TRIBUNNEWS.COM - MH (45), pria di Tapanuli Utara (Taput), Sumatra Utara, ditemukan tewas di asrama Jalan Kolonel Liberty Malau, Kecamatan Tarutung, Jumat (30/8/2024).
Awalnya, pihak keluarga sempat menduga korban tewas karena sakit jantung.
Namun belakangan diketahui, korban dibunuh oleh pasangan sejenisnya, BSH (38).
Sebelum pembunuhan terjadi, korban dan pelaku sempat melakukan hubungan badan sejenis.
Adapun motif pembunuhan itu karena korban menagih utang kepada pelaku.
MH adalah seorang dosen di sebuah Akademi Keperawatan (Akper) di Tapanuli Utara.
Hal itu diungkapkan oleh Kasi Humas Polres Taput, Aiptu Walpon Baringbing.
"Tadi saya hubungi wakil direktur (Akper), katanya korban dosen Akper, tapi juga bekerja sebagai pengawas asrama," katanya saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Selasa (3/9/2024).
Selama ini, korban tinggal di asrama sendirian lantaran sudah berpisah dengan istrinya.
"Istri (korban) tinggal di Batam dan mereka sudah pisah ranjang," terangnya.
Pihak Yayasan Akper Tarutung mengaku kaget mendegar kabar MH menjadi korban pembunuhan.
Baca juga: Pria di Tapanuli Utara Bunuh Kekasih Sesama Jenis, Pelaku Emosi Korban Tagih Utang
Ketua Yayasan Akper Tarutung, Dintar Hutabalian mengatakan, korban dikenal sebagai pribadi yang baik.
Sebagai pendidik, MH dikenal penuh perhatian dan tidak pernah menyusahkan orang lain.
"Dia adalah sosok pendidik yang bekerja dengan bagus dan rajin. Dia itu tidak pernah menyusahkan. Kita masih merasa sangat sedih, karena kita susah dapatkan sosok seperti dia terlepas dari apa yang terjadi pada dia," bebernya, dilansir Tribun-Medan.com.
Kasat Reskrim Polres Taput, AKP Delianto Habeahaan mengatakan, korban dan pelaku telah menjalin hubungan asmara sejenis sejak tahun 2022.
Bahkan, sebelum terjadinya pembunuhan, korban dan pelaku sempat melakukan hubungan sejenis.
Lalu tiba-tiba korban menagih utang pelaku sebesar Rp 3 juta.
Pelaku kemudian emosi dan langsung membunuh korban.
Pelaku membunuh korban dengan cara menjerat leher MH menggunakan kabel setrika hingga meninggal dunia.
"Pelaku mengambil kabel setrika yang ada di rumah korban dan menjerat leher korban dengan sekuat-kuatnya," ujar Delianto.
Setelah korban tewas, pelaku melarikan diri dari pintu depan ruangan asrama, lalu menutup pintu kembali dengan rapi.
"Setelah korban tidak berdaya dan lemas pelaku membiarkan korban terlentang di lantai hingga tewas."
"Setelah dipastikan tewas, pelaku pun melarikan diri dari pintu depan serta menutup pintu kembali dengan rapi," bebernya.
Jasad korban kemudian ditemukan oleh teman asramanya, Faisal sekira pukul 13.00 WIB.
Polisi yang mendapat laporan langsung ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Baca juga: Asmara Sejenis Berdarah di Kampus Tarutung: Monica Hutauruk Dibunuh Pacarnya Karena Tagih Utang
Saat tiba di TKP, korban ditemukan dengan posisi terlentang dan mengeluarkan darah dari hidung dan mulut.
Awalnya pihak keluarga menduga korban tewas karena penyakit jantung karena di dalam tubuh korban sudah pernah dipasang ring jantung.
Keluarga korban juga sempat menolak dilakukan autopsi. Kendati demikian, polisi sempat melakukan visum terhadap jasad korban.
Hasilnya, ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Polisi kemudian menyelidiki kasus ini dan berhasil menangkap pelaku BSH, Sabtu (31/8/2024).
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Monika Hutauruk, Korban Pembunuhan di Taput Dikenal sebagai Dosen dan Pengawas Asrama yang Baik
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Tribun-Medan.com/Maurits Pardosi, Kompas.com/Rahmat Utomo)