Sebelumnya, peran Annar dalam kasus ini diungkap oleh Dirkrimsus Polda Sulsel, Kombes Pol Dedi Supriyadi.
Sebagai informasi, publik sempat mengira bahwa sosok penting dalam kasus peredaran uang palsu yang diproduksi di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), adalah Andi Ibrahim.
Andi Ibrahim menjabat sebagai Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar sebelum dipecat oleh rektor, Hamdan Juhannis.
Nyatanya, sosok penting tersebut bukanlah Andi, melainkan adalah Annar.
Dedi menyebut, Annar merupakan sosok yang merancang segala alur produksi hingga peredaran uang palsu.
Dia mengungkapkan, Annar adalah pemberi ide hingga pemberi perintah kepada Andi Ibrahim dan pelaku lainnya.
Tak cuma itu, Annar juga merupakan investor utama yang membiayai kegiatan tersebut.
Bahkan, mesin cetak yang dibeli dari China seharga Rp600 juta juga dimodali oleh Annar.
"Saya akan menanggapi peran ASS dalam kasus uang palsu. Di mana perannya yang bersangkutan adalah yang pertama pemberi ide, kemudian ikut memodali, pembeli mesin, kemudian memberi perintah. Dan itu aja intinya," katanya dalam konferensi pers di Mapolda Sulawesi Selatan, Senin (30/12/2024).
Pada kesempatan yang sama, Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Yudhiawan Wibisono, juga mengungkapkan rumah Annar yang berada di Jalan Sunu 3, Kota Makassar, menjadi lokasi awal untuk memproduksi uang palsu sebelum dipindahkan ke kampus UIN Alauddin.
Yudhiawan menambahkan, Annar dan komplotannya sudah mengedarkan uang palsu di Makassar selama dua tahun.
"Kita sampaikan kepada seluruh masyarakat, uang itu sudah dicetak sejak 2022 sekarang sudah mau 2025," katanya.
Sebagian artikel telah tayang di Tribun Timur dengan judul "Tersangka Uang Palsu Annar Salahuddin Sampetoding Akhirnya Dijebloskan ke Penjara"
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Timur/Muslimin Emba/Sayyid Zulfadli Saleh Wahab)
Artikel lain terkait Uang Palsu di Kampus UIN Alauddin