TRIBUNNEWS.COM - Seorang gadis berusia 16 tahun di Lumajang, Jawa Timur mengaku dinikahi secara siri oleh pengasuh pondok pesantren (ponpes) bernama Erik.
Pernikahan siri digelar pada 15 Agustus 2023 tanpa menghadirkan orang tua korban atau wali.
Ayah korban, MR, mengatakan pernikahan siri dilakukan di rumah teman Erik dan dihadiri 4 orang.
Pelaku juga melakukan hubungan badan dengan korban di rumah temannya tersebut.
Diketahui, Erik telah menikah dan tinggal di sebuah ponpes di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
MR mengaku mengetahui anaknya dinikahi secara siri setelah mendengar ucapan tetangga.
"Awalnya, tetangga ramai bilang anak saya hamil, saya kaget, kan enggak pernah saya nikahkan, setelah saya tanya ternyata memang tidak hamil," ungkapnya, dikutip dari TribunJatim.com.
Setelah ditelusuri terungkap korban sudah dinikahi Erik secara siri dan selama ini korban tidak berani melapor.
Ia menjelaskan, anaknya bukan santriwati ponpes, namun sering mengikuti pengajian di rumah Erik.
"Anak saya tidak mondok di sana, mungkin tahunya karena anak saya sering ikut majelisan," sambungnya.
Erik yang tertarik dengan korban berupaya meminta nomor handphone dan mengirim pesan.
Baca juga: Pengasuh Ponpes yang Nikahi Gadis di Bawah Umur Sudah Ditahan, Terancam Maksimal 15 Tahun Penjara
Korban yang mengetahui Erik sudah beristri meminta untuk menghentikan hubungan gelap tersebut.
Namun Erik justru merayu korban dan menjanjikan untuk dinikahi.
Selain itu, Erik juga memberi uang Rp300 ribu ke korban.
Setelah menikah siri, korban tidak tinggal di ponpes dan bertemu dengan Erik ketika ada orang suruhan yang menjemput.
Erik meminjam rumah temannya yang berinisial V untuk melakukan hubungan suami istri.
"Jadi kalau anak saya mau ke sana pasti ada yang jemput terus ada yang ngantar pulang," tukasnya.
Baca juga: Pengasuh Ponpes Nikah Siri dengan Anak di Bawah Umur, Kemenag Periksa Izin Pondok
Erik Ditahan
Polres Lumajang menahan Erik yang berstatus tersangka pernikahan anak di bawah umur.
Erik ditetapkan sebagai tersangka pada Kamis (27/6/2024) dan ditahan setelah menjalani pemeriksaan pada Rabu (3/7/2024).
Kapolres Lumajang, AKBP M Zainur Rofik, mengatakan Erik mendatangi Mapolres Lumajang untuk memenuhi panggilan pemeriksaan setelah sebelumnya mangkir.
"Proses sudah penyidikan 6 saksi kami sudah kami periksa. Tersangka sudah kami tahan."
"Mudah-mudahan perkara ini lekas selesai dan kami limpahkan ke kejaksaan," paparnya, Rabu (3/7/2024), dikutip dari TribunJatim.com.
Ia meminta masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan berita penanganan kasus ini lambat.
"Masyarakat Lumajang saya pesan agar tidak mudah terprovokasi. Jangan percaya visual yang belum tentu kebenarannya," tukasnya.
Baca juga: Soal Pengurus Ponpes Nikahi Anak di Bawah Umur di Lumajang, Kemenag: Bukan Hal yang Baru
Saat diperiksa, Erik mengaku menikahi korban karena ingin menyalurkan hasrat seksual dan kebutuhan biologis.
"Namun banyak sekali iming-iming kepada korban," ucapnya.
Akibat perbuatannya, Erik dijerat dengan hukumam maksimal hingga 15 tahun penjara.
"Dijerat pasal 81 UU Perlindungan Anak No 17 tahun 2016. Ancaman hukuman maksimal 15 tahun," pungkasnya.
Kuasa hukum Erik, Misdianto, membenarkan kliennya berstatus tersangka dan akan menghormati proses hukum yang berlangsung.
"Perihal langkah hukum selanjutnya kami akan berdiskusi dulu," ucapnya, Selasa.
Baca juga: Sosok Guru SMA di Bengkulu Pelaku Pencabulan Siswi, Korban Dijanjikan Nilai Tinggi
Ia membantah kliennya kabur dan tidak kooperatif saat diperiksa.
"Sejauh ini tersangka tetap tinggal di kediamannya tersebut (di Candipuro). Tidak benar kalau disebut kabur," jelasnya.
Izin Ponpes Dipertanyakan
Ponpes yang dikelola Erik diketahui terletak di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Sejak penetapan tersangka, kondisi ponpes sepi, bahkan papan bertuliskan nama ponpes dicopot.
Pelaksana Harian Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Lumajang, Muhammad Mudhofar, mengaku masih mendalami izin ponpes tersebut.
Baca juga: Soal Pengurus Ponpes Nikahi Anak di Bawah Umur di Lumajang, Kemenag: Bukan Hal yang Baru
"Tentu kami memberikan perhatian secara khusus kasus ini. Kami minta seksi terkait untuk melakukan penggalian data seperti apa kejadian yang lagi viral di pondok pesantren," paparnya, Senin (1/7/2024), dikutip dari TribunJatim.com.
Pihaknya bekerja sama dengan Kemenag Jawa Timur untuk mengevaluasi sitem pendidikan di ponpes.
"Kemarin kami masih menunggu datanya. Dua hal ini menjadi perhatian kita. Dan kami laporkan ke Kementrian Agama di Jawa Timur," tegasnya.
Menurutnya, petugas Kemenag sudah mensosialisasikan pernikahan yang sah di mata agama dan hukum.
"Penguatan bagaimana menjaga perilaku santri dan pengasuh, murid dan guru tentunya sudah ada aturan terkait etika di lembaga formal masing-masing," lanjutnya.
Ia meminta pengasuh serta pengajar di ponpes memberikan pengawasan ekstra terhadap santri dan santriwati agar kasus serupa tak terulang.
"Kalau pernikahan sebagaimana Kementrian Agama hanya ada formal yakni tercatat di KUA, atau catatan sipil untuk yang selain agama Islam," jelasnya.
Sebagian artikel telah tayang di TribunJatim.com dengan judul BREAKING NEWS : Pengasuh Ponpes yang Nikahi Gadis 16 Tahun di Lumajang Resmi Ditahan
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJatim.com/Mohammad Erwin)