Warga tersebut juga mempertanyakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dari Proyek Strategi Nasional (PSN) Palang Joglo.
Ia menegaskan bahwa dampak genangan air ini sudah dirasakan sejak awal proyek dirancangkan.
"Tolong untuk pemangku proyek, terutama WIKA dan PUPR, perhatikanlah air. Saya tanya, AMDAL-nya ada?" tambahnya.
Protes Tanpa Solusi
Menurut warga, mereka telah beberapa kali melayangkan protes kepada kontraktor penggarap proyek, namun hingga saat ini belum ada solusi yang memadai.
"Sudah beberapa kali kami mengadu ke proyek, tidak ada penanganan sama sekali," keluhnya.
Sementara itu, beberapa waktu lalu, Camat Banjarsari, Beni Supartono Putro pernah mengakui bahwa genangan air yang masuk ke rumah warga disebabkan oleh pembangunan proyek strategis nasional.
Ia menjelaskan bahwa kondisi tersebut terjadi karena akses air menuju selatan terhambat akibat pembangunan rel.
"Kondisi ini memang kurang ada saluran besar yang meneruskan air dari sisi utara menuju sungai besar, Kali Anyar atau Kali Pepe," jelas Beni.
Beni menambahkan bahwa pihaknya telah mencari solusi sejak awal pengerjaan PSN Simpang Palang Joglo dimulai pada tahun 2023.
Namun, minimnya saluran air besar di sisi utara Simpang Joglo membuat akses air terhambat, sehingga menimbulkan genangan.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com