Menurut Firdaus, penyebab banjir lahar dingin karena aliran sungai tertutupi dua tiang penyangga dan dipenuhi lumpur serta kayu.
"Penyebab dan lokasinya masih sama. Banjir yang kali ini lebih parah daripada sebelumnya, lebih banyak yang hancur, bahkan ada korban meninggal dunia," tukasnya.
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca sudah Dikeluarkan BMKG Sebelum Banjir Bandang Lahar Dingin Terjadi di Sumbar
Sementara itu, Camat IV Koto Kabupaten Agam, Subchan, mengatakan proses pembersihan bangunan terdampak banjir lahar dingin sedang dilakukan.
"Ada 35 rumah warga yang rusak, 5 di antaranya rusak berat, 6 rusak sedang, sisanya rusak ringan," ucapnya.
Fasilitas umum di kecamatannya juga rusak seperti sekolah hingga rumah makan.
"SD 03 hancur, kita sudah koordinasi dengan Kadis Pendidikan untuk mengalihkan proses pembelajaran ke gedung MDA Muhammadiyah," lanjutnya.
Sebagian artikel telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Kepala BMKG: Gempa-Gempa Kecil Turut jadi Pemicu Banjir dan Longsor di Sumbar
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunPadang.com/Wahyu Bahar)