TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua pentolan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ditembak mati Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz 2024 bersama Satgas Amole 2024 dan Satgas Nanggala.
Keduanya adalah Abubakar Kogoya dan Demianus Magay.
Mereka tewas setelah melakukan perlawanan terhadap petugas yang hendak melakukan penegakan hukum di wilayah Kali Kabur, Mile 69 Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Kamis (4/4/2024) sekitar pukul 15.00 WIT.
"Kedua anggota KKB aktif itu dinyatakan meninggal dunia usai dilakukan penegakan hukum oleh satgas Ops Damai Cartenz di sekitar Kali Kabur, Mile 69 Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika," ungkap Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2024 AKBP Bayu Suseno dalam keterangannya.
Baca juga: Mabes TNI Sebut Oknum Anggota yang Rekam Video Penyiksaan Terduga KKB Definus Kogoya, Juga Ditahan
Siapakah Damianus Magay?
Berikut sosoknya.
Mengutip PosKupang, Damianus yang memiliki nama lengkap Damianus Magay Yogi adalah Panglima Tertinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Mardeka (TPNPB OPM) atau afiliasi KKB Papua.
Damianis dituding sebagai salah satu agen TNI Polri yang masuk dalam organisasi Papua Merdeka.
Komnas TPNPB-OPM menyebut Damianus Magai Yogi agen TNI Polri.
Diketahui KKB Papua memiliki tiga sayap militer dengan misi yang sama, yakni memperjuangkan Papua Barat merdeka.
Pertama TPNPB-OPM dipimpin oleh Goliat Tabuni.
Kedua, TNPB dipimpin Fernando Worobay.
Ketiga, Tentara Revolusi Papua Barat (TRWP), dipimpin Matias Wenda.
TPNPB Tolak Keberadaan Demianus
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) tidak mengakui Benny Wenda, Presiden Sementara Pemerintahan Papua Barat (ULMWP).
Dalam keterangan tertulisnya pada Minggu 1 Januari 2023, Juru Bicara KOMNAS TPNPB, Sebby Sambom awalnya menyatakan mendukung Panglima TPNPB Goliat Tabuni.
Namun TPNPB menolak keberadaan Panglima West Papua Army (WPA) Damianus Magai Yogi.
Sebby Sambom mengatakan KOMNAS TPNPB menilai kubu Damianus Magai Yogi melakukan tindakan kriminal memanipulasi dokumen-dokumen Perang Pembebasan Nasional Papua.
Baca juga: Aksi Brutal KKB, Tahun Lalu Total 61 Korban Tewas, 2024 Hingga April Sudah 7 Korban Tewas
Menurut Sebby Sambom, manipulasi dokumen perang pimpinan dan pasukan TPNPB-OPM di bawah komando Goliat Tabuni dan Lekagak Telenggen adalah tindakan kriminal.
"Dalam hal ini, kami perlu sampaikan bahwa tindakan kriminal Damianus Magai Yogi dan kelompoknya ini akan dipertanggungjawabkan setelah Papua Merdeka ataupun sebelum merdeka. Tindakan kriminal dengan cara manipulasi dokumen KOMNAS TPNPB adalah kejahatan internasional atas hak cipta," kata Sebby Sambom, dilansir dari akun Instagram westpapuanews mengutip Pos Kupang.
Sebby Sambom menegaskan, sayap militer OPM yang eksis berjuang di seluruh Tanah Papua adalah Komnas TPNPB-OPM di bawah pimpinan Goliat Tabuni dan Lekagak Telenggen.
Dia mengatakan bahwa West Papua Army didirikan Benny Wenda di Vanimo Papua Nugini.
Menurut Sebby Sambom, West Papua Army saat ini dipimpin Damianus Magai Yogi merusak persatuan dan perjuangan Papua Merdeka.
"Maka kami tidak akan mengakui. Kami tegas menolak kelompok Benny Wenda, Damianus Magai Yogi dan Menaseh Tabuni," tegas Sebby Sambom.
Damianus Magai Yogi langsung merespon pernyataan Sebby Sambom.
"Saya sangat mengapresiasi anda dan tidak pernah mengubah posisi yang anda tempatkan sendiri tanpa melalui forum manapun memilih anda menjadi Juru Bicara Tentara Papua Barat. Pekerjaan anda menengahi, anda bukan militer," ujar Damianus Magai Yogi, dilansir dari thetpnpbnews.com.
Dia menjelaskan bahwa kehadiran West Papua Army melanjutkan sejarah lama yang dibuka oleh orang tua.
"Orang tua saya dan saudara laki-laki saya berkorban dengan cara ini. Anda adalah sipil yang selalu menyerang saya. Saya masih mengatur pasukan saya di Ilaga, Puncak, Timika, Intan Jaya, Nduga, Deiyai, Dogiay, Paniai, Nabire, Fakfak dan Kaimana termasuk lapago," katanya.
"Kami tidak bertarung di media seperti Anda. Kami bertarung dalam pertarungan nyata, serang musuh di sana. Sebenarnya, saya generasi baru. Semua keluarga saya mati di jalan kebebasan ini, saya tidak akan mengkhianati mereka tetapi terus berjuang melawan musuh Indonesia. Kami menggunakan dokumen dan gerakan yang sama," tambah Damianus Magai Yogi.
Baca juga: Soal Penganiayaan terhadap Anggota KKB Papua, Menko Polhukam: Saya Sudah Panggil Panglima TNI
Dia mengingatkan Sebby Sambom untuk berhenti mengganggunya.
"Saya ingatkan, Anda boleh berhenti mengganggu saya, saya akan menghentikan posisi fungsional Anda," ancam Damianus Magai Yogi.
Sebagaimana diketahui bahwa Pemerintah Indonesia menetapkan Organisasi Papua Merdeka sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua.
Masa Kecil Damianus
Damianus Magai salah satu anak kandung dari Tadeus Yogi, tokoh TPN-OPM, kini dikenal sebagai TPNPB di Wilayah Adat Meepago, Papua.
Mengutip Pos Kupang, pada November 2021 lalu, Damianus Yogi menuturkan bagaimana kisah hidupnya.
Sejak kecil, ia menyaksikan perjuangan ayahnya melakukan perlawanan bersenjata melawan aparat keamanan TNI/Polri membuat kisah hidupnya tak pernah sama dengan kisah anak-anak pada umumnya.
Damianus Yogi yang lahir pada 1994 menjadi saksi bagaimana keluarganya selalu dalam ancaman.
Bila Demianus Yogi ingin menjumpai ayahnya yang berada di hutan, Demianus harus bersurat dulu.
Hal itu dilakukannya untuk mencegah risiko bagi ayahnya.
Demianus Yogi yang bersekolah di Paniai dulu bercita-cita ingin menjadi Tentara Perdamaian.
Namun situasi dan keamanan yang tidak kondusif membuat mimpinya kandas.
Di bangku kelas 5 SD, cita-cita itu pupus lantaran ia tidak bisa lagi melanjutkan sekolahnya, gara-gara ia dan ibunya menjadi incaran aparat.
Baca juga: Pasca Penembakan KKB Tewaskan 2 Polisi, Seorang Warga Sipil Ditemukan Tewas Terkena Panah
Demianus mengenang, cita-citanya gagal tercapai bukan karena ia malas bersekolah, namun karena keselamatan dirinya selalu terancam.
Ia mengatakan apa yang dialaminya juga dirasakan oleh anak keturunan para tokoh OPM dan TPN lainnya.
"Di daerah lain di Papua, yang menyaksikan konflik hingga keluarga mereka tewas akibat ditembak aparat, juga merasakan hal seperti yang saya alami," katanya.
Demianus meyakini, sepanjang Indonesia masih menduduki Papua, Orang Asli Papua (OAP), khususnya anak-anak para tokoh OPM, tidak akan pernah mengalami hidup yang baik.
Demianus merasa, semenjak tahun 1961 hingga sekarang pemerintah Indonesia belum menganggap Orang Asli Papua sebagai bagian dari Indonesia.
Di pihak lain, TPNPB juga belum beranggapan bahwa Papua dan Orang Asli Papua adalah bagian dari Indonesia.
Kronologis Demianus Ditembak Aparat
Kronologis kejadian berawal saat anggota Satgas Damai Cartenz mendengar suara letusan di area Mile Point (MP) 69, tepatnya Kali Kuluk Tembagapura.
Akibat suara letusan senjata tersebut, para pendulang non karyawan atau masyarakat setempat lari ketakutan dan berlari ke arah Utikini.
Merespon situasi tersebut, aparat keamanan gabungan TNI-Polri yang terdiri dari Satgas Nanggala, Damai Cartenz TNI-Polri, bersama Koops Habema bergegas mendatangi lokasi.
Kehadiran aparat langsung disambut letusan senjata api dari pihak KKB.
Kontak tembak antara KKB dan KKB pun tak terelakkan.
Setelah kontak tembak terjadi, aparat menemukan ada 2 korban jiwa di pihak KKB Papua.
Diyakini satu korbannya adalah Abubakar Kogoya.
Selain itu, aparat pun menemukan satu pucuk pistol.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2024 AKBP Bayu Suseno mengatakan ada dua anggota KKB yang tewas dalam peristiwa tersebut.
"Kedua anggota KKB aktif," ucap AKBP Bayu Suseno dalam keterangannya.
Selain menembak mati kedua anggota KKB, Satgas Damai Cartenz 2024 juga berhasil mengamankan barang bukti berupa senjata api laras pendek jenis sig sauer beserta 1 magasen dan amunisinya.
Meurut Bayu, tindakan penegakan hukum terhadap KKB merupakan respons cepat dari Satgas Damai Cartenz 2024 dalam menjaga keamanan di wilayah Papua.
"Penegakan Hukum terhadap KKB ini merupakan respons cepat dari Satgas Damai Cartenz 2024 dalam upaya mengatasi keamanan di wilayah Mimika dan menegaskan komitmen aparat keamanan untuk melindungi masyarakat dari ancaman kelompok kriminal bersenjata," katanya.
Bayu menambahkan saat ini kedua jenazah sedang dievakuasi dari lokasi kejadian untuk diamankan menuju Timika.
"Kedua jenazah akan kami evakuasi ke tempat aman untuk memudahkan kami melakukan identifikasi secara rinci," ucap Bayu.
Sumber: (Tribunnews.com) (Tribunpapua.com/Marselinus Labu Lela) (POS-KUPANG.COM/Frandi Piring/Alfons Nedabang/Lenny)