TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru soal kasus pembunuhan terhadap jurnalis Rico Sempurna Pasaribu dan keluarganya di Karo, Sumatra Utara.
Meski sudah ada tiga orang yang ditetapkan sebagai tersangka, namun kasus ini masih menyisakan tanda tanya.
Pasalnya, ada dugaan orang lain yang terlibat dalam kasus pembunuhan ini.
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan menemukan sejumlah fakta baru.
Direktur LBH Medan, Irvan Syaputra, mengatakan pihaknya menemukan bukti isi percakapan antara anggota TNI berinisial Koptu HB dengan Pimpinan Redaksi (Pimred) atasan korban.
Bukti chat atau obrolan tersebut terjadi saat sebelum kejadian pembakaran rumah Rico.
Dikutip dari Tribun-Medan.com, dalam percakapan tersebut, Koptu HB meminta ke atasan korban agar berita yang ditulis Rico tentang aktivitas judi dihapus.
Irvan menduga, kasus pembakaran ini dilatarbelakangi oleh berita lapak perjudian milik Koptu HB yang ditulis oleh korban.
"Fakta yang ditemukan oleh kawan-kawan adalah, kami memaparkan tentang percakapan Koptu HB dan Pimred korban, untuk melihat rangkaian adanya dugaan tindak pidana pembunuhan berencana ini," kata Irvan, Selasa (23/7/2024).
Ini isi percakapan lengkapnya:
"SS (Screenshot) kan bang, kalau sudah di tarik beritanya. Saya bagus selama ini sama si Pasaribu (korban) itu bang. Tapi kenapa dibikin seperti itu," tulis Koptu HB dalam pesan WhatsApp nya.
Baca juga: Koptu HB Diduga jadi Otak Pembakaran Rumah Wartawan di Karo, KSAD Tak akan Lindungi Pelaku
Lalu, atasan korban meminta agar Koptu HB berkoordinasi langsung dengan anggotanya tersebut.
"Komunitas dengan Pasaribu bang," jawab Pimred.
"Aku nggak ada masalah sama Pasaribu, masa udah bagus selama ini dibuat seperti itu. Hapuslah," kata Koptu HB.
Sebelumnya, Irvan juga menemukan fakta baru dalam reka adegan di TKP.
Dalam reka adegan tersebut, Koptu HB diduga ikut dalam rencana pembunuhan.
"Fakta baru yang kita temukan terkait dugaan keterlibatan anggota TNI, dalam hal ini yang diduga berinisial Koptu HB," ujar Irvan.
Fakta tersebut terungkap saat tiga tersangka, Bebas Ginting alias Bulang, Yunus Syahputra Tarigan, dan Rudi Apri Sembiring bertemu dengan Koptu HB.
Namun, saat rekonstruksi, Koptu HB tidak dihadirkan dan memakai peran pengganti.
Pertemuan tersebut terjadi pada Senin, 24 Juni 2024.
Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas soal pemberitaan yang ditulis oleh korban terkait tempat judi yang diduga milik Koptu HB.
"Di mana dalam pertemuan ini Koptu HB menunjukkan postingan, tentang pemberitaan yang sebelumnya diberitakan oleh Rico Sempurna Pasaribu."
"Dalam postingan ini ditunjukkan kepada Bulang, Koptu HB diduga meminta segera di hapuskan (berita) dan meminta tolong kepada Bulang untuk menyampaikan kepada Sempurna," jelas Irvan.
Irvan menambahkan, pada Rabu, 26 Juni 2024, Koptu HB dan Bebas Ginting kembali berinteraksi.
"Bebas Ginting berjumpa dengan Koptu HB dan menyatakan kepada Bebas Ginting sudah jumpai itu si Sempurna Pasaribu. Kata Bebas Ginting belum, nomor HP-nya di blokir," kata dia.
Baca juga: Puspom TNI Proses Laporan Keluarga Wartawan Korban Pembakaran Rumah di Karo, Kini Dalam Penyelidikan
"Koptu HB menyebutkan, bahwasanya 'tapi kata Sempurna sudah jumpa', dijawab lagi oleh Bebas Ginting 'nggak ada, belum'," sambungnya.
Irvan mengatakan, beberapa jam sebelum insiden kebakaran terjadi, Koptu HB meminta Bebas Ginting untuk segera menemui korban.
"Itu tanggal 26 Juni, beberapa jam sebelum kejadian," pungkasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Komite Keselamatan Jurnalis Temukan Fakta-fakta Berikut Ini, terkait Tewasnya Pasaribu Sekeluarga
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Tribun-Medan.com, Alfiansyah)