Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengatasi berbagai masalah di masyarakat seperti penanganan stunting, bedah rumah tidak layak huni, ekonomi kreatif butuh kolabrasi pemerintah dan swasta.
Sinergi dan kolaborasi menjadi kunci nyata untuk membangun daerah karena pemerintah punya keterbatasan, swasta juga punya tantangan.
"Kolaborasi ini antara pemerintah dan swasta, akan memaksimalkan potensi serta mensejahteraan rakyat,” kata Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Muhamad Hasan Chabibie, saat seremoni penerimaan program Rumah Sederhana Layak Huni (RSLH) di Pendopo Kabupaten Kudus belum lama ini.
Dikatakannya, sinergi antara pemerintah dan perusahaan swasta menjadi modal penting untuk pembangunan di Kudus.
Hasan Chabibie berharap, program kolaborasi sosial berskala besar ini, merambah berbagai bidang lainnya seperti kesehatan, pendidikan hingga bidang ekonomi.
Baca juga: Siapa HB? Oknum TNI Dicurigai Terkait Kematian Wartawan Tribata TV, Dilaporkan ke Puspomad
Deputy General Manager Community Development PT Djarum, Achmad Budiharto mengatakan, berdasarkan data Dinas Perumahaan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup ada 6.000 rumah tinggal yang tidak layak huni di Kabupaten Kudus.
"Kami melihat program Rumah Sederhana Layak Huni ini harus terus dilanjutkan untuk membantu memperbaiki kualitas hidup masyarakat,” katanya.
Achmad mengatakan, total ada 80 rumah yang direhab pada semester pertama tahun 2024 sedangkan semester kedua nanti menargetkan 100 rumah segera dibangun ulang.