"Pondoknya tidak jauh, hanya beda kecamatan saja, tapi waktu kejadian kemarin saya sedang di Ponorogo."
"Tanda-tanda jenuh anak saya sudah ada karena sering pulang ke rumah lalu kembali ke pondok," ujar orang tua siswa, Suwadi, di rumahnya Senin (18/11/2024).
Sandiwara Penculikan dan Penyekapan Santri di Gudang Masjid
Suwadi mengatakan, dirinya mengetahui ulah anaknya yang mengaku diculik dan disekap di gudang masjid dan minta tebusan Rp 2 miliar, dari tetangganya.
Sang tetangga menerima pesan dari nomor tidak dikenal.
Rupanya nomor yang digunakan untuk mengirim pesan ke tetangga orang tua siswa tersebut merupakan handphone milik teman satu pondok sang pembuat skenario.
"Siapa yang mau nebus Rp 2 miliar. Saya tahunya dari tetangga saya karena kemarin saya di Ponorogo,” ujarnya tersenyum mengingat ulah anaknya.
Baca juga: Polisi Sebut 5 Pelaku Penculikan dan Pembunuhan Bocah di Cilegon Bisa Dijerat Hukuman Mati
Rohmat, tetangga Suwadi, akhirnya menjemput siswa yang mengaku disekap dan minta tebusan Rp 2 miliar.
Dia menemukan korban tergeletak di gudang masjid seperti pesan di whatsapp yang diterimanya dengan kondisi tangan terikat di depan.
Rohmat mengaku sudah curiga dari awal perihal penyekapan dengan permintaan tebusan Rp 2 miliar tersebut.
Dia yakin itu hanya akal-akalan saja. Setelah dibangunkan, korban diajak pulang.
"Dari awal sudah janggal karena tali yang digunakan mengikat tangan korban longgar dan berada di depan, ditarikpun bisa lepas. Saya temukan tertidur di gudang masjid tersebut," katanya.
Informasi Penculikan Santri Hoaks
Semetara Wahyudiono, sekretaris desa setempat, memastikan informasi penculikan di desanya adalah tidak benar.