TRIBUNNEWS.COM - Mobil berjalan di daratan? Tentu sudah seharusnya.
Namun mobil terbang? Ini baru luar biasa.
Walau terdengar hampir mustahil, mobil-mobil yang bisa terbang ke langit kemungkinan bisa kita lihat hasilnnya dalam dua tahun ke depan.
Perusahaan teknologi AS, Terrafugia, mengatakan bahwa mereka dapat mempercepat rencananya untuk membawa kendaraan Transisi hibrida (sebutan untuk mobil terbang) ke pasar.
Hal ini dikarenakan mereka mendapat investasi besar-besaran setelah perusahaan mereka dibeli oleh perusahaan induk Volvo, salah satu produsen mobil dunia.
Dari gambar-gambar yang dihasilkan komputer, mobil terbang nanti akan memiliki kabin dengan dua kursi dan sayap.
Kemudian sayap tersebut bisa dilipat saat mobil berada di tanah dan akan terbuka dalam waktu kurang dari satu menit untuk kembali membawa mobil ke udara.
Tim pengembang mengatakan bahwa Transisi, yang akan menelan biaya 279.000 US Dollar (Rp3,7 miliar), akan dapat mencapai ketinggian hingga 10.000 kaki dan terbang dengan kecepatan 100 mph.
“Ini adalah sektor yang sangat menarik dan kami percaya bahwa Terrafugia berada dalam posisi untuk mengubah mobilitas karena saat ini kami memahami pengembangan industri baru,” ucap Chris Jaran, CEO Terrafugia.
“Setelah bekerja di industri helikopter selama lebih dari 30 tahun dan industri penerbangan di China selama 17 tahun, Terrafugia menyajikan kesempatan untuk menjadi yang terdepan dalam industri yang masih muda namun sangat menarik ini.”
Sementara itu Federal Aviation Administration (FAA) di Amerika Serikat memberi Terrafugia pengecualian dari persetujuan khusus yang biasanya diperlukan untuk sebuah persawat terbang yang bisa terbang.
Pengemudi Transisi nantinya hanya perlu mendapatkan sertifikat pilot olahraga, yang membutuhkan waktu hanya 20 jam pelatihan untuk memperolehnya, sebelum mereka bisa berada di belakang kemudi hibrida dan terbang ke langit.
Mentari Desiani Pramudita/Intisari-Online.com