TRIBUNNEWS.COM - Para siswa dan guru Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) harus menempuh perjalanan sejauh 30 kilometer demi mendapatkan akses internet untuk mengikuti Analisis Nasional Berbasis Komputer (ANBK).
Kondisi ini dialami sekolah-sekolah yang jauh dari Kota Maumere.
Para siswa dan guru harus mencari tempat yang memiliki jaringan internet baik meski harus mendaki bukit, mengarungi laut, dan ke kota.
Sebanyak 8 siswa kelas 5 SD ini harus menumpang pikap untuk pergi ke Ibu Kota Kabupaten Sikka sehari sebelum gladi bersih ANBK yang dijadwalkan dua hari sejak 14-15 Oktober 2024.
"Sekitar 30-an kilometer kami harus menempuh perjalanan dari Desa Watu Merak ke Maumere."
"Demi jaringan internet agar bisa mengikuti gladi ANBK," kata Kepala SDN Watulagar, Marieta Ifoni Balik, dilansir TribunFlores.com.
Sebelumnya, jaringan internet di desa normal, sehingga pihak sekolah bisa menggelar ANBK di sekolah mereka.
Namun, sejak Base Transceiver Station (BTS) XL dibangun di Desa Watu Merak, jaringan internet menjadi lemot.
"Tahun-tahun sebelumnya kami ANBK langsung di sekolah, tapi sejak dibangun BTS XL, jaringan di kampung mengalami kendala," terangnya.
Ia pun berharap Pemerintah Kabupaten Sikka memperhatikan kondisi jaringan internet di wilayah Desa Watu Merak.
"Ke depannya mungkin tower yang sudah ada itu diperbaiki. Sehingga ke depannya anak-anak tidak perlu lagi harus turun ke kota tetapi tetap menjalankan ANBK di lingkungan sekolah," tandasnya.
Baca juga: Kisah Ibu di Sikka Melahirkan di Perjalanan, Kehujanan saat Jalan Kaki Sejauh 2 KM Menuju Puskesmas
Merespons kejadian itu, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sikka turun tangan.
Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Sikka, Very Awales menyatakan, pihaknya akan segera menugaskan tim untuk melakukan survei lokasi.
Very mengatakan, pemerintah telah mengusulkan pemasangan menara telekomunikasi dan Very Small Aperture Terminal (VSAT) di daerah-daerah yang masih mengalami blank spot atau kendala jaringan internet.