"Kemudian WS terpeleset, dan masuk ke dalam selokan serta terseret arus," ungkap Kasi Humas.
Lantaran tak berani menolong, kelima rekan korban hanya bisa berteriak guna memancing perhatian warga sekitar.
Warga yang mendekati TKP meminta 5 rekan korban untuk menjauhi selokan agar tak terseret arus.
Ketika air surut, korban WS baru berhasil dicari warga dengan masuk ke selokan dan gorong-gorong.
Tubuh WS kemudian dinaikkan ke jalan dengan cara diikat.
"Setelah air surut baru WS berhasil dicari dengan warga turun ke selokan dan masuk ke gorong-gorong yang kemudian mengikat tubuh WS hingga berhasil dinaikkan ke atas selokan," beber AKP Sukadi.
Kejadian tersebut kemudian dilaporkan oleh ayah korban, Muhamad Sulkhan (55) ke Polsek Denpasar Utara.
Menindaklanjuti hal tersebut, petugas kepolisian meminta keterangan saksi-saksi di TKP dan menghubungi ambulans untuk mengevakuasi korban ke rumah sakit.
Menurut keterangan pihak keluarga kepada petugas, WS memang kerap bermain dengan anak kecil kendati usianya telah remaja.
Selain itu, pihak keluarga menolak dilakukan visum ataupun autopsi terhadap korban lantaran telah mengikhlaskan kepergian WS.
"Menurut keterangan keluarga dan saksi bahwa korban memang punya kebiasaan bermain dengan anak-anak kecil padahal umurnya sudah remaja."
"Keluarga korban mengiklaskan atas meninggalnya korban dan menolak dilakukan VER ataupun autopsi dengan membuat surat pernyataan," ungkap Kasi Humas.
Jenazah korban yang semulan dievakuai ke RSIA, Jl Gatot Subroro Barat, Denpasar akan dibawa ke Yayasan Tanah Wakaf Ash Shiratal Mustaqim, Jl. Kusuma Bangsa IV, Denpasar.
Pihak keluarga berencana akan langsung memberangkatkan jenazah korban ke Lamongan, Jawa Timur.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul BREAKING NEWS: Banjir di Denpasar Membawa Duka, Remaja 16 Tahun Tewas Terseret Arus dan Tenggelam