Setelah dicek, Ihda sempat syok lantaran ayahnya S ditemukan terkapar sudah tidak bernyawa di ruang tengah.
Sedangkan ibunya R juga ditemukan meninggal di dalam kamar.
Dia sempat tidak percaya jika orangtuanya meninggal bersamaan tanpa diketahui penyebabnya.
Padahal, lanjutnya, Ihda masih bertemu dengan ayahnya pada Minggu pagi sebelum kejadian.
Kala itu ayahnya dinilai masih dalam keadaan sehat dan bugar ketika bermain dengan cucunya dan pergi ke sawah.
Namun, S dan R justru ditemukan dalam keadaan meninggal pada Senin siang.
"Ketemu terakhir sama bapak Minggu pagi, (dia) nungguin si kecil (cucu), kemudian agak siang ke sawah. Jadi tidak menyangka saja kalau bapak dan ibu sudah meninggal, kaget saja, soalnya ketemu terakhir Minggu masih sehat-sehat saja," jelas dia.
Ihda menyebut bahwa hubungannya dengan ayahanda S cukup dekat.
Bahkan, ketika dia bekerja di Semarang, diminta untuk kembali ke Kudus dan mencari pekerjaan di Kudus agar bisa lebih dekat dengan orang tua.
Ihda mengaku tidak mengenal banyak sosok ibu sambungnya lantaran sudah sibuk dengan pekerjaan dan urusan keluarga sendiri.
Meski dia dekat dengan ayahnya, namun S tidak pernah cerita apakah pernah terjadi cek-cok antara S dan istrinya R.
Hanya saja, ayahnya pernah berkata kepada Ihda bahwa ibu sambungnya memiliki sifat yang cukup keras.
"Kalau cek-cok sepertinya tidak pernah dengar, ya baik-baik saja meskipun ibu kata bapak agak keras. Kalau dengan orang lain, tetangga, teman, saya kurang paham," ucapnya.
Keponakan S, Agung Setiadi menambahkan bahwa dirinya baru mendapatkan kabar jika S dan R ditemukan meninggal kurang lebih pukul 16.00 WIB.
Setahu dia, S dan R hanya tinggal berdua menjalani kegiatan sehari-hari berdua.