News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

43 Balita di Majene Keracunan Bubur, BPOM Temukan Ada Kandungan Bakteri Bahaya E-Coli

Penulis: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto ibu menggendong anaknya yang sudah membaik ditemani keluarga di Puskesmas Pamboang, Kelurahan Lalampanua, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dan Ratusan Warga Memadati Puskesmas Pamboang di Kelurahan Lalampanua, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dengan membawa anak-anak mereka yang keracunan pada Senin, (6/5/2024).

TRIBUNNEWS.COM, MAJENE - Terungkap ditemukan bakteri berbahaya yang menyebabkan puluhan balita dan anak di Pamboang, Kabupaten Majene, Sulbar, keracunan massal, Senin (6/5/2024).

Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju, bakteri itu yakni Escherichia coli atau E-Coli.

Escherichia coli adalah satu di antara jenis spesies bakteri manusia yang dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius.

Akibat keracunan bubur tersebut, sebanyak 43 balita dan anak dilarikan ke Pukesmas Pamboang, satu dirujuk ke RSUD Majene.

Bubur tersebut merupakan pembagian dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Majene

Ada Temuan Bakteri dalam Bubur yang Dikonsumsi Balita di Majene

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju, temukan E Coli atau bakteri pada sampel bubur yang dikonsumsi balita dan anak di Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).

Kepala BPOM Mamuju Suliyanto mengatakan, pada uji sampel yang dilakukan pihaknya menemukan E Coli atau bakteri pada makanan tersebut.

"Sampel yang dikirim itu sudah lewat dari satu hari dan setelah masuk ke lab sampel itu agak basi, sehingga saat dilakukan uji lab ada kandungan E Coli (bakteri)," kata Suliyanto saat dihubungi Tribun-Sulbar.com, via telepon, Rabu (8/5/2024).

Baca juga: Keracunan Massal di Gunungkidul, Diduga Akibat Takjil Masjid, Mayoritas Korban Masih Anak-anak

Namun Suliyanto, tidak dapat menyimpulkan apakah bubur tersebut sudah mengandung E Coli sejak awal dikonsumsi oleh balita atau tidak.

Karena, sampel makanan yang dikirim itu terlambat masuk ke lab sehingga pada saat diuji sudah dalam kondisi sedikit basi.

"Kami belum bisa simpulkan apakah memang makanan itu sudah mengandung E Coli, sampel dikirim itu kondisinya sudah tidak fresh lagi (agak basi)," bebernya.

Pihaknya masih mendalami terkait makanan yang sudah diuji laboratorium tersebut.

Bahaya Bakteri Escherichia Coli

Dikutip dari Wikipedia, Escherichia coli adalah salah satu jenis spesies bakteri manusia.

Kebanyakan E Coli sebenarnya tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin.

Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein.

Sumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging hamburger yang belum matang.

E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah bakteri lain di dalam usus.

E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika.

Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan.

E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.

Negara-negara di Eropa sekarang sangat mewaspadai penyebaran bakteri E. coli ini, mereka bahkan melarang mengimpor sayuran dari luar.

Gejala Jika Terinfeksi

Beberapa gejala yang timbul jika terinfeksi oleh bakteri E. Coli yang bersifat patogen di antaranya, diare ringan, diare tingkat sedang, dan bahkan diare terparah sampai berdarah.

Kemudian demam, perut terasa keram, mengalami dehidrasi, nafsu makan berkurang dan mual.

Penyebab

Air yang tidak bersih

Makan makanan yang mentah.

Tidak mencuci tangan saat buang air besar.

43 Balita Keracunan Massal Usai Makan Bubur DPPKB Majene, PMII Desak Program PMT Dihentikan

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Majene unjuk rasa di kantor Bupati Majene, buntut 43 balita di Kecamatan Pamboang keracunan massal usai makan bubur program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), Rabu (8/5/2024).

PMII Cabang Majene mendesak pemerintah kabupaten agar menghentikan program yang nyaris meregang nyawa puluhan balita tersebut.

Ketua PMII Cabang Majene Asrulllah Razak mengatakan program tersebut tak boleh lagi dilanjutkan.

"Program tersebut (PMT) harus dihentikan," kata Asrullah dalam orasinya di depan kantor Bupati Majene Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Pangali-Ali, Kecamatan Banggae.

Baca juga: 50 Orang di Jember Keracunan Takjil, 4 Korban Dirawat Inap hingga 7 Orang Diperiksa

Asrullah menambahkan, PMII Majene sangat menyayangkan kasus puluhan balita keracunan dari program makan bubur tersebut.

"Kami datang demo untuk bertemu bupati dan diskusi masalah keracunan massal ini, tapi bupati malah meninggalkan kantornya," pungkasnya.

Massa aksi pun menyayangkan sikap Bupati Majene Andi Achmad Sukri Tammalele yang tak mau menerima aspirasi mereka terkait keracunan massal yang menimpa 43 balita tersebut.

Pantauan Tribun-Sulbar.com, puluhan kader PMII Majene aksi teatrikal dan membakar ban bekas.

Mambawa sejumlah spanduk berisi tuntutan mereka terkait keracunan balita massal di Pamboang.

Selain itu, PMII Majene juga membawa keranda mayat bertuliskan pemda berduka. (tribun network/thf/TribunSulbar)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini