News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kematian Santri di Ponpes Tebo Penuh Kejanggalan Orangtua Nekat ke Jakarta Minta Tolong Hotman Paris

Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto Hotman Paris dan orang tua yang tuntun keadilan atas kematian anaknya di Pesantre, Tebo, Jambi. Hotman Paris ajak pengacara di Jambi ungkap misteri kematian Airul Harahap di Ponpes Tebo.

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Demi mendapatkan keadilan di kasus kematian sang anak yang masih misteri, orangtua di Jambi nekat ke Jakarta.

Salim Harahap dan istri meminta tolong ke pengacara kondang Hotman Paris.

Mereka merasa kematian sang anak, Airul Harahap penuh kejanggalan.

Pasutri ini tidak terima anaknya tiba-tiba dipulangkan dalam keadaan tak bernyawa.

Selama ini anaknya mondok di Ponpes Raudatul Mujawidin unit 6 Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.

Permintaan untuk mengawal kasus santri tewas tak wajar ini direspons Hotman Paris.

Sang pengacara itu juga meminta pengacara di Jambi agar bergabung dengan timnya.

Hotman Paris mendesak Kapolda Jambi dan Propam Jambi melakukan penyelidikan ulang terkait kasus kematian Airul Harahap di Pondok Pesantren Raudatul Mujawidin unit 6 Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi

Kematian Anaknya di Ponpes Tebo Jadi Misteri, Orang Tua Minta Bantuan Hotman Paris

Viral orang tua korban dari Pondok Pesantren di Tebo minta bantuan ke Hotman Paris.

Orang tersebut kehilangan anaknya yang mondok di Ponpes Raudatul Mujawidin unit 6 Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.

Orang tua dari Airul Harahap itu tidak terima anaknya tiba-tiba dipulangkan dalam keadaan tak bernyawa.

“Selamat siang Pak Hotman Paris, saya orang tua Khairul Harahap, Di pondok pesantren Raudatul Mujawidin unit 6 Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, yang telah meninggal dunia dan saya orang tuanya tidak dikabari atas meninggalnya anak saya,” kata ayah Khairul yang memegang foto-foto tubuh sang anak.

Sang ayah mengaku saat sore hari masih berkomunikasi dengan anaknya.

Namun tiba-tiba saat Maghrib, pihak Ponpes membawa anaknya yang telah meninggal dunia.

Bahkan sang anak juga sudah telah dipakaikan kain kafan.

Orang tua Khairul itu tentu sangat terkejut melihat anaknya terbujur kaku tanpa ada kabar sebelumnya dari pihak Ponpes.

"Sebelum meninggal kami ada komunikasi dengan anak saya yaitu khairul, dan tiba-tiba setelah maghrib orang itu membawa anak kami yaitu sudah di kafani,” jelas sang ayah.

“Dan kami tidak diberi kabar atas meninggalnya anak kami,” sambungnya.

Hotman Paris  (Tangkapan layar YouTube Intens Investigasi)

Ibu Khairul meminta bantuan Hotman Paris untuk mengungkapkan fakta dari meninggalnya anak mereka.

“Minta tolong bg Hotman Paris, kami tidak terima anak kami diperlakukan seperti ini, bang tolong kami bg Hotman,” kata sang ibu sambil menangis.

Hotman Paris pun langsung merespon dengan membagikan video tersebut ke Instagram pribadinya.

Sang pengacara itu juga meminta pengacara di Jambi agar bergabung dengan timnya.

"Ayok pengacara di Jambi agar bergabung dgn Tim Hotman 911 ! Hub @putrimayarumanti," tulisnya.

Hingga ada pengacara Jambi yang menawarkan diri untuk membantu orang tua korban Ponpes dan bergabung dengan Hotman Paris.

Tak sedikit pula warganet yang prihatin dan mengecam Pondok Pesantren tersebut.

ordeprianata : Izin bg hotman, saya advokat domisili jambi, lebih tepatnya muara bungo jambi, dan dekat dari rimbo bujang, saya siap mendampingi dan membantu ibu dan bapak tersebut mendapatkan keadilan untuk anaknya mohon jika ada yang mengenal bisa hubungi saya, dan saya akan coba mencari tahu informasi tersebut

indahrangkuti99 : Aku herannnn. Kenapa pesantren banyak kejadian seperti ini

hexadesimalll: Ponpes skrng ga ky dulu. Banyak penyiksaan banyak anak2 sepesantren Pd memalak anak baru nyiksa anak baru sampai merenggut nyawa

titisannyairatukidul__ : Usut trs bang,ini bukan karna si korban gak nurut krna susah di suruh sholat karna di pondok itu kalau gak nurut ada hukuman nya sndiri dgn di botakin pala nya biasanya,BKN dgn di siksa bgni,,ni hanya pembelaan aja supaya gak di salahkan ,,, usut trs bang

Belum ada Penetapan Tersangka atas Kematian Anaknya, Salim Harahap Nekat ke Jakarta Temui Hotman Paris

Salim Harahap pergi ke Jakarta untuk menemui pengacara kondang Hotman Paris.

Dia mengaku telah satu minggu di Jakarta bersama istrinya.

Tujuannya ke Jakarta untuk mencari keadilan atas kematian anak remajanya di Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Mujawwidin Unit 6 Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.

Salim mengungkapkan misteri kematian anak laki-lakinya itu hingga kini belum terungkap di Polres Tebo.

"Sudah lima bulan, tapi sampai sekarang perkembangannya masih sama dengan beberapa bulan lalu. Belum ada tersangka, sementara hasil autopsi jelas mengatakan kematian anak saya gegara benda tumpul," kata Salim, Kamis (14/3/2024).

Baca juga: Lima Saksi Diperiksa terkait Tewasnya Santri di Pondok Pesantren Tebo Jambi

Akibat tak puas dengan proses hukum yang kini berjalan di Polres Tebo, Salim berangkat ke Jakarta menemui Hotman Paris.

Warga Desa Muara Kilis ini berharap Hotman Paris dapat membantu untuk memenuhi rasa keadilan bagi keluarganya.

"Sudah ketemu dengan asistennya, besok rencananya ketemu dengan Pak Hotman Paris. Beliau juga sudah siap bantu dan sudah upload di instagramnya terkait kasus ini," ujar Salim.

Respons Polisi

Sementara itu, Kapolres Tebo AKBP I Wayan Arta Ariawan menjelaskan bahwa kasus itu masih berproses.

"Masih proses penyidikan. Lebih detailnya hubungi kasat reskrim ya," kata I Wayan.

Kasat Reskrim Polres Tebo Iptu Yoga Susanto saat dihubungi menjelaskan pihaknya menerapkan pasal penganiayaan terkait kasus ini.

Namun, pihaknya mengakui hingga kini belum menetapkan tersangka karena kekurangan alat bukti.

"Alat bukti kami belum cukup," ujarnya.

Viral Hotman Paris Desak Kapolda Jambi untuk Selidiki Ulang Kasus Kematian Anak di Ponpes Tebo

Kasus kematian Airul Harahap di Pondok Pesantren Raudatul Mujawidin unit 6 Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi masih menjadi misteri.

Orang tua korban sampai meminta bantuan Hotman Paris untuk mengungkapkan fakta atas kematian anak mereka.

Pengacara kondang itu pun mendesak Kapolda Jambi dan Propam Jambi untuk melakukan penyelidikan ulang terkait kasus tersebut.

Baca juga: Santri Pondok Pesantren di Tebo Meninggal, Awalnya Orang Tua Dikabari yang Meninggal Anak Tetangga

Diketahui Airul meninggal dunia pada bulan November 2023 lalu.

Pihak pesantren mengatakan jika sang anak meninggal dunia karena sengatan listrik.

Namun sang ayah tak mempercayai hal itu lantaran ada bekas luka di tubuh Airul.

Terlebih hasil visum juga menyatakan jika luka tersebut disebabkan oleh benda tumpul.

Hal itu tertera pada berkas kasus kematian Airul Harahap yang diposting Hotman Paris di Instagram pribadinya.

"Kasus anak meninggal di pondok pesantren di jambi. Pihak pesantren mengatakan meninggal karena sengatan listrik. Ayah korban melihat ada luka di bagian tubuh korban dan hasil visum kata nya meninggal karena benda tumpul," tulis Hotman Paris.

Hingga Hotman Paris pun mendesak Kapolda Jambi dan Propam Jambi agar dilakukan penyelidikan ulang.

Hotman berharap bisa dilakukan autopsi terhadap jasad korban yang telah di kubur.

"Ayo bapak kapolda Jambi dan propam polda Jambi agar di sidik ulang dengan menggali kubur dari korban untuk di autopsi," katanya.

Baca juga: Kanit PPA Polres Tebo Jambi Dipatsus Buntut Permintaan Uang kepada Orangtua Korban Perkosaan

Ia juga menegaskan bahwa akan memberikan bantuan kepada keluarga Airul Harahap sampai fakta kematian sang anak terungkap.

"Tim hotman 911 akan terus memberikan bantuan hukum kepada keluarga korban," jelasnya.

Tak hanya itu, Hotman juga mengajak para pengacara di Jambi untuk membantu keluarga korban.

"Para pengacara di Jambi hubungi @putrimayarumanti," tutupnya

3 Kejanggalan Kematian Santri di Tebo

Orang tua Airul juga mengungkapkan beberapa kejanggalan atas kematian anaknya.

1. Keterangan Ponpes berbeda dengan hasil visum

Pihak Pondok Pesantren mengatakan jika sang anak meninggal dunia karena sengatan listrik.

Namun sang ayah tak mempercayai hal itu lantaran ada bekas luka di tubuh Airul.

Terlebih hasil visum juga menyatakan jika luka tersebut disebabkan oleh benda tumpul.

Hal itu tertera pada berkas kasus kematian Airul Harahap yang diposting Hotman Paris di Instagram pribadinya.

"Kasus anak meninggal di pondok pesantren di jambi. Pihak pesantren mengatakan meninggal karena sengatan listrik," tulis Hotman Paris.

"Ayah korban melihat ada luka di bagian tubuh korban dan hasil visum kata nya meninggal karena benda tumpul," sambungnya.

2. Airul dipulangkan setelah dipakaikan kain kafan

Sang ayah mengaku saat sore hari masih berkomunikasi dengan anaknya.

Namun tiba-tiba saat Maghrib, pihak Ponpes membawa anaknya yang telah meninggal dunia.

Bahkan sang anak juga sudah telah dipakaikan kain kafan.

Orang tua Khairul itu tentu sangat terkejut melihat anaknya terbujur kaku tanpa ada kabar sebelumnya dari pihak Ponpes.

"Sebelum meninggal kami ada komunikasi dengan anak saya yaitu khairul, dan tiba-tiba setelah maghrib orang itu membawa anak kami yaitu sudah di kafani,” jelas sang ayah.

3. Tidak dikabari saat sang anak kehilangan nyawa

Orang tua Airul merasa janggal kenapa pihak Ponpes tak langsung memberi kabar atas kondisi anaknya yang sudah tidak bernyawa.

"Kami tidak diberi kabar atas meninggalnya anak kami,” sambungnya.

Pihak Ponpes hanya tiba-tiba membawa tubuh sang anak yang sudah dipakaikan kain kafan.

Kini Hotman Paris pun mendesak Kapolda Jambi dan Propam Jambi agar dilakukan penyelidikan ulang.

Santri di Tebo Tewas, Awalnya Disebut Tersengat Listrik

Diberitakan sebelumnya, pada Selasa (14/11/2023) sekira pukul 17:30 WIB AH ditemukan tewas di lantai tiga atau rooftop asrama An-Nawawi Ponpes Raudhatul Mujawwidin.

Berdasarkan surat keterangan kematian dari Klinik Rimbo Medical Centre disebut akibat tersengat listrik.

Namun hasil autopsi yang disampaikan oleh keluarga AH meninggal akibat benda tumpul.

Kemudian, SPDP yang dikirimkan ke Kejaksaan Negeri Tebo, dituliskan pasal 351 tentang penganiayan.

Namun belum dicantumkan nama tersangka.

Baca juga: Pengasuh Ponpes dan Putranya di Trenggalek Jadi Tersangka Kasus Pencabulan Santriwati

Salim Harahap mengungkapkan sejam sebelum kejadian itu, dirinya dan istri masih berkomunikasi melalui sambungan telepon.

Ia merasa janggal dengan peristiwa itu sebab pihak keluarga tidak dikabari soal kematian anaknya.

Selain itu ditemukan bekas luka di bagian bibir, siku tangan dan bagian kaki korban.

Kemudian, pada Senin (20/11) lalu, makam AH dilakukan pembongkaran dan kemudian diautopsi untuk menyelidiki penyebab kematian.

Autopsi tersebut atas persetujuan pihak keluarga dalam kepentingan pengungkapan kasus ini. (tribun network/thf/TribunJambi.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini