TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 5 siswa SMP di Kota Batu, Jawa Timur ditangkap usai menganiaya RKW (14) hingga tewas.
Empat pelaku merupakan teman satu sekolah korban di SMPN 2 Kota Batu dan satu pelaku dari SMP Negeri 1 Pujon Malang.
Identitas para pelaku yakni MA (13), KA (13), AS (13), MI (15), dan KB (13).
Korban tewas karena mengalami pendarahan otak.
Terkait kasus ini, Kepala SMPN 2 Kota Batu, Ida Misaroh, mengatakan pihak sekolah akan patuh kepada aturan dan hukum yang berlaku.
“Kami mengikuti proses hukum yang berlaku. Selama anak ini dalam proses penanganan hukum nanti ada penanganan dari pihak KPAI dan kami juga akan menjembatani apa yang menjadi tugas sekolah dan juga kewajiban kami sebagai pendidik. Karena anak-anak ini juga masih sekolah,” kata Ida Misaroh, Senin (3/6/2024).
“Nanti kalau proses pendidikannya seperti disarankan Pak PJ, tetap anak ini biar punya hak walaupun di sananya, di tempat yang dia harus jadi tanggungan, harus mendapatkan pendidikan,” tambahnya.
Selain itu Ida Misaroh juga tak menampik jika mencuatnya kasus ini pihak sekolah kaget karena di antara empat pelaku tersebut memang saat di sekolah sudah terkenal nakal dan sering tidak masuk sekolah.
“Kalau kebiasaan sehari-hari dan dari kronologi kemarin kami sudah tahu bahwa ini anak-anak yang sering kami panggil, istilahnya punya masalah."
"Misal sering tidak masuk dan sering mengganggu temannya. Ini kelompok anak-anak yang hampir sama."
"Tapi anak-anak yang hanya melihat itu sebenarnya anaknya diam, cuma karena diajak saja,” ujarnya.
Baca juga: 5 Fakta Kasus Perundungan Siswa SMP di Batu: Terjadi di Luar Jam Sekolah, Korban Tewas saat Dirawat
Selain itu mendengar penuturan para tetangga korban dan pelaku karena masih satu kawasan tempat tinggal ketika di rumah duka, Ida mendapat informasi jika salah satu pelaku terkenal suka berantem lantaran sering melihat ibunya dipukuli oleh sang ayah.
“Setelah kemarin kami datang ke rumah duka, mendengar informasi dari tetangga-tetangganya bahwa anak ini menjadi keras karena di rumah bapaknya sering mukul ibunya di depan anaknya."
"Makanya pendidikan dari rumah itu juga sangat penting. Anak ini sudah stres dari rumah lihat ibunya dipukul bapaknya. Akhirnya dia mudah emosi,” jelasnya.