News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Calon Dokter Spesialis Meninggal

Soal Kasus Perundungan di PPDS Anestesi Undip, Teman Seangkatan Aulia Risma Bakal Lapor Polisi

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nuzmatun Malinah tak bisa menahan tangis pilunya. Ibunda dokter Aulia Risma Lestari ini blak-blakan meminta keadilan atas kasus bully mendiang anaknya

TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru soal kasus perundungan yang ada di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip).

Diketahui, salah satu mahasiswi PPDS Anestesi Undip, Aulia Risma Lestari bunuh diri karena perundungan yang ia alami.

Keluarga korban pun melaporkan kasus ini ke Polda Jateng dan pihak kepolisian telah memeriksa puluhan saksi.

Bak bola salju, kasus ini makin membesar dengan adanya laporan baru yang akan dilakukan oleh rekan seangkatan korban.

Hal tersebut disampaikan oleh Misyal Achmad, kuasa hukum keluarga Aulia Risma.

Ia mengatakan, akan ada lagi yang melaporkan pelaporan soal perundungan.

Saat ini, mereka yang akan melapor tengah meminta jaminan ke Kementerian Pendidikan dan Kementerian Kesehatan.

"Tadi saya rapat di Polda ada tiga lagi yang akan melapor,"

"Sekarang lagi meminta jaminan dari Kementerian Pendidikan berupa surat bahwa pendidikannya tidak akan terlambat,"

"Kedua karir di Kementerian Kesehatan berupa jaminan,"

"Mudah-mudahan besok sudah keluar saya mau laporkan," terangnya, dikutip dari TribunJateng.com.

Baca juga: Cerita Ibunda Almarhum Aulia Risma, Nuzmatun: Kaprodi Sebut Jam Kerja Korban adalah Latihan Mental

Misyal juga menuturkan, Kaprodi PPDS Anestesi bisa jadi tersangka kasus perundungan ini.

Ia menuturkan, pada perkara itu yang dilaporkan adalah pelaku intimidasi.

Pelaku yang dilaporkan di antaranya senior, namun tak tutup kemungkinan Kaprodi  PPDS itu bisa ditetapkan menjadi tersangka.

"Nah ibu Aulia sudah melapor ke Kaprodi dan pimpinan tetapi tidak ada tanggapan,"

"Kalau pembuktian itu benar di kepolisian dengan data-data kami kasih Kaprodi itu bisa dijadikan tersangka,"

"Karena dia yang seharusnya bertanggung jawab," jelasnya saat konferensi pers di Hotel Po Rabu (18/9/2024).

Menurutnya, Kaprodi menyerahkan proses belajar kepada residen yang program pembelajarannya tak jelas dan standar operasional prosedur (SOP) yang abu-abu.

Ia menambahkan, residen diperlakukan seperti robot selama mengikuti PPDS.

Cerita Ibunda Almarhum Aulia Risma

Ibu korban, Nuzmatun Malinah pun buka suara soal perundungan atau bullying yang menimpa putrinya tersebut.

Ia menceritakan, pada awal 2022 lalu, Aulia pertama kali mengeluhkan jam kerja yang sangat panjang.

Aulia saat itu menceritakan bahwa jam 03.00 dini hari harus sudah ada di ruangan dengan peralatan yang telah siap.

Lalu, Aulia pulang dari pendidikan terkadang pukul 01.00 atau 01.30 dini hari.

"Rutinitasnya seperti itu. Sampai akhirnya dia pulang dari rumah sakit itu jatuh. Itu di tanggal 25 Agustus 2022. Dia jatuh dari motor di selokan hingga sadar sendiri," ujarnya saat konferensi pers, Rabu (18/9/2024).

Mengutip TribunJateng.com, setelah terjatuh tersebut, Aulia mengeluhkan sakit di punggung dan kakinya.

Baca juga: Derita Dokter Aulia Ikut PPDS Undip Disebut Asah Mental, Ibunya Masygul: Saya Didik Dia Lemah Lembut

Hingga akhirnya, Nuzmatun menghadap ke Kepala Program Studi (Kaprodi) dan meminta supaya putrinya diperlakukan dengan baik.

Namun, Kaprodi tersebut justru menyebut bahwa yang didapatkan oleh Aulia adalah latihan mental saat menghadapi pasien.

"Saya sampaikan apakah tidak ada cara lain? Beberapa kali saya menghadap Kaprodi saya sampaikan perlakuan-perlakuan terhadap anak saya tapi pada kenyataannya masih tetap seperti itu," tuturnya.

Nuzmatun menceritakan, anaknya dibentak-bentak saat mengikuti program PPDS.

Bahkan, Aulia dididik dengan kata-kata kasar dan nada tinggi hingga membuat korban ketakutan.

Selain itu, ia juga menceritakan pengeluaran uang selama anaknya menempuh PPDS.

"Kalau yang besar itu di semester 1 tapi di semester selanjutnya tetap ada," imbuhnya.

Aliran dana tersebut kini telah dilaporkan ke kepolisian dan ia juga mengaku mempunyai data kas angkatan.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Rekan Seangkatan Dokter Aulia Juga Akan Laporkan Perundungan yang Dialami di PPDS Anestesi Undip

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJateng.com, Rahdyan Trijoko Pamungkas)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini