Siswa SMP Terseret Ombak di Pantai Drini

Tangis Ibu Korban Terseret Ombak Pantai Drini Gunungkidul: Anakku Meninggal, Masih Kecil

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TANGIS PECAH - Tangis para orang tua siswa SMPN 7 Kota Mojokerto seketika pecah ketika mendapat kabar kepastian, anaknya menjadi salah satu korban yang meninggal terseret arus pantai Drini, Gunung Kidul, Yogyakarta, Selasa, (28/1/2025).  Ibunda salah satu korban menangis histeris setelah mengetahui anak keduanya meninggal dunia.
TANGIS PECAH - Tangis para orang tua siswa SMPN 7 Kota Mojokerto seketika pecah ketika mendapat kabar kepastian, anaknya menjadi salah satu korban yang meninggal terseret arus pantai Drini, Gunung Kidul, Yogyakarta, Selasa, (28/1/2025). Ibunda salah satu korban menangis histeris setelah mengetahui anak keduanya meninggal dunia.

TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 13 siswa SMPN 7 Kota Mojokerto terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul, DIY, Selasa (28/1/2025) pagi.

Sebanyak 3 siswa ditemukan meninggal dunia, sedangkan satu siswa lainnya dinyatakan hilang dan masih dalam proses pencarian.

Salah satu siswa yang meninggal adalah Malvein Yusuf Adh Dhuqa.

Malvein Yusuf Adh Dhuqa adalah siswa kelas 7C SMPN 7 Mojokerto.

Ia tinggal di lingkungan Balongrawe Gang Al-Azhar, Kelurahan Balongsari, Magersari, Kota Mojokerto.

Kepergian Malvein Yusuf Adh Dhuqa yang begitu mendadak meninggalkan duka yang mendalam bagi sang ibu, Istiqomah.

Ia menangis histeris setelah mengetahui anak keduanya meninggal dunia.

RUMAH DUKA: Orang tua korban siswa SMPN 7 Kota Mojokerto yang menjadi korban terseret ombak Pantai Drini, Gunung Kidul. (TribunJatim.com/Mohammad Romadoni)

"Anakku meninggal, masih kecil," ucap Istiqomah sembari menangis.

Bersama sang suami, Yosep, keduanya hanya bisa pasrah meratapi kepergian sang anak untuk selamanya.

Istiqomah mengatakan sempat melarang Malvein Yusuf Adh Dhuqa agar tidak ikut kegiatan outing class yang digelar sekolahnya ke Yogyakarta.

Namun, Malvein tetap berangkat karena dibiayai oleh pakde-nya.

Baca juga: Kronologi 3 Pelajar Asal Mojokerto Tewas Terseret Ombak di Pantai Drini Gunungkidul

"Cuacanya kan seperti ini, kita sempat melarang, tapi anaknya tetap ikut karena dibiayai pak de- nya," kata Istiqomah, dikutip dari TribunJatim.com.

Sementara itu, ayahanda Malvein mengaku, tidak memiliki firasat apapun sebelum sang anak bersama rombongan berangkat menuju Yogyakarta.

Yosep menuturkan, sang anak sempat berkomunikasi dengan pakde-nya sebelum kejadian tragis tersebut.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini