Laporan Reporter Tribun Solo, Zharfan Muhana
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Tukimin Trisno Suwarno(81) atau akrab disapa mbah Sutris mendadak menjadi pusat perhatian. Mbah Sutris membuka lapak cukur di dekat Lapangan Lemah Miring, Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Baca juga: Tukang Cukur di Kediri Syok, Pelanggan Setianya Mendadak Kejang Lalu Meninggal saat Dicukur
Sutris menyebut dirinya sudah memulai memotong rambut sejak duduk di kelas 6 SD tahun 1950. Bila dihitung hingga tahun 2024 ini, total Sutris bergelut di dunia potong rambut sudah selama 74 tahun.
"Mulai motong setelah keluar sekolah, kelas 6 SD sudah lekas memotong," ujar Sutris ditemui beberapa waktu lalu.
Lapak potong rambut Sutris terbilang sederhana. Hanya beratapkan terpal biru dengan spanduk bertuliskan Sumber Rejeki Potong Rambut Mbah Sutris.
Baca juga: Tukang Cukur di Kediri Syok, Pelanggan Setianya Mendadak Kejang Lalu Meninggal saat Dicukur
Dalam spanduk juga dituliskan nominal jasa potong, sebesar Rp 5 ribu. Peralatan cukur yang disiapkan, tak seperti barbershop maupun tempat cukur kekinian. Hanya beberapa peralatan dasar yang sederhana seperti gunting cukur, mesin cukur portable, sisir, kuas untuk mengoles, bedak.
Ada juga kursi kayu dan kaca. Mbah Sutris mengaku bisa memotong rambut tanpa belajar alias otodidak.
"Tidak belajar tidak apa, butuh olah rambut tak potong," ucapnya.
Baca juga: Presiden Prabowo Akan Umum UMP 2025 Dalam Waktu Dekat
Rumah Mbah Sutris juga sangat sederhana. Atapnya terbuat dari bambu, sementara lantainya juga masih tanah. Tidak ada ubin keramik yang mengkilap di rumah Mbah Sutris. Sementara dindingnya terbuat dari bata merah yang terlihat sudah mulai lapuk.
Beberapa sudut rumah juga terlihat hanya ditutupi kain spanduk. Saat hujan deras mengguyur wilayah rumahnya ia harus rela kebocoran dan air masuk ke rumahnya.