Yoanda membeberkan, kronologi pemukulan saat pihaknya melakukan orasi untuk kawal putusan MK sekaligus tolak pengesahan revisi UU Pilkada.
"Tadikan kami melakukan orasi, menyampaikan aspirasi-aspirasi kami."
"Kemudian di tengah orasi kami ada yang memepet saya di belakang menyampaikan kata kotor, saya respon dan pasca itu ada oknum yang melayangkan tinju ke wajah saya," beber Yoan, dikutip dari TribunBengkulu.com.
Yoan menegaskan, pihaknya menyangkan sikap represif aparat.
Ia dan rekan-rekannya hanya ingin memperjungkan demokrasi.
"Tidak perlu juga sampai melakukan pemukulan," tegas Yoan.
Kapolresta Bengkulu Kombes Pol Deddy Nata dalam kesempatannya membenarkan terjadi kericuhan saat demo berlangsung.
Meskipun demikian, tidak lama berselang situasi kembali kondusif.
"Sedikit ada konflik kecil di situ, tapi kami bisa selesaikan jadi saat ini situasi kondusif," katanya, dikutip dari TribunBengkulu.com.
Baca juga: Profil Verrel Uziel, Presiden BEM UI yang Videonya Viral Siap Demo Tolak RUU Pilkada sampai Menang
Sosok pelaku kekerasan
Belakangan diketahui, oknum yang menginjak mahasiswa bukanlah anggota kepolisian.
Ia bernama Yoki Ramadansyah yang bertugas sebagai tenaga honorer keamanan di Gedung DPRD.
Yoki dalam keterangannya membenarkan pria dalam video adalah dirinya.
Ia juga meminta maaf sudah menginjak mahasiswa peserta demo.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Nama saya Yoki Ramadansyah bekerja di kantor DPRD Provinsi Bengkulu, sebagai tenaga honorer keamanan, dengan ini saya meminta maaf sehubungan dengan adanya video viral yang terjadi di halaman kantor DPRD Provinsi Bengkulu, pada hari Rabu tanggal 21 Agustus 2024, kepada masyarakat dan rekan-rekan mahasiswa."
"Dan saya tidak akan mengulangi perbuatan hal yang serupa, demikianlah permohonan maaf dari saya kepada mahasiswa dan masyarakat," katanya, dikutip dari TribunBengkulu.com.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Demo Mahasiswa Unib Kawal Putusan MK Sempat Ricuh di DPRD, Wapresma Dipukul-Ditendang
(Tribunnews.com/Endra)(Tribunbengkulu.com/Bima Kurniawan)