Polisi, kata Bram, sudah berupaya menghentikan laju mobil yang dikemudian Dwi.
Upaya itu dilakukan lantaran dikhawatirkan dapat membahayakan pengendara lain.
"Bahkan tembakan peringatan juga tidak mau berhenti, sehingga saat di jalan itu ya sudah berurusan dengan polisi."
"Saat mengejar mobil itu, yang motor tadi 2 motor sudah tidak ada, tapi kita tetap kejar karena sudah membahayakan di jalan," urainya.
Aksi kejar-kejaran itu akhirnya terhenti setelah korban mengalami kecelakaan seusai menghindari pengendara lain.
"Penyebab kecelakaan itu dia menghindari orang sehingga kecelakaan tunggal."
"Karena kecepatan tinggi, fatalitasnya tinggi, kalau dilihat lepas kendali," tandasnya.
Sementara itu, menurut sepupu korban, Erwin, siang hari sebelum kejadian nahas itu, Dwi sedang mencari ruko untuk usaha klinik kecantikan.
Selanjutnya, Dwi menghubungi ayahnya dalam kondisi ketakutan karena dibuntuti orang.
Saat itu, ayah korban menyarankan agar sang putri tancap gas menghindari orang tersebut.
Namun, setelah mengebut, Dwi justru diteriaki oleh tiga orang dengan sebutan maling. Mereka juga mengejar Dwi.
Tak lama kemudian, ada polisi di wilayah itu juga ikut mengejar karena mendengar teriakan maling dari tiga orang tersebut.
"Korban ini orangnya cemasan, gugup. Semakin dikejar oleh warga dan ada aparat juga, Dwi semakin ngebut, semakin tidak terkendali."
"Singkat cerita terjadi kecelakaan di Sekernan Muaro Jambi, kata Erwin, mengutip TribunJambi.com.