TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekitar 100 orang terlibat membersihkan sampah di pesisir laut di Tanjung Uma, Batam, Kepulauan Riau pada Sabtu (21/9/2024).
Tanjung Uma merupakan tempat wisata di daerah berjuluk Bandar Dunia Madani. Pada April lalu, Tanjung Uma menjadi lokasi peringatan Hari Bumi.
Namun, belakangan waktu Tanjung Uma mengalami masalah sampah. Sampah menumpuk di pesisir dan jalan, sehingga mengganggu lingkungan.
Permasalahan sampah di Batam, khususnya di kawasan pesisir, semakin mengkhawatirkan.
Sampah plastik yang menumpuk di laut dan pantai tidak hanya merusak ekosistem laut, tetapi berdampak pada kehidupan nelayan setempat.
Akibat sampah yang mencemari perairan, hasil tangkapan ikan menurun, memaksa nelayan berlayar lebih jauh ke tengah laut.
Atas dasar itu, warga bergotong royong membersihkan sampah. Mereka membersihkan kawasan pemukiman nelayan dan pantai.
"Kegiatan ini memberikan dampak positif yang nyata bagi lingkungan," kata Isnaini, Ketua RT 05 RW 03 Tanjung Uma, dalam keterangannya pada Selasa (24/9/2024).
Selain itu, 10 perahu nelayan dikerahkan untuk menyisir sampah di laut. Dalam sehari, sekitar 20 ton sampah berhasil dikumpulkan.
Sementara itu, Andrew Susanto, mengatakan kegiatan ini tidak hanya bertujuan membersihkan lingkungan, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan.
“Kami ingin masyarakat lebih sadar akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya demi menjaga ekosistem laut yang sehat,” ujar Andrew dari Holywings Group.
Rencananya, aksi serupa akan dilakukan Holywings di daerah lain sebagai upaya menjaga lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.