TRIBUNNEWS.COM, Maumere – Kota Maumere, Ende, dan Mbay di Nusa Tenggara Timur, saat ini mengalami kondisi udara kabur akibat debu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi Lakilaki.
Fenomena ini dipicu oleh pola angin dominan yang membawa partikel debu ke wilayah tersebut.
Menurut Ota Welly Jenni Thalo, Kepala Stasiun Meteorologi Maumere, kondisi kabut haze di tiga daerah tersebut disebabkan oleh debu vulkanik yang mengandung partikel halus dan gas sulfur dioksida (SO₂).
"Debu vulkanik yang dilepaskan oleh aktivitas gunung berapi terbawa oleh angin dari arah Timur-Tenggara," jelasnya.
Baca juga: Pengungsi Lewotobi Terserang Penyakit, Mensos Sebut Logistik hingga Obat-obatan Sudah Mencukupi
Lapisan Inversi dan Dampaknya
Kondisi ini diperparah oleh adanya lapisan inversi di ketinggian sekitar 5500 meter (500 mb).
Lapisan inversi menciptakan penghalang vertikal yang mencegah partikel debu dan gas untuk naik lebih tinggi ke atmosfer.
"Suhu udara di lapisan atas lebih hangat daripada di bawahnya, sehingga konveksi udara yang mengandung partikel dan gas tidak bisa naik lebih tinggi," tambah Ota Welly.
Berdasarkan penjelasan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), langkah mitigasi yang perlu dilakukan adalah pembatasan aktivitas luar ruangan.
Baca juga: 169 Prajurit TNI AD Dikerahkan Bantu Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi di Flores Timur NTT
Penggunaan masker dan kacamata saat beraktivitas di luar ruangan sangat disarankan untuk mengurangi dampak negatif dari kabut haze.
Dengan adanya fenomena kabut haze yang disebabkan oleh debu vulkanik dari Gunung Lewotobi, masyarakat di Maumere, Ende, dan Mbay diimbau untuk lebih berhati-hati dan mengikuti langkah mitigasi yang disarankan.
Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Dampak Abu Vulkanik Gunung Lewotobi, Kabut Haze Meliputi Kota Maumere, Ende dan Mbay
(Pos-Kupang.com/Albert Aquinaldo)
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).