Laporan wartawan tribunnews.com, Wahyu Firmansyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerhana Bulan merupakan peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga cahaya tidak semuanya sampai ke Bulan.
Peristiwa yang terjadi akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya berlangsung saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.
Proses Gerhana Bulan Total (GBT) terlama pada abad ke 21 dengan waktu 6 jam 14 menit dimulai pada saat Bulan mulai memasuki penumbra bumi pukul 00.13 WIB.
Pada proses ini kecerahan bulan lebih redup dibandingkan dengan kecerahan sebelum gerhana.
Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhammad Sadly mengatakan perubahan kecerahan tidak dapat dilihat oleh kasat mata.
"Perubahan kecerlangan ini tidak dapat dideteksi oleh mata tanpa alat, hanya dapat dideteksi dari hasil perbandingan perekaman antara sebelum gerhana dan setelah gerhana," ujar Sadly di Gedung A BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (28/7/2018).
Kemudian bulan memasuki umbra Bumi pada pukul 01.24 WIB fase gerhana sebagian dimulai.
"Hal ini ditandai dengan sedikit lebih gelapnya bagian Bulan yang mulai memasuki umbra Bumi," katanya.
Semakin lama maka bagian gelap bulan ini semakin besar, hingga akhirnya seluruh piringan Bulan memasuki umbra Bumi pukul 02.30 WIB.
Sementara itu puncak GBT akan terjadi pada pukul 03.22 WIB, bagian bulan akan memerah dan mencapai puncak merah yang merupakan saat puncak gerhana.
"Memerahnya piringan Bulan ini karena cahaya Matahari dihamburkan atmosfer Bumi, selanjutnya bagian cahaya merahnya diteruskan sampai Bulan, karena itu fase totalitas Gerhana Bulan Total akan berwarna kemerahan," katanya.
Memerahnya piringan bulan akan berakhir pada pukul 04.13 WIB ketika piringan bulan memasuki penumbra Bumi.
"Sejak itu, piringan Bulan terlihat gelap kembali plus adanya bagian terang pada piringan Bulan, yang menandakan peristiwa gerhana Bulan sebagian kembali terjadi," kata fadly.
Pada pukul 05.19 WIB bulan akan kembali terlihat terang dan semakin membesar.
Rangkaian fase-fase GBT tersebut diamati langsung oleh BMKG di 24 titik diseluruh Indonesia.