TRIBUNNEWS.COM -- Bulan Maret lalu, Minor Planet Center di International Astronomical Union (IAU) mengumumkan nama-nama baru asteroid di tata surya. Yang membanggakan, salah satu nama asteroid itu diambil dari nama orang Indonesia, Premana Premadi.
Nana, demikian sapaan akrabnya, adalah kosmolog dari jurusan Astronomi, InstitutTeknologi Bandung (ITB). Dia mengajar astrofisika dan kosmologi serta turut mempopulerkan astronomi dengan jadi anggota Universe Awareness (UNAWE) dan mendirikan UNAWE Indonesia.
Selain itu, dia juga berperan memperjuangkan nasib penderita penyakit langka Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), suatu penyakit yang menggerogoti kemampuan saraf motorik. Ia memprakarsai berdirinya Asosiasi ALS Indonesia sebagai wadah berbagi sesama penderita.
Asteroid yang menggunakan namanya adalah (12937) Premadi. Asteroid itu sebenarnya sudah ditemukan pada tahun 24 September 1964 C. J. van Houten dan I. van Houten-Groeneveld, astronom dari Universitas Leiden, Belanda. Namun sekian lama asteroid itu hanya dinamai dengan angka.
Nana mengungkapkan bahwa dirinya terkejut mengetahui namanya diabadikan sebagai nama asteroid. "Saya juga suprised banget kok. Senang dan terharu dapat acknowledgement ini," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (7/4/2017).
"Yang bikin saya sangat terharu adalah salah satu penemunya, almarhum Ingrid van Houten-Groeneveld, saya kenal. Dulu saya agak sering ke Leiden, urusan riset ekstragalaksi dan pekerjaan UNAWE. Jadi ada kesempatan-kesempatan ketemu beliau. Juga ketemu di knferensi di Prague seingat saya," imbuhnya.
Asteroid Premadi punya diameter 10.584 kilometer. Benda langit kecil itu terletak di Sabuk Utama Asteroid, sebuah wilayah padat asteroid yang berada di antara orbit Mars dan Jupiter. Dia bertetangga dengan asteroid Vesta, asteroid terbesar di tata surya.
Nana bukan satu-satunya ilmuwan Indonesia yang diabadikan jadi nama asteroid. Rekannya di ITB yaitu Bambang Hidayat, Moedji Raharto dan Taufik Hidayat juga diabadikan sebagai nama asteroid. Di angkasa, ada juga asteroid bernama Bali dan Merapi. (Yunanto Wiji Utomo)