News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

5 Populer Regional: Remaja Bunuh Ayah dan Neneknya di Jaksel - DPR Panggil Kapolrestabes Semarang

Penulis: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berita populer regional dimulai dari kasus remaja 14 tahun tega bunuh ayah dan neneknya hingga DPR panggil Kapolrestabes Semarang.

TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional dimulai dari kasus remaja 14 tahun tega bunuh ayah dan neneknya di Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan (Jaksel), Sabtu (30/11/2024) dini hari.

Pelaku berinisial MAS itu menghabisi kedua anggota keluarganya dengan pisau.

MAS juga melukai ibu kandungnya yang kini masih menjalani perawatan medis.

Belum diketahui motif kasus pembunuhan ini.

MAS di hadapan polisi mengaku sudah tidur dan mendengar bisikan gaib.

Berita selanjutnya ada update dari kasus polisi tembak mati siswa SMK di Semarang, Jawa Tengah.

Terbaru, DPR RI akan memanggil Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar.

Berikut rangkuman berita populer regional selengkapnya selama 24 jam di Tribunnews.com:

1. Tega Bunuh Ayah dan Nenek, Bocah 14 Tahun di Lebak Bulus Jaksel Jadi Tersangka, Motif Masih Didalami

Seorang anak laki-laki menusuk ayah dan neneknya hingga tewas di Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024) dini hari.

Pelaku yang diketahui berinisial MAS ternyata masih berusia 14 tahun.

Pelaku masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) kelas 10.

Dalam kasus ini, pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka.

Kini, pelaku anak berurusan dengan hukum (ABH) sudah diamankan dan sedang dimintai keterangan.

Kasi Humas Polres Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, menjelaskan kasus anak di bawah umur yang menjadi pelaku pembunuhan dijerat Pasal 338 KUHP.

Lantaran pelaku berusia 14 tahun, maka ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jaksel.

“Setelah Kapolsek mengecek TKP di salah satu perumahan di Cilandak itu sudah dilimpahkan ke Polres Metro Jakarta Selatan yang menangani Unit PPA,” ungkap Nurma kepada wartawan, Sabtu.

Nurma pun membenarkan bahwa pelaku menghilangkan nyawa ayah dan neneknya menggunakan senjata tajam.

Baca selengkapnya.

2. Detail Kecelakaan Mobil Xpander di Semarang: Siswa SMA Ngantuk Menabrak Driver Ojol

Detik-detik kecelakaan Mobil Xpander di Semarang yang libatkan siswa SMA. (Tangkap layar kanal YouTube Tribun Jateng)

Seorang pelajar SMA kelas 11 berinisial SAB (16) terlibat dalam kecelakaan lalu lintas saat mengemudikan mobil Xpander di depan Perumahan Permata Puri, Jalan Moh Ichsan, Ngaliyan, Kota Semarang.

Kecelakaan terjadi pada Jumat (29/11/2024) sore sekitar pukul 17.00 WIB.

Kecelakaan tersebut melibatkan dua sepeda motor, yaitu Beat Street berpelat H 4226 ASW dan Vario berpelat H 3234 LY.

Salah satu korban, Kukuh Apriyanto Nugroho (28), mengalami luka pada bahu kiri.

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.

Baca selengkapnya.

3. Ngamar Bersama Teman Wanitanya, Kakek 69 Tahun Tewas Kejang-kejang usai Tenggak Kopi Perangsang

Ilustrasi tewas. (ThinkStock via Kompas)

Seorang kakek berinisial MS (69), warga Makarti Jaya, Banyuasin, ditemukan tewas di dalam kamar Penginapan Himalaya, Jalan Ali Gathmir, Kelurahan 13 Ilir, Kecamatan IT I, Palembang, pada Sabtu, 30 November 2024, sekitar pukul 14.00 WIB.

Korban ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di kamar nomor 09.

Sebelum kejadian, MS datang ke penginapan bersama seorang wanita menggunakan becak.

Setelah memesan kamar, sekitar setengah jam kemudian, wanita tersebut panik dan memberitahukan saksi, Noval, yang berada di resepsionis bahwa korban mengalami kejang-kejang.

"Saya mendapatkan informasi dari teman wanita korban yang mengatakan korban kejang-kejang. Ketika saya menuju kamar, saya melihat korban sudah terbaring di lantai dan meninggal dunia," ungkap Noval kepada petugas kepolisian.

Baca selengkapnya.

4. Nasib Guru Honorer Beri Hukuman Squat Jump hingga Siswa Tewas di Deli Serdang, Kini Jadi Tersangka

Momen pemakaman siswa sekolah menengah pertama (SMP) di SMP Negeri I STM Hilir, bernama Rindu Syahputra Sinaga (14) warga Dusun I, Desa Negara Beringin, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deliserdang tewas diduga usai disuruh Squat jump sebanyak 100 kali oleh gurunya, Jumat (27/9/2024). (TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO)

Seorang guru honorer berinisial SWH di SMP Negeri 1 STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang, telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polresta Deli Serdang setelah mengakibatkan kematian salah satu siswa, RSS, akibat hukuman fisik yang berlebihan.

SWH awalnya berstatus saksi dalam kasus kematian RSS, namun setelah hasil forensik diterima, statusnya berubah menjadi tersangka.

Menurut keterangan Kanit PPA Satreskrim Polresta Deli Serdang, AKP Dodi Martha, penyebab kematian siswa tersebut adalah akibat aktivitas fisik berlebih yang menyebabkan kerusakan jaringan.

"Kita sudah gelar perkara dan sudah ditetapkan sebagai tersangka gurunya," ujar Dodi.

Baca selengkapnya.

5. DPR RI Panggil Kapolrestabes Semarang, Korban Penembakan Siswa Berprestasi Namun Disebut Gangster

Kolase foto: Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar dan Siswa SMKN 4 Semarang, Jawa Tengah, bernama Gamma Rizkynata Oktafandy (16), tewas setelah ditembak polisi. (HO)

Kasus penembakan siswa SMKN 4 Semarang, Jawa Tengah, yang dilakukan oleh oknum kepolisian, mendapat perhatian serius dari Komisi III DPR RI.

Penembakan ini terjadi saat pembubaran tawuran, yang mengakibatkan seorang siswa berinisial GRO tewas akibat luka tembak di bagian pinggul.

Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, mengungkapkan bahwa rapat khusus untuk membahas kasus ini telah dijadwalkan pada Selasa, 3 Desember 2024.

Dalam rapat tersebut, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar, akan diminta untuk menjelaskan kronologi kejadian.

"Kasus penembakan yang dilakukan Aipda Robig dapat memperburuk citra polisi. Kejadian di Semarang ini benar-benar memprihatinkan," ungkap Habiburokhman.

Ia juga menyoroti kurangnya komunikasi dari Kapolrestabes Semarang dan mengkritik pernyataan yang menyebut korban sebagai anggota gangster tanpa bukti yang kuat.

Menurut pihak sekolah, korban adalah siswa berprestasi dan tidak terlibat dalam kelompok kriminal.

Hingga saat ini, Aipda Robig Zaenudin belum ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penembakan tersebut.

Baca selengkapnya.

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini