News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Heboh Warga Banjarmasin Kalimantan Selatan Temukan  Batu Meteor, Direndam dan Dipercaya Jadi Obat 

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jagat maya dihebohkan dengan pengakuan seorang warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) mengaku mendapat batu yang disebutnya sebagai batu meteor.

TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN- Jagat maya dihebohkan dengan pengakuan seorang warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) mengaku mendapat batu yang disebutnya sebagai batu meteor.

Penemuan batu yang disebutnya sebagai batu meteor itu menjadi viral setelah videonya diunggah ke media sosial, oleh akun Samidri Memet.

Baca juga: 6 Fenomena Astronomi November 2024: Hujan Meteor Leonids, Hujan Meteor Taurid


Melalui akun media sosialnya, warga Banjarmasin ini menunjukkan batu yang disebutnya sebagai batu meteor itu berwarna hitam,


Batu ini terlihat berukuran sekepalan tangan orang dewasa itu berwarna hitam pekat.

Batu tersebut terlihat berbentuk seperti telur dengan permukaan yang berpori-pori.

"Malam tadi rumah kami kejatuhan batu meteor," kata Samidri Memet dalam videonya.

Ia juga bertanya kepada netizen mengenai harga dan manfaat dari batu yang disebutnya sebagai batu meteor tersebut.


Batu Meteor Direndam Lalu Jadi obat 

Ilustrasi batu meteorit. (Christies Auctions)

Dari akun Instagram Samidri Memet, diketahui rendaman batu yang disebutnya sebagai batu meteor itu dicoba manfaatnya.

"Kami coba dulu di keluarga (rendaman airnya) siapa tahu bermanfaat," ujarnya sambil mengusap rendaman air itu ke kaki salah satu orang di rumahnya.

Ia juga menulis menggratiskan rendaman air batu yang disebut sebagai batu meteor tersebut.

Saat ini pihak Banjarmasin Post (Trimasih menelusuri kebenaran serta menghubungi ahli untuk memastikan kebenaran perihal batu yang disebut sebagai batu meteor tersebut.

Batu  Meteor Berharga Fantastis

Bila benar yang didapat warga Banjarmasin itu adalah Batu meteor, maka harganya fantastis.

Hal ini seperti yang pernah terjadi pada tahun 2020 lalu.

Sebuah batu yang diduga meteor yang jatuh pada Agustus 2020 lalu di Tapanuli Tengah dikabarkan dibeli dengan harga yang fantastis yaitu 1,4 juta poundsterling atau setara Rp 26 miliar.


Menurut laporan Daily Star dikutip dari Kompas.com Selasa (17/11/2020), meteor itu dibeli seorang kolektor dari Amerika Serikat dengan harga 1,4 juta poundsterling atau setara dengan Rp 26 miliar (kurs Rp 18.600/poundsterling).

Setelah analisis, meteorit tersebut diklasifikasikan sebagai CM1/2 karbonan Chondrite, penemuan yang sangat langka yang membawa bahan kimia penyusun yang diyakini telah menjadi benih kehidupan di awal tata surya.

Seorang ahli meteorit, Jared Collins, yang berbasis di Bali, dikirim oleh kolektor bernama Jay Piatek untuk mengamankan meteorit langka tersebut, sekaligus melakukan negosiasi harga.

"Ponsel saya menyala dengan tawaran gila bagi saya untuk melompat ke pesawat dan membeli meteorit," kata Jared dikutip Daily Star.

"Itu terjadi di tengah-tengah krisis Covid dan terus terang itu adalah masalah antara membeli batu untuk diri saya sendiri atau bekerja dengan ilmuwan dan kolektor di AS."

"Saya membawa uang sebanyak yang saya bisa kumpulkan dan pergi mencari Josua, yang ternyata adalah negosiator yang cerdik."

Jared membayar dengan harga fantastis tadi, Rp 26 miliar.

Setelah melakukan kesepakatan dengan Josua, Jared mengirimkan batu tersebut ke AS, dan sekarang menjadi koleksi Jay Piatek, seorang dokter dan kolektor meteorit dari Indianapolis.

Pecahan batu tersebut kemudian dijual kembali seorang kolektor kedua melalui situs jual-beli eBay seharga 757 poundsterling (Rp14,1 juta) per gram.

Artinya, harga batu seberat 1.800 gram yang dijual Josua bisa mencapai hampir 1,4 juta poundsterling atau setara dengan Rp 26 miliar.

Mengaku terima uang Rp 200 juta

Josua Hutagalung (33) warga Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah menunjukkan batu yang diduganya sebagai meteor setelah jatuh menimpa rumahnya, Sabtu (1/8/2020) (Istimewa) ()

Penemu batu yang diduga meteor tersebut adalah Josua Hutaglung (33) warga Dusun Sutahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Rabu (18/11/2020), ia mengaku tak pernah tahu jika batu yang menimpa rumahnya dihargai miliaran rupiah.

Tapi ia membenarkan jika telah menjual potongan batu yang disebut meteor tersebut dengan harga Rp 200 juta kepada warga negara asing yang menghubunginya sekitar tiga pekan yang lalu.

"Saya tidak tahu, kalau batu itu terjual dengan harga segitu. Karena saya hanya menjual batu sekitar Rp 200 juta lebih. Sekitar segitu. Untuk pastinya, biarlah menjadi rahasia saya," kata Josua.

Ia bercerita setelah batu meteor miliknya viral di media sosial, seorang pria yang benama Jared Collins warga negara asing yang tinggal di Bali menghubunginya melalui pesan messenger Facebook.

Saat itu, Jared mengatakan berminta atas batu tersebut dan akan datang ke rumah Jared.

Awalnya Josua mengaku ragu. Namun ternyata Jared benar-benar datang ke Tapanuli Selatan dan melihat batu temuannya. Kemudian Janed membayarnya batu meteor seberat Rp 1,7 kilogram dengan harga Rp 200 juta.

Menurut Josua tidak semua batu ia jual ke Jared. Sebagian batu digunakan untuk mainan anak-anaknya di rumah serta dibagikan ke beberapa kerabatnya.

"Yang saya jual tidak semua, hanya serpihannya saja. Soalnya sebelumnya batu itu juga sudah pecah, dan jadi mainan anak-anak di rumah. Beratnya yang dibawa sekitar 1,7 kilogram," kata Josua.

Sisanya, menurut Josua, telah dibagi-bagi ke sanak keluarga.

"Saya sendiri dapat lima gram, selebihnya saya bagi-bagi ke sanak keluarga. Ada yang dibuat batu cincin," jelasnya.

Joshua berjanji tidak akan menjual sisa batu meteor yang dimilikinya itu, meski harga di pasar internasional cukup mahal.

Dia mengatakan, batu seberat lima gram tersebut akan disimpannya sebagai kenang-kenangan.

"Lima gram itu kan secuil, biarlah jadi kenang-kenangan."

Berat 2,2 kilogram dan terasa hangat saat baru ditemukan

Josua bercerita batu tersebut ia ditemukan pada Sabtu (1/8/2020) sekitar pukul 16.00 WIB. Seperti biasa, Josua yang bekerja sebagai pembuat peti mati sedang mengerjakan pesanan.

Tiba-tiba ia mendengar suara gemuruh dari atas langit. Padahal kondisi cuaca sedang sangat cerah.

Tak berselang lama, Josua dikejutkan dengan suara dentuman keras yang menghantam bagian rumahnya.

"Suaranya terdengar sangat keras sampai bagian rumah ikut bergetar. Dan, setelah saya cari, rupanya atap seng rumah sudah bocor dan ada batu besar yang jatuh," kata Josua saat dihubungi Kompas.com melalui komunikasi seluler, Selasa (4/8/2020).

Ketika pertama ditemukan batu yang jatuh tersebut terasa hangat sangat dipegang. Batu seberat 2,2 kilogram itu juga tertanam sekitar 15 sentimeter di dalam tanah.

Ia pun segera menggali batu yang sebagian telah terpecah dan memindahkannya ke rumah.

"Saat saya angkat, kondisi batu masih hangat lalu saya bawa masuk ke dalam rumah," kata Josua.

"Saya menduga kuat batu ini memang benda dari langit yang banyak disebut orang batu meteor. Karena tidak mungkin, ada yang sengaja melempar atau menjatuhkannya dari atas," ujar Josua.

Ia mengatakan batu yang ditemukannya memiliki keunikan. Saat itu ia iseng mengambil magnet dan menempelkannya ke batu tersebut.

Ternyata magnet tersebut menempel di batu yang ditemukan Josua.

Sempat ditawar Rp 1 miliar

Josua kemudian mengunggah penemuan batu tersebut di akun Facebook miliknya dan mendapat respon dari ratusan warganet.
Batu itu viral dan menjadi perbincangan warganet. Bahkan ia mengatakan ada warga sekitar yang mau membeli batunya seharga Rp 1 miliar.

"Saya tidak tahu dia bercanda atau tidak, dan mau membeli batu ini. Tapi saya belum mau memberikannya," ujar Josua.

Sementara itu Camat Kolang Saut Bona Situmeang mengatakan, pasca-heboh penemuan batu itu, ia sudah datang ke rumah Josua dan melihat langsung kondisi batu tersebut.

Iya benar, saya sudah melihat langsung batu tersebut. Dan yang menemukan mengaku batu itu memang benda langit yang jatuh dan menimpa rumahnya," kata Situmeang saat dihubungi lewat seluler, Rabu (5/8/2020).

Situmeang mengatakan, namun untuk memastikan batu tersebut memang benar meteor atau bukan, harus diserahkan kepada ahlinya.

"Kalau masyarakat sudah banyak yang datang, karena penasaran dan ingin melihat batu itu. Tapi untuk yang ahlinya guna memastikan benar apa tidak (batu meteor) belum ada," ujar Situmeang.

Terkait batu meteor Josua yang diakui sudah ada yang menawar hingga Rp 1 miliar, Situmeang menganggapnya hanya candaan saja.

"Memang ada yang sudah menawar untuk membeli batu itu, tapi saya yakin hanya bercanda saja. Apalagi, nilai yang ditawarkan sangat tinggi sekali," ucap Situmeang.

Fenomena Meteor Selama November 2024

Ada lima fenomena astronomi yang dapat disaksikan selama bulan November.

Hujan meteor Leonid yang paling terang adalah salah satu fenomena yang sayang untuk dilewatkan.

Selain itu, apa fenomena astronomi lainnya yang akan terjadi pada November 2024? Berikut ini penjelasan di laman BRIN.

Fenomena Astronomi November 2024
Bulan Baru (1 November)

Bulan Baru adalah fase pertama pada revolusi Bulan pada bidang orbitnya.

Posisi fase Bulan Baru ke fase setengah purnama awal ke fase Purnama ke fase setengah Purnama akhir dan kembali ke fase Bulan Baru disebut sebagai periode sinodis, yang secara rata-rata ditempuh dalam waktu 29,53059 hari (29 hari 12 jam 44 menit 03 detik).
Bulan Purnama, Supermoon (15 November)

Bulan Purnama Supermoon akan terjadi pada 15 November 2024.

Fenomena Bulan Purnama ini juga disebut Beaver Moon dan akan menjadi Supermoon yang terakhir di sepanjang tahun 2024.
Elongasi Timur Maksimum Merkurius (16 November)

Fenomena menjadi waktu terbaik untuk melihat Merkurius, planet terdekat dengan Matahari dan merupakan planet terkecil di tata surya

Pada Elongasi Timur Maksimum Merkurius, planet tersebut terlihat pada jarak terjauhnya dari Matahari di langit malam.
Oposisi Uranus (17 November)

Oposisi Uranus adalah fenomena yang terjadi ketika Uranus mencapai titik tertinggi di langit.

Planet itu melakukan pendekatan terdekat dengan Bumi pada waktu yang hampir bersamaan (perigee).

Oposisi Uranus membuat planet Uranus terlihat paling terang di antara bintang di langit.
Hujan Meteor Taurid (4-5 November)

Hujan Meteor Taurid adalah hujan meteor kecil yang berlangsung lama.

Fenomena ini menghasilkan sekitar 5-10 meteor per jam.

Hujan Meteor Taurid muncul setiap tahun pada bulan September hingga Desember.
Hujan Meteor Leonids (17-18 November)

Hujan Meteor Leonids berasal dari sisa debu komet Tempel-Tuttle dari pusat radian di atas rasi bintang Leo.

Leonids merupakan salah satu hujan meteor tertua yang tercatat dalam sejarah pada tahun 902.

Fenomena ini berlangsung sekitar 15 meteor per jam dengan kecepatan 71 Km/detik.

(Banjarmasin Post/Kompas.com/Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Viral Warga Banjarmasin Ngaku Dapat Diduga Batu Meteor, Kini Direndam, Harga Fantastis Bila Benar,

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini