TRIBUNNEWS.COM - Penyebab tewasnya dokter Aulia Risma Lestari (30) masih diselidiki Polrestabes Semarang, Jawa Tengah.
Wanita yang sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) itu ditemukan tewas di kamar kosnya pada Senin (12/8/2024).
Muncul dugaan dokter Aulia mengakhiri hidup setelah ditemukan sisa obat bius dan kamar nya dikunci dari dalam.
Namun, pihak keluarga membantah hal tersebut.
Kuasa hukum keluarga, Susyanto SH MH, menyatakan keluarga menolak pemberitaan dokter Aulia mengakhiri hidup karena dianggap tidak sesuai fakta.
"Terkait yang viral katanya, nuwun sewu (mohon maaf) korban meninggal karena bunuh diri itu kami sangkal. Itu tidak benar."
"Bahwa almarhumah meninggal dunia karena sakit," ujarnya, Jumat (16/8/2024), dikutip dari TribunJateng.com.
Menurutnya, riwayat penyakit saraf kejepit mengakibatkan dokter Aulia kelelahan dan lemas.
Diduga, dokter Aulia sengaja menyuntikkan obat bius dalam keadaan darurat, namun kelebihan dosis.
"Intinya pihak keluarga menampik terkait bahwa korban almarhumah itu meninggal dunia karena bunuh diri," tegasnya.
Terkait dugaan perundungan, pihak keluarga menyerahkan penyelidikan kepada Kepolisian dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Baca juga: Dampak Penutupan PPDS Anestesi Undip, Dokter Aulia Akhiri Hidup Diduga Alami Perundungan
"Itu kewenangan dari pihak Kementerian Kesehatan untuk menata dapur rumah tangganya. Kami hanya sebatas memberikan keterangan apa yang dibutuhkan oleh Kemenkes RI," lanjutnya.
Curhat di Buku Catatan
Berdasarkan isi buku catatan yang ditemukan di kos, dokter Aulia mengalami kesulitan selama menempuh PPDS Anestesi Undip.
Bahkan, wanita kelahiran Tegal itu sempat mengajukan pengunduran diri, namun terkendala program beasiswa.
Selain itu, selama bekerja di RSUP Dr. Kariadi, dokter Aulia mengeluhkan waktu kerja yang overtime.
Kasatreskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena masih mencocokkan isi buku dengan keterangan sejumlah saksi.
Rekaman CCTV hingga sisa obat bius yang ditemukan di kos dijadikan barang bukti.
"Tubuh korban tak ada tanda-tanda kekerasan hanya ada luka suntik. Di sampingnya, ditemukan satu ampul (botol obat) sudah habis dan satu ampul masih sisa," paparnya, Kamis (15/8/2024).
Ia menjelaskan obat jenis Roculax yang disuntikkan ke tubuh dokter Aulia memiliki dosis tinggi.
"Itu masih dugaan, nanti dokter forensik yang periksa secara persis total obat yang masuk ke tubuh korban. Diduga korban meninggal dunia karena obat itu," sambungnya.
Baca juga: Menkes Tutup Sementara PPDS Anestesi Undip, Diduga Junior Diintimidasi usai Dokter Aulia Tewas
Penyidik belum dapat menyimpulkan korban mengakhiri hidup karena perundungan.
Pihak kampus Undip telah melakukan penyelidikan terkait dugaan perundungan.
"Korban merupakan mahasiswa jalur beasiswa yang beberapa kali menyatakan ingin keluar dari program tersebut. Namun, karena ada biaya-biaya yang harus dibayar maka tak jadi keluar," katanya.
Sosok Dokter Aulia
Diketahui, Aulia sudah 5 tahun menjadi dokter di RSUD Kardinah Kota Tegal.
Ia pindah ke Semarang untuk menempuh PPDS Anestesi Undip yang ada di RSUP Dr Kariadi Semarang.
Aulia lahir di Tegal dan menyelesaikan pendidikan SMA di Tegal tahun 2011.
Plt Direktur RSUD Kardinah Kota Tegal, dokter Lenny Harlina Herdha Santi, mengatakan Aulia merupakan dokter yang memiliki etos kerja tinggi.
Di tempat kerja, Aulia dikenal sebagai sosok yang santun, baik dan rajin.
"Kami sangat merasa kehilangan atas kepergian beliau. Kami sampaikan bela sungkawa yang mendalam kepada keluarga dan civitas organisasi IDI dan juga RSUD Kardinah," ucapnya, Kamis.
Dokter Lenny menambahkan Aulia mendapat beasiswa untuk menempuh pendidikan spesialis dari Pemerintah Kota Tegal.
PPDS Anestesi sudah ditempuh Aulia selama 2 tahun.
Menurut dokter Lenny, Aulia memiliki penyakit Hernia Nukleus Pulposus (HNP) yang diduga memperberat kondisi kesehatan mentalnya.
"Mari tidak ikut berspekulasi, fokus saja mendoakan almarhumah dan keluarganya," pungkasnya.
Baca juga: Bantahan Undip hingga Reaksi Menkes soal Dugaan Dokter Aulia Risma Akhiri Hidup karena Bullying
Tak Ditemukan Tanda Kekerasan
Kompol Andika Dharma Sena menyatakan sejumlah saksi telah diperiksa untuk mengungkap penyebab kematian Aulia Risma.
"Ada beberapa saksi yang sudah kami mintai keterangan. Kami juga Koordinasi dengan Undip yang mana info dari kampus korban ada permasalahan pribadi," ucapnya, Kamis.
Hasil olah TKP menunjukkan tak ada tanda kekerasan pada jasad.
Kondisi kamar kos juga terkunci dari dalam sehingga kuat dugaan Aulia tewas bunuh diri.
"Tubuh korban tidak ada tanda kekerasan, ada bekas suntikan di tubuh korban yang diduga (dilakukan) dari yang bersangkutan," lanjutnya.
Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono, menambahkan buku tulis yang ada di kamar akan dijadikan barang bukti.
“Nah dia sempat nggak kuat begitu istilahnya otaknya sudah ambyar urusan pelajarannya berat, urusan sama seniornya berat," paparnya.
Menurut Kompol Agus, korban menyuntikkan obat ke lengannya sendiri.
"Dicek masih ada sisa campuran obat. Informasi dokter, obat itu seharusnya lewat infus."
"Tetapi ini disuntikan sedikit di lengannya agar bisa tidur," katanya.
Baca juga: Dokter Tirta Soroti Tewasnya Dokter Muda di Semarang: PPDS Tanpa Bullying Saja Sudah Sangat Berat
Disclaimer
Berita di atas tidak bertujuan menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa.
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Anda tidak sendiri, layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan itu.
Pembaca bisa menghubungi Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes (021-500-454) atau LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293) atau melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Saat Jasadnya Ditemukan dr Aulia Mahasiswi PPDS Undip Seolah Tengah Tidur, Ini Hasil Olah TKP Polisi
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJateng.com/Muh Radis)