi 20 aktivitas kegempaan di wilayah Sumedang," katanya.

Buat Regulasi

Merespons gempa yang terus terjadi ini, Penjabat Bupati Sumedang, Herman Suryatman, mengatakan, akan kembali berkoordinasi dengan BMKG.

"Saya harus konfirmasi ke BMKG, saya harus lihat, nanti dianalisis," kata Herman di Sumedang.

Ia mengatakan, meski status tanggap darurat bencana telah dicabut, tidak menutup kemungkinan akan diterapkan lagi, melihat kondisi dan rekomendasi dari BMKG.

"Tidak menutup kemungkinan bisa kembali ke tanggap darurat, saya akan koordinasi ke BMKG sekarang juga," kata Herman.

Baca juga: Badan Geologi Ungkap Penyebab Gempa Sumedang, Sebut Sesar Cileunyi-Tanjungsari dan Cicalengka

Pascagempa 31 Desember 2023, Pemkab Sumedang menerapkan tanggap darurat pada 1-7 Januari 2024.

"Per hari ini, 8 Januari 2024, kita masuk fase rehabilitasi," kata Herman.

Hal yang dilakukan pada fase ini adalah penguatan konsolidasi sosial dan data rumah-rumah penduduk yang rusak, serta fasilitas umum yang juga terkena imbas gempa bumi.

THerman mengatakan akan membuat regulasi terkait pembangunan rumah-rumah di Sumedang yang harus mulai memperhatikan ketahanan terhadap gempa bumi.

Rumah tahan gempa bahkan akan dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) bahkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sumedang.

"Bahwa pembangunan di Sumedang ke depan harus memperhatikan risiko gempa," ujarnya.

Di antaranya regulasi itu pada perizinannya. Pembuatan rumah dan bangunan lain, dalam perizinannya agar memperhatikan konstruksi yang antisipatif terhadap gempa.

Namun, Herman juga tidak ingin warga menjadi kerepotan dengan regulasi yang terlalu ketat. Maka, dia akan merumuskan aturan itu dengan matang, dengan pertimbangan pandangan dari berbagai lembaga terkait seperti BMKG, BNPB, perguruan tinggi, dan BPMVG.

"Atau nanti ada formulanya. Jangan mempersulit masyarakat, tapi warning harus disampaikan," katanya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Bahaya Mengintai Sumedang, Ada Sesar Baru yang Melintas di Pusat Kota Berdasarkan Analisis

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini