News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sebelum Meninggal, Santri yang Dilempar Kayu Berpaku di Blitar Sempat Koma, Polisi Bergerak

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM - Seorang santri di pondok pesantren (Ponpes) tewas setelah dilempar kayu berpaku oleh guru ngaji atau ustaz.

Korban yang berinisial MKA (13) tersebut menempuh pendidikan di ponpes Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Minggu (15/9/2024).

Sebelum dinyatakan meninggal, MKA sempat dirawat di RSUD Kabupaten Kediri (RSKK) selama dua hari karena kondisinya kritis.

Hal tersebut disampaikan oleh paman korban, Iqwal Rikky Susanto (29).

"Korban meninggal di RSKK pada Selasa (17/9/2024) sekitar pukul 08.00 WIB," ujarnya, dikutip dari Tribun Jatim.

Ia menceritakan, korban dilempar kayu berpaku sekira pukul 06.00 WIB.

Lalu pada pukul 07.00 WIB, pihak keluarga mendapatkan kabar dari pihak pondok, korban sudah dibawa ke RSUD Srengat, Kabupaten Blitar.

"Neneknya ditelepon pihak pondok. Waktu itu, neneknya masih siap-siap mau sambangan (ke pondok)."

"Dikabari kalau korban masuk rumah sakit. Dikira sakit apa, karena korban punya riwayat sesak napas," ujarnya. 

Sang nenek pun langsung menuju ke rumah sakit.

Saat di rumah sakit, Iqwal yang ikut ke Blitar pun menyaksikan bahwa kondisi korban sudah kritis dan dirawat di IGD.

Baca juga: Gegara Ogah Mandi, Santri di Blitar Tewas setelah Dilempar Kayu Berpaku oleh Guru Ngaji

"Korban kritis, dirawat di ruang IGD. Pertama hanya diinfus, lalu kondisinya ngedrop, dikasih alat selang (oksigen) sempat stabil, habis itu kondisinya naik turun," katanya. 

Korban pun akhirnya dirujuk ke RSKK setelah kondisinya mulai menurun.

"Siang itu juga dirujuk ke RSKK. Antara pukul 15.00 WIB atau pukul 16.00 WIB sudah di RSKK. Kondisi korban masih kritis dan korban meninggal pada Selasa (17/9/2024) sekitar pukul 08.00 WIB," ujarnya. 

Pihak RSKK, lanjut Iqwal, rencananya akan mengoperasi korban setelah kondisinya stabil.

"Rumah sakit belum berani melakukan operasi kalau kondisi korban masih drop," ujarnya.

Nahas, saat menunggu operasi tersebut, korban sudah meninggal dunia.

Tapi, sebelum dilakukan operasi, keponakan saya meninggal dunia," katanya. 

Polisi Lakukan Penyelidikan

Sementara itu, pihak penyidik dari Polres Blitar Kota saat ini masih melakukan penyelidikan untuk mendalami kasus meninggalnya MKA.

Kapolres Blitar Kota, AKBP Danang Setiyo PS menuturkan, pihaknya juga berbela sungkawa atas meninggalnya MKA.

"Terkait kasus itu, kami sudah melakukan langkah-langkah untuk membuat terang peristiwa yang mengakibatkan korban meninggal dunia," kata Danang, dikutip dari TribunJatim.com.

Olah TKP hingga berkoordinasi dengan rumah sakit tempat korban mendapatkan penanganan medis juga telah dilakukan.

Sejumlah saksi yang mengetahui peristiwa tersebut juga sudah dimintai keterangan.

"Sampai saat ini masih dilakukan giat penyelidikan secara intensif terhadap pemenuhan unsur pasal pidana dalam kasus itu," ujarnya.

Meski telah melakukan penyelidikan, tapi pihak keluarga masih belum membuat laporan ke pihaknya.

Baca juga: Update Kasus Tewasnya Santri di Sukoharjo, Belasan Saksi Diperiksa, Pelaku Kini Ditahan

"Sampai saat ini dari keluarga korban belum membuat laporan ke Polres Blitar Kota, namun penyidik tetap melaksanakan serangkaian tindakan kepolisian agar peristiwa ini menjadi terang dan jelas. Faktanya, peristiwa meninggalnya anak benar terjadi," kata dia.

Selain itu, pihaknya juga menimbang apakah akan dilakukan autopsi atau tidak.

Apabila pihak dokter sudah memastikan penyebab kematian, maka tak perlu dilakukan autopsi.

"Kemarin sudah kami sampaikan ke keluarga soal otopsi, tapi keluarga korban menolak autopsi. Penyidik sudah koordinasi dengan rumah sakit dan dokter untuk kepentingan proses penyelidikan dan penyidikan, mungkin sudah cukup (tidak perlu autopsi)," ujarnya. 

Diwartakan sebelumnya, kasus ini terjadi ketika korban dan santri lainnya sedang melakukan olahraga, selepas salat subuh.

Karena sudah pukul 06.00 WIB, pelaku mengingatkan para santri untuk segera mandi karena ada jam kunjungan orang tua dan melakukan salat dhuha.

"Biasanya, habis salat subuh, para santri olahraga, ada yang main bola, ada yang badminton dan ada yang voli,"

"Kebetulan pagi itu, sudah pukul 06.00 WIB, salah satu ustaz memperingatkan santri untuk segera mandi, karena ada jam kunjungan orang tua dan salat dhuha," ujar Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar.

Karena tak mengindahkan perkataan pelaku, salah satu ustaz akhirnya mengambil kayu dan melemparkannya ke para santri.

Kayu yang dilemparkan tersebut terdapat paku dan menancap di kepala bagian belakang korban.

"Kebetulan korban lewat dan mengenai kepala bagian belakang. Kayu ada pakunya dan menancap di kepala bagian belakang korban," katanya. 

Setelah paku dicabut, korban langsung tak sadarkan diri dan langsung dilarikan ke RSUD Srengat Kabupaten Blitar.

"Karena kondisi sudah tidak memungkinkan, akhirnya korban dibawa ke RSKK (RSUD Kabupaten Kediri)," pungkasnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Penyelidikan Intensif Polisi Kasus Santri Meninggal setelah Dilempar Kayu Berpaku di Blitar

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJatim.com, Samsul Hadi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini