News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

5 Fakta Ibu Melahirkan di Jalan Rusak Berujung Kematian: Dokter Desersi hingga Saling Tunjuk Hidung

Editor: Acos Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Maru' (30) tergeletak lemas sesaat melahirkan di jalan tanah setapak di Lembang (Desa) Makkodo, Kecamatan Simbuang, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Sabtu, 11 Mei 2034. Naas, bayi yang dilahirkannya meninggal dunia.

TRIBUNNEWS.COM - Maru' (30) tergeletak lemas sesaat melahirkan di jalan tanah setapak Lembang (Desa) Makkodo, Kecamatan Simbuang, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Sabtu, 11 Mei 2034. Naas, cabang bayi yang dinantikannya meninggal dunia.

Saat itu, Maru' dalam perjalanan dari Puskesmas Lakke' untuk dirujuk persalinan ke rumah sakit di Kota Makale, ibu kota Tana Toraja, yang memakan waktu 1,5 jam.

Namun, akses jalan rusak akibat bekas material longsor yang tak kunjung diperbaiki membuat ibu hamil itu terpaksa melahirkan di tengah jalan setapak.

Rasa terpukul dialami warga Desa Puangbembe Mesakada, Kecamatan Simbuang tersebut beserta keluarganya.

Video kejadian ibu melahirkan di jalan dipicu akses jalan rusak itu pun viral di media sosial.

Baca juga: Viral Bocah di Cirebon Depresi, HP Hasil Tabungan Dijual Orang Tua, Ibu: Sudah Izin, Tidak Asal Jual

Berikut 5 fakta ibu melahirkan di Tana Toraja yang dihimpun Tribunnews:

1. Fasilitas Puskesmas Kurang Memadai, 'Dokter Desersi'

Kejadian yang menimpa Maru' berawal saat dirinya dirawat untuk persalinan di Puskesmas Lakke', Kecamatan Simbuang, Tana Toraja, pada Sabtu (11/5/2024).

Namun, perawat di puskesmas tersebut menyampaikan bahwa Maru tidak bisa melahirkan secara normal dan harus dirujuk ke rumah sakit yang ada di Kota Makale.

Sebenarnya, Puskesmas Lakke' mempunyai seorang dokter Program Musantara Sehat. Namun, sudah sejak dua bulan lalu dokter tersebut tidak kembali bertugas di puskesmas tersebut alias 'desersi'.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Tana Toraja, Yosefina Rombetasik, Yosefina Rombetasik mengatakan akan memberikan teguran baik secara lisan maupun secara tertulis kepada dokter tersebut.

Baca juga: Video Firasat Ayah dan Paman Korban Kecelakaan Maut Bus di Subang Terbukti, Gelas Pecah jadi Tanda?

"Jadi, pada tanggal 28 Maret 2024, dokter tersebut minta izin secara lisan kepada kepala puskesmas kalau dia akan ke Makale membuat laporan program puskesmas karena signal di puskesmas kurang bagus.

Namun sampai sekarang belum kembali," ujar Yosefina.

"Tidak ada konfirmasi ke Dinas Kesehatan Tana Toraja soal dia meninggalkan tugasnya begitu lama, maka saya akan memberikan teguran baik secara lisan maupun secara tertulis," tuturnya.

2. Terpaksa Tempuh 15 Km Jalan Rusak ke Rumah Sakit 

Hal itu membuat pihak keluarga Maru langsung berinisiatif mengantar Maru' ke Kota Makale agar mendapat penanganan intensif.

Hanya saja, buruknya kondisi infrastruktur jalan di Kecamatan Simbuang membuat pihak keluarga melakukan pengantaran dengan sepeda motor.

(Kiri) Titik longsor di Kecamatan Simbuang, Tana Toraja, Sulawesi Selatan - (Kanan) Alat berat jenis ekskavator milik Dinas PU Sulsel diturunkan untuk bersihkan material longsor di Kecamatan Simbuang, Tana Toraja. (Tribun Toraja)

Kondisi jalan yang sulit membuat perjalanan Maru dan rombongan sangat lama sehingga harus melahirkan di pinggir jalan di wilayah Desa Makkodo, Kecamatan Simbuang.

Hal itu karenakan akses jalan menuju pusat kota Makale rusak sepanjang 15 Km di Kecamatan Simbuang rusak dan berlumpur akibat longsor beberapa waktu lalu. 

3. Diboceng Motor dan Melahirkan Beralas Sarung

Keluarga Maru' kemudian mencari kendaraan roda dua untuk digunakan melanjutkan perjalanan menuju Makale.

Tak lama kemudian, Maru' mengalami pendarahan.

Tak ada jalan lain, dibantu bidan yang mendampinginya, ibu Maru' harus melahirkan di tepi jalan di bawah terik matahari dengan beralaskan sarung.

Sayangnya, bayi yang dilahirkan MA meninggal.

Baca juga: Nasib Sukim: Pakai Duit Sendiri Renovasi Kamar Anak SYL Rp 200 Juta, Kini Bingung Nagih ke Mana

Setelah kejadian itu, Maru dan rombongan memilih kembali ke Puskesmas Lakke karena Maru harus mendapat perawatan lebih cepat.

4. Keluarga Terpukul

Daniel Maraya, salah satu keluarga yang berada di lokasi merasa sangat terpukul atas kejadian yang menimpa keluarganya tersebut.

"Saat digotong oleh masyarakat kembali ke puskemas, saya menangis melihat perjuangan ibu ini. Semoga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi," ucapnya, pada Minggu (12/5/2024).

5.Tanggung Jawab Pemprov Sulses, Pemkab Tak Mau Disalahkan

Sekda Tana Toraja Rudhy Andi Lolo mengakui pihaknya telah mengetahui kabar ibu melahirkan di jalan ini.

kondisi infrastruktur jalan di beberapa titik di Kecamatan Simbuang memang masih rusak. Kondisi itu menjadi kendala masyarakat saat membutuhkan penanganan kesehatan lebih lanjut di Kota Makale.

“Kalau tenaga kesehatan di sana sudah ada, ada dokter maupun bidan standby. Cuma memang akses jalan itu menjadi kendala saat ada warga yang mau di rujuk ke RSUD,” ungkapnya.

Menurutnya, status jalan yang berada di Kecamatan Simbuang merupakan jalan provinsi dan tanggung jawab Pemprov Sulawesi Selatan.

Dan pihaknya pun sudah melaporkan kejadian itu ke Pemprov Sulsel dan minta jalan tersebut segera diperbaiki.

“Karena memang poros ini adalah poros provinsi, ada sebagian sudah dikerjakan oleh Pemda, tapi kami juga tidak sanggup untuk semuanya,” ucapnya.

Baca juga: Kakek Beristri 3 di Pamekasan Hamili Cucu Tetangga, Jadi Buronan Selama Tiga Tahun

Sementara itu, Ikatan pemuda pelajar mahasiswa Simbuang-Mappak (IPPEMSI) Makassar mengutuk keras Pemerintah Provinsi Sulsel yang terus acuh terhadap persoalan masyarakatnya.

"Kami sudah berulang kali ingatkan Pemrov Sulsel untuk segera menindaklanjuti longsor dan beberapa persoalan di Simbuang-Mappak, namun sampai berita ini beredar, tak ada itikad baik yang ditunjukkan pemerintah," ucap Robertus, koordinator Sosial IPPEMSI Makassar.

Jalan ini menjadi tanggung jawab provinsi karena menghubungkan Kabupaten Tana Toraja, Sulsel dengan Kabupaten Mamasa, Sulbar.

Sejak longsor terjadi di jalan ini, hingga sekarang material longsor belum juga dibersihkan oleh pemerintah.

Lanjut Robertus, Pemprov Sulsel harus bertanggungjawab atas apa yang terjadi pada warga Simbuang.

Menurutnya jika pemprov cepat menanggapi longsor tersebut, kemungkinan besar kejadian naas di atas takkan terjadi.

"Kami akan terus tagih dan kejar pertanggungjawaban pemrov, terutama Pj Gubernur Sulawesi Selatan," tutup Robertus.

Kejadian Serupa, Pasien Digotong 8 Km

Warga sakit terpaksa ditandu dengan melewati jalan yang tertutup longsor di Kecamatan Simbuang, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Sealtan, untuk menuju rumah sakit di kota. (Istimewa)

Sebelum kejadian ibu melahirkan di jalan, pada Jumat, 19 April 2024 lalu, seorang warga Simbuang ditandu berkilo-kilo meter akibat akses jalan yang tidak bisa dilalui ambulance karena masih tertutup longsor.

Warga berinisial MR (69) terpaksa ditandu warga sejauh 8 km agar menjangkau akses yang bisa dilalui kendaraan untuk kemudian membawanya ke RSUD Lakipadada, Makale, Tana Toraja.

MR menderita suatu penyakit yang membuatnya harus mendapat perawatan medis di rumah sakit.

Jarak dari Kecamatan Simbuang menuju ke RS Lakipada Kota Makale sejauh 80 kilometer atau dapat ditempuh kendaraan selama 3 jam.

Nampak belasan warga bergotong royong, silih berganti mengangkat tandu tersebut. Bahkan, mereka membawa air minum dan makanan untuk bekal mereka saat menandu.

Mereka menggunakan alas kaki seadanya, bahkan ada juga yang tidak menggunakan alas kaki.

Ada juga warga yang membawa alat seadanya seperti cangkul dan skop dan parang untuk membuka akses jalan yang susah untuk dilewati. (Tribunnews/Tribun Toraja/net)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini