TRIBUNNEWS.COM, GOWA - Polres Gowa Sulawesi Selatan memburu tiga orang yang diduga kuat terlibat kasus sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan.
Baca juga: Tersangka Utama Pembuat Uang Palsu UIN Alauddin Makassar Terancam Seumur Hidup
Setelah heboh Annar Salahuddin Sampetoding dihubungkan sebagai ASS, kini muncul lagi sosok baru.
ASS adalah seorang pengusaha Makassar yang disebut punya peran sentral di kasus ini.
Sosok baru yang baru muncul adalah staf UIN Alauddin Makassar berinisial M.
Namun, belum sempat diperiksa, M meninggal.
Baca juga: Cara Tersangka Masukkan Mesin Uang Palsu ke UIN Alauddin
Informasi beredar, M mendadak meninggal karena syok setelah namanya disebut-sebut terlibat dalam kasus uang palsu di UIN Alauddin.
Apalagi Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Andi Ibrahim (AI) dan staf kampus Mubin Nasir (40) lebih dulu diciduk dan ditetapkan tersangka.
Sumber terpercaya Tribun menyebut M berperan mengedarkan uang palsu ke tersangka Sukmawati.
Sementara Sukmawati merupakan PNS guru yang mengedarkan uang palsu dengan membeli kebutuhan sehari-hari.
Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Bahtiar mengatakan informasi mengenai dugaan keterlibatan M sempat terdengar di lingkungan kampus.
Namun, informasi itu tidak dikorek lebih dalam lantaran belum ada fakta awal yang mendukung ke arah tersebut.
Baca juga: Andi Ibrahim Cetak Uang Palsu untuk Maju Pilkada 2024, Mesin Dimasukkan ke Perpustakaan UIN Alauddin
"Kami belum memiliki bukti yang mengarah ke pernyataan tersebut, baik dari tersangka AI maupun pihak lainnya," ujarnya, Sabtu (21/12/2024).
"Informasi itu saya dapatkan pada saat di kampus tapi saya tidak korek karena tidak ada fakta awalnya," sambungnya.
Diketahui, Satreskrim Polres Gowa telah meringkus 17 tersangka pencetak dan pengedar uang palsu.
Polisi juga membongkar pabrik uang palsu di gedung perpustakaan UIN Alauddin Makassar. Ke-17 tersangka ini diringkus di lokasi berbeda, di antaranya Gowa, Makassar, Wajo, Mamuju Sulawesi Barat.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono mengatakan awal mula kasus ini diselidiki dari adanya laporan masyarakat ke Polsek Pallangga.
Masyarakat tersebut, mendapati adanya peredaran uang palsu di wilayah Lambengi, Kelurahan Bontoala, Kecamatan Pallangga, Sulawesi Selatan.
Baca juga: Pemimpin HTS Serukan Pencabutan Sanksi untuk Pemulihan Suriah
"Masyarakat melapor kepada Polsek (Pallangga) bahwa diduga ada uang kertas palsu yang diedarkan, kemudian oleh tim kami langsung di laporkan di Polres," ujar Yudhiawan.
Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak pun memerintahkan personel Satreskrim yang dipimpin AKP Bachtiar untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Satreskrim langsung bergerak untuk melakukan penyelidikan tepatnya di Jl Pelita Lambengi, Kelurahan Bontoala, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa," ujarnya.
Hasil penyelidikan itu, diamankanlah sosok pria berinisial M yang diduga mengedarkan uang palsu tersebut.
M diamankan polisi saat melakukan transaksi dengan seseorang inisial AI.
Di mana M menjual uang palsu itu kepada AI, dengan kelipatan dua kali lipat dari uang asli yang dibelanjakan.
"Uang palsu ini perbandingannya satu banding dua, jadi satu asli dua uang palsu," ungkap Yudhi.
Baca juga: Arab Ungkap Ada Sinyal Positif dari Perundingan Gencatan Senjata, tapi Kapan Israel-Hamas Sepakat?
Dari penangkapan M dan AI, polisi terus mendalami kasus itu hingga mendapat mesin pencetakan uang palsu yang ada di dalam Kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Jl Yasin Limpo, Gowa.
Mesin berukuran besar dengan berat diperkirakan dua ton lebih itu, disembunyikan dalam ruangan yang ada di Perpustakaan UIN.
Atas pengungkapan itu, kepala perpustakaan UIN Alauddin inisial AI alias Andi Ibrahim, ditangkap bersama 16 orang lainnya.
Total ada 17 tersangka yang telah ditangkap dan kini diamankan di Mapolres Gowa.
Selain itu, polisi juga mengejar tiga Daftar Pencarian Orang (DPO) yang diduga kuat juga terlibat dalam kasus tersebut.