TRIBUNNEWS.COM - Tak ditahannya tiga tersangka kasus rudapaksa siswi SMP di Palembang, Sumatra Selatan, diprotes keluarga korban.
Meski masih di bawah umur, tindakan ketiga tersangka menghilangkan nyawa korban berinisial AA (13).
Polrestabes Palembang hanya menahan IS (16) yang menjadi tersangka utama dalam kasus ini.
Sedangkan tiga tersangka berinisial MZ (13), NS (12), dan AS (12) dibawa ke Panti Sosial Rehabilitasi Anak Berhadapan dengan Hukum (PSRABH) di Indralaya, Ogan Ilir.
Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Sunarto, menegaskan proses penyelidikan kasus rudapaksa terhadap AA ditangani secara profesional.
"Polrestabes Palembang dibantu Ditreskrimum Polda Sumatra Selatan bekerja secara all out, profesional dan proporsional menangani kasus ini," ucapnya, Senin (9/9/2024).
Penyidik masih melengkapi berkas perkara yang akan diserahkan ke Jaksa Penuntut Umum (JPU).
"Terkait dengan hal-hal yang menjadi pertanyaan publik tentang status para pelaku, payung (hukum) penyidik adalah Undang Undang yang harus dijadikan pedoman menangani perkara ini," lanjutnya.
Sementara itu, Pembimbing Kemasyarakatan Ahli Madya Bapas Kelas 1 Palembang, Candra, mengatakan tak ditahannya ketiga tersangka yang masih di bawah 14 tahun sesuai dengan Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA).
"Dalam Undang-undang SPPA, anak yang berkonflik dengan hukum tetapi belum genap berusia 14 tahun hanya dapat dikenakan tindakan dan tidak dapat dilakukan penahanan," tukasnya.
Ia belum dapat memastikan berapa lama ketiga tersangka berada di tempat rehabilitasi.
Baca juga: Heboh 4 Bocah Bunuh-Rudapaksa Siswi SMP di Palembang, Kriminolog: Otak Bisa Rusak karena Pronografi
"Tergantung putusan hakimnya nanti, berapa lama perawatan. Jadi setelah putusan, (para pelaku) mendapat perawatan di LPKS (Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial)," imbuhnya.
Tersangka Jalani Pembinaan
Kasi Rehabilitasi UPTD PSRABH Indralaya, Darwin Mokodongan, mengatakan tiga tersangka telah tiba pada Jumat (6/9/2024) malam.
"Jadi untuk awal, karena anak-anak baru masuk panti, maka dilakukan assessment terlebih dahulu untuk selanjutnya bisa ditentukan treatment apa yang tepat untuk mereka," bebernya, Sabtu (7/9/2024).