News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Madumongso asal Ponorogo Terjual hingga ke Luar Pulau, Supriati: Tahun Lalu Terjual 1500 Kilogram

Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jajanan Jadul Masih Menjadi Primadona, Madumongso Asal Ponorogo Ini bisa terjual hingga 1,5 Ton

TRIBUNNEWS.COM - Jajanan Madumongso dari Ponorogo, Jawa Timur naik daun.

Jajanan jaman dulu (jadul) ini peminatnya meninggal mendekati Lebaran.

Madumongso sendiri masuk dalam jajanan yang diminati saat lebaran di kalangan warga Ponorogo.

Salah seorang produsen Madumongso di Ponorogo pun kebanjiran pesanan.

Padahal lebaran masih lama dan baru memasuki sepekan Bulan Ramadan.

Adalah Supriati yang memproduksi madumongso.

Di dapur kecilnya pada rumahnya di Jalan Kawung, Kelurahan Mangunsuman, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo Supriati bersama pekerjanya memproduksi madumongso setiap hari.

Dengan telaten Supriati mencuci ketan hitam yang dicampur ketan putih.

Kemudian direndam dengan air hangat selama satu hari satu malam.

Setelah dilakukan perendaman satu hari satu malam, kemudian dilakukan pengukusan hingga 2 kali.

Lalu difermentasi selama 2 hari hingga menjadi tapai.

Setelah menjadi tapai, kemudian dicampur dengan santan, gula merah dan gula putih. Diaduk di atas kompor hingga 2 jam. Baru diangkat.

“Lebaran lalu saya memproduksi sampai 1,5 ton atau 1500 kilogram madumongso terjual. Kalau tahun ini baru satu pekan juga sudah 150 kilogram pesanan,” ungkapnya, Rabu (20/3/2024).

Dia menyebutkan bahwa orderan madumongso sudah mulai diterima sejak sebelum puasa. Sehingga awal bulan ramadan, dia mulai memproduksi madumongso,

“Pesanan sudah membludak ini setelah 7 hari puasa. Pemesanan memang luar biasa. Saya sudah produksi 1.5 kwintal ketan itu jadi 2 kwintal madumongso,” terangny.

Menurutnya, madumongso buatannya dijual dengan harga Rp 135 ribu per kilogram. Penjualannya pun tidak hanya di bumi reog saja.

“Ada yang pesan dari Papua, Sulwesi, Kalimantan maupun Sumatera. Yang di Jawa Timur malah sedikit,” terangnya,

Dia menyebutkan bahwa pemasarannya melalui online. Mereka yang pesan adalah yang pernah tinggal di Ponorogo.

“Sehingga mereka kangen dengan ponorogo. Mereka pengen jajanan jadul waktu mereka kecil,” tegasny.

Supriati juga memberdayakan warga sekitar. Dimana, dia meminta tolong tetangga untuk membungkus madumongso yang dirinya produksi.

“Mereka kan puasa tidak ada kerjaan. Akhirnya daya berikan kerjaan. Alhamdulillah saya dapat cuan, warga sekitar juga,” pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Jajanan Madumongso Asal Ponorogo Bias Terjual Hingga 1,5 Ton, Banyak Pesanan dari Luar Pulau

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini