TRIBUNNEWS.COM, BARABAI - Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan mencatat hingga pertengahan Januari 2024 ada 115 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Kepala Dinas Kesehatan HST, dr Desfi Delfiana Fahmi melalui Kabid P2P, Abdi Budiman mengatakan 115 kasus DBD ini merupakan akumulasi secara keseluruhan terhitung sejak 1 sampai 17 Januari 2024.
"Untuk sebaran per kecamatan, saat ini terbanyak di Kecamatan Barabai ada 43 kasus, LAS ada 15 kasus, Batu Benawa ada 16 kasus dan Pandawan ada 18 kasus," ungkap Abdi Budiman saat dikonfirmasi Banjarmasinpost.co.id, Rabu (17/1/2024).
Dinkes HST telah melaksanakan penyuluhan, siaran keliling oleh seluruh Puskesmas Di HST, melakukan pengasapan (fogging), pembagian bubuk abate untuk mengantisipasi DBD.
Baca juga: Pakar Ingatkan Pemerintah Perlu Berhati-hati Terapkan Strategi Wolbachi saat Tangani DBD
"Kami tentu menyarankan bagi masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Tengah agar melaksanakan gerakan Satu Rumah, Satu Jumantik ((G1R1J)," ujarnyanya.
Selain saran kepada masyarakat, untuk aparat desa agar mengiatkan lagi budaya gotong royong karena dengan gotong royong otomatis rumah atau sarang nyamuk akan bersih.
"Intinya bila tidak ada sarang nyamuk maka tak akan ada juga nyamuknya dan yang paling penting adalah mari kita budayakan Hidup Bersih dan sehat," ujar dia.
Terkait pencegahan penyebaran kasus DBD, Bupati HST, H Aulia Oktafiandi menyampaikan imbauan berdasarkan surat Nomor 443.42/860/KES 2023 tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sebagai antisipasi penularan DBD.
Pemerintah Targetkan Nol Kematian Akibat DBD di 2030
Pemerintah terus berupaya memenuhi target nol kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) pada 2030.
Diketahui DBD adalah penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk dengan penyebaran tercepat dan merupakan ancaman kesehatan masyarakat yang besar.
Tingginya tingkat penyebaran dan kematian akibat dengue di Indonesia, mendorong pemerintah dan pihak swasta bersinergi.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mencatat, dalam 47 pekan tahun 2023 (periode Bulan Januari – November), terdapat 83.302 kasus DBD di 465 Kab/Kota di 34 Provinsi dengan angka kematian 574 kasus.
Baca juga: Nyamuk Wolbachia Alias Nyamuk Bill Gates Diklaim Ampuh Turunkan Kasus DBD, Ini Penjelasan Pakar
Direktur Jenderal Pencegahan Penyakit (P2P) Kemenkes Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, mengatakan, untuk dapat menekan angka kejadian dengue di Indonesia, diperlukan pelaksanaan strategi yang menyeluruh dan sistematis.
"Kami melihat penguatan sistem dan data menjadi kunci yang akan dapat mengantarkan kita kepada tujuan bersama ‘nol kematian akibat dengue’ di tahun 2030. Tapi tentunya hal ini tidak lepas dari perlunya sinergi yang kuat antara berbagai pihak, baik pemerintah, maupun sektor swasta," kata Dr Maxi dalam kegiatan baru-baru ini.
Adapun salah satu program yang mendukung pencapaian ‘nol kematian akibat dengue 2030’ adalah Program Vaksinasi DBD di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada tanggal 12 November 2023 lalu oleh Dinas Kesehatan setempat.
Program ini bersejarah, di mana pertama kalinya program vaksinasi untuk DBD dilakukan di Indonesia dengan lebih dari 19.000 dosis.
"Ini adalah sebuah momentum bagi Indonesia untuk menurunkan angka kasus DBD dan mendekati tujuan ‘nol kematian akibat dengue’ di tahun 2030," ungkap Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya.
Provinsi Kalimantan Timur dipilih karena menjadi salah satu daerah endemik dengue di Indonesia dengan beban yang tinggi.
Pada tahun 2022, mengalami peningkatan kasus hampir di 10 Kabupaten/Kota dengan IR 58,2 / 100.000 dan CFR sebesar 0,66 persen yang masih jauh dari target pemerintah dalam menurunkan beban dengue hingga IR <10/100.000.
Sepanjang tahun 2022, telah terjadi 2 KLB dengue serta peningkatan 2 kali lipat kasus dengue dibandingkan tahun sebelumnya. Kasus dengue berdampak pada masyarakat dari berbagai kelompok usia di seluruh wilayah Kalimantan Timur.
Dinas Kesehatan Kalimantan Timur telah mengupayakan Program PSN 3M Plus serta penguatan program G1R1J di seluruh jangkauan komunitas masyarakat Kalimantan, serta inovasi pencegahan pilot Wolbachia di Bontang, namun terkendala masalah konsistensi dan kesinambungan.
"Kami sangat menyambut baik kerja sama inovasi dalam pencegahan dengue, untuk menurunkan angka kejadian dengue di masyarakat," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, dr. H. Jaya Mualimin, SpKJ, M.Kes, MARS.
Selain memperkuat pengumpulan dan validasi data persebaran dengue di Indonesia, diperlukan juga intervensi inovasi guna menurunkan angka kejadian dengue.
Seperti kampanye kesehatan Ayo 3M Plus dan Vaksin DBD.
Hal ini disampaikan oleh Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht.
"Seperti yang kita ketahui, sampai saat ini, belum ada obat yang spefisik untuk menyembuhkan dengue. Kami berkomitmen untuk memerangi dengue dengan membuka akses yang luas terhadap inovasi pencegahan dengue. Dalam hal ini, kami turut menggandeng Bio Farma sebagai mitra, untuk bersama-sama melindungi lebih banyak masyarakat dari bahaya dengue," tutur dia.
(Banjarmasinpost.co.id/Stanislaus Sene)
Artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul 17 Hari Tercatat Sudah 115 Kasus DBD Ditemukan di HST, Kecamatan Barabai Terbanyak