TRIBUNNEWS.COM, LARANTUKA - Seminari Menengah San Domingo Hokeng, Keuskupan Larantuka terkena dampak letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Seminari Hokeng ini berada di bawah kaki Gunung Berapi di Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT.
Saat letusan tejadi bangunan seminari terkena dampak dan membuat semua penghuni mengungsi serta dievakuasi ke tempat aman.
Romo Ben Koban, pendamping di Seminari Hokeng dalam wawancara dengan Rektor Unipa, Dr.Gery Gobang saat penyerahan bantuan kemanusian dari Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Selasa,5 November 2024 siang menjelaskan, sebanyak 232 siswa sudah dipulangkan ke rumah orangtua mereka masing-masing.
Sementara itu untuk para formatur penghuni seminari sedang berada di pengungsian Pastoran Lewolaga.
“Sekarang kami menjadi korban dari Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki. Siswa yang sudah dipulangkan ke rumah 232 orang. Sekarang tinggal 2 orang yang tinggal di seminari yakni Romo Rektor dan Wakil Rektor. Sedangkan kami para formator yang lain juga bapak ibu guru dan pegawai ada di Pastoran PAroki Lewolaga,” paparnya.
Ia berharap semoga bencana ini cepat berlalu sehingga siswa bisa kembali ke seminari.
Akan tetapi pihaknya akan tetap mengikuti ketentuan yang dikeluarkan pemerintah dan tetap waspada agar adanya bencana susulan lagi.
Kepala BNPB Berkantor di Flores Timur Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengunjungi pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Bokang, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Selasa 5 November 2024.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengatakan akan berkantor di Kabupaten Flores Timur pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
"Saya akan tinggal di sini sampai dengan situasi memungkinkan," ujarnya.
Baca juga: Sebanyak 63 Sekolah Terkena Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki NTT
Dikatakannya, sebelum ke Desa Bokang, dirinya mengunjungi pengungsi di Desa Lewolaga.
Di sana dia mengaku menerima banyak keluhan, seperti kekurangan nasi, lauk apa adanya, tidur di lantai, kekurangan air, dan kekurangan pakaian.