TRIBUNNEWS.COM – Terkait video oknum guru memaksa siswa Sekolah Dasar (SD) untuk berinfak, Wakil Ketua DPRD Prabumulih, Ahmad Palo, ikut memberi tanggapan.
Seorang guru di SD 82 Prabumulih, Sumatera Selatan beberapa waktu lalu viral usai terekam kamera memaksa para siswa untuk berinfak.
Video itu diduga untuk merekam siswanya yang tidak berinfak agar merasa malu.
Guru itu juga seakan mengancam siswanya jika tidak berinfak namun ketahuan jajan.
Ahmad Palo menyebut perlu dilakukan evaluasi oleh pemerintah kota dan dinas pendidikan untuk memberikan teguran tidak hanya kepada SDN 82 Prabumulih saja, namun juga kepada semua sekolah dan guru agar tidak melakukan penekanan terhadap siswa terkait infak.
Sebab, pemaksaan untuk melakukan infak itu disebut dapat berdampak pada mental siswa yang dapat mengalami trauma.
"Kalau begini pastinya ajan membuat anak yang tidak membawa uang jajan atau infak bisa mengalami trauma mental."
"Mereka mungkin akan merasa terpaksa membawa uang setiap kali sekolah agar tidak di-bully teman-teman dan guru," ujar Ahmad Palo, Kamis (18/1/2024), dikutip dari TribunSumsel.
Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menyesalkan hal itu terjadi.
Tidak hanya itu, ia menyebut seharusnya para guru sadar dengan adanya pendidikan agama Islam di sekolah yang tidak memperbolehkan infak dijadikan sebagai hal yang wajib apalagi adanya tekanan atau paksaan.
Meskipun tujuan awalnya baik, namun apa yang dilakukan oknum guru itu dinilai tidak tepat.
Baca juga: Viral Guru di Prabumulih Paksa Siswa SD Berinfak, Pihak Sekolah Langsung Dapat Teguran
Sebab, Ahmad Palo mengatakan tidak semua orang tua siswa memiliki kemampuan yang sama.
"Pendidikan agama Islam mengajarkan bahwa infak itu bagian dari ibadah, namun ibadah memiliki banyak bentuk, tidak hanya berinfak.”
“Oleh karena itu, pemerintah kota melalui dinas pendidikan perlu memberikan pemahaman yang benar kepada sekolah dan guru, bahwa berinfak bukanlah hal yang wajib dan tidak boleh melakukan penekanan kepada siswa," jelasnya.
Untuk itu, ia meminta dinas pendidikan memanggil oknum guru yang bersangkutan dan memberikan sanksi sehingga tidak terulang lagi di waktu yang akan datang.
Pihak Sekolah Sebut Ada Program Khusus
Sebelumnya, Kepala Sekolah SD Negeri Prabumulih, Lisnaini, mengakui peristiwa tersebut terjadi di sekolahnya.
Namun, video itu dibuat tanpa sepengetahuannya selaku kepala sekolah serta guru-guru yang lain.
Lisa mengatakan, setiap hari kamis, anak-anak di sekolah tersebut membaca surat Yasin dan kemudian dilanjutkan dengan memberikan infak tanpa paksaan.
"Sebetulnya infak itu di sekolah kami hanya mengalir saja, setiap kamis program kami SD 82 itu berbagi," katanya, Rabu (17/1/2024), dikutip dari TribunSumsel.com.
"Jadi setiap bulan program kami di SD 82 ini dari infaq itu dibagikan kepada anak-anak yang membutuhkan," sambungnya.
Terkait video yang kini menjadi perbincangan itu, Lisa mengaku salah dan memohon maaf kepada seluruh masyarakat khususnya para orang tua murid.
Ia juga menyampaikan permintaan maafnya ke pemerintah kota Prabumulih.
"Saya selaku kepala sekolah SDN 82 memohon maaf kepada seluruh masyarakat kota Prabumulih dan pemerintah kota Prabumulih," katanya.
Ia juga mengaku telah memanggil guru yang bersangkutan dalam video tersebut.
Bahkan masalah itu telah diurus oleh Dinas Pendidikan.
Sebagian artikel telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul DPRD Prabumulih Minta Oknum Guru Paksa Murid Berinfaq Ditegur, Tegaskan Infaq Tak Boleh Dipaksa
(Tribunnews.com.Linda) (TribunSumsel.com/Edison)