TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akhir minggu ini, kita akan menyaksikan sebuah fenomena langit langka, yaitu Gerhana Bulan Total.
Gerhana yang akan terjadi pada 28 Juli mendatang merupakan yang terlama pada abad ke-21. Namun, yang membuat gerhana kali ini makin istimewa adalah planet Mars.
"Gerhana Bulan ini bertepatan dengan saat Mars berada pada posisi terdekat dengan Bumi dalam 15 tahun terakhir," kata Marufin Sudibyo, astronom amatir, Jumat (06/07/2018).
Posisi Terdekat Mars Planet merah memang akan berada di posisi terdekat (hanya 57,58 juta kilometer) dengan bumi pada 31 Juli 2018, hanya berselisih 3 hari saja dengan gerhana bulan total.
Sebagai perbandingan, Bumi dan Mars rata-rata berjarak 225 juta kilometer dan jarak terjauhnya 401 juta kilometer. Ini artinya Bumi dan Mars akan seperempat kali lebih dekat dari biasanya.
Baca: Sidang PK Terakhir, Anas Urbaningrum Tantang Jaksa KPK Sumpah Kutukan
Terlihat Terang
Dengan jarak begitu dekat, Mars akan terlihat jauh lebih besar dan lebih terang. Setidaknya sepanjang Juli kita akan melihat benda langit dengan sinar paling terang di antara bintang lainnya.
Artinya, saat GBT terjadi, Mars sedang menuju posisi terdekatnya dengan Bumi. Itu membuat sinar terang Mars akan berdampingan mesra dengan GBT.
"Magnitudonya (Mars) diperkirakan -2,7 (normalnya hanya -0,5) sehingga jauh lebih mudah diamati," kata Marufin.
Sepanjang Malam Menurut Marufin, Mars akan terlihat sepanjang gerhana bulan total terjadi. Itu karena Mars sedang beroposisi dengan matahari.
Oposisi Mars – Matahari adalah saat Bumi, Mars dan Matahari terletak dalam satu garis lurus dengan kedudukan Bumi di tengah-tengah.
Artinya, kedudukan Mars akan bertolak belakang terhadap Matahari.
"Dengan kata lain, pada saat oposisi Mars terjadi maka planet itu tepat akan terbit kala Matahari tepat terbenam. Dan demikian pula sebaliknya," kata Marufin, Kamis (26/07/2018).
"Saat oposisi Mars terjadi maka ia akan berada pada kondisi paling terang dan jaraknya ke Bumi pun adalah yang terpendek," sambungnya.