Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Presiden RI ketiga B.J Habibie menjadi keynote speaker pada kegiatan Ilmiah Nasional dan Internasional dalam memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-23 di Riau, Pekanbaru (9/8/2018).
Saat berpidato, Habibie menyampaikan perspektifnya berkenaan dengan strategi dan kebijakan pengembangan riset dan inovasi nasional ke depan. Ia mengatakan riset dan inovasi yang dihasilkan perguruan tinggi dan lembaga litbang harus sesuai dengan kebutuhan industri.
Habibie menerangkan bahwa kemampuan anak bangsa dalam penguasaan teknologi telah terkonfirmasi oleh keberhasilan penerbangan perdana pesawat N-250 Gatotkaca produksi di IPTN Bandung pada tanggal 10 Agustus 1995 dan dibuat anak bangsa.
"N-250 adalah hadiah saya untuk ulang tahun Indonesia yang ke-50 waktu itu. Anak muda Indonesia sekarang harus lebih hebat dari Habibie, karena segala fasilitas untuk berinovasi saat ini sangat lengkap," ujar Habibie.
Baca: Pilihan Jokowi Terkuak Seusai Salat Magrib, Maruf Amin: Saya Enggak Pakai Feeling
Pemuda juga diharapkan bekerja sama membangun bangsa. Dari Sabang sampai Merauke, ucap Habibie, inovasi harus diarahkan kepada kebutuhan masyarakat.
"Itu akan berkembang jikalau Kita mengembangkan dasar-dasar pemikiran dari ekonomi pasar Pancasila," ucap Habibie.
Sementara itu, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengajak peniliti dan perekayasa untuk mengembangkan kapasitas dalam menginisiasi, menerapkan dan mengembangkan fokus riset. Terutama pada ajang dengan tema “Riset dan Inovasi Menuju Ekonomi Era Industri 4.0” ini.
Mereka juga dituntut lebih kreatif berinovasi sebagai kesiapan memasuki era revolusi industri 4.0. dan memperkuat struktur industri nasional. Nasir optimis bangsa Indonesia dapat mencapai kemandirian dan meningkatkan daya saing.
Nasir mengungkapkan tujuan utama penyelenggaraan Hakteknas adalah memperkenalkan inovasi anak bangsa kepada dunia.
Inovator Indonesia telah menciptakan berbagai macam inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Menteri Nasir juga menghimbau para periset untuk menghasilkan lebih banyak inovasi.
"Inovasi yang lahir dari riset adalah kunci menjadi negara pemenang. Oleh karena itu, sudah ada 10 roadmap penelitian yang menjadi fokus pemerintah, dalam rangka Making Indonesia 4.0," ucapnya.
Dirjen Penguatan Inovasi Jumain Appe selaku Ketua Umum Hakteknas ke-23 mengungkapkan ada tiga kegiatan ilmiah yang diselenggarakan hari ini, yaitu Sidang Paripurna DRN dan DRD dengan tema Membangun Ekosistem Pangan dan Energi Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0, Forum Dekan Fakultas Teknik Indonesia dengan tema Kiprah Fakultas Teknik dalam Memasuki Revolusi Industri 4.0. dan Rapat Kerja Nasional Bidang Riset Tahunan 2018.
Kegiatan Ilmiah Nasional dan Internasional ini diisi dengan 84 kegiatan berupa workshop, simposium, seminar, sarasehan, temu tahunan, rapat paripurna tahunan, serta pertemuan asosiasi profesi/praktisi, dengan 45 kegiatan dilaksanakan di Riau dan 39 di luar Riau.
Serangkaian acara ini juga menjadi ajang penyampaian produk kebijakan, antara lain Perpres 106 Tahun 2017 tentang Kawasan Sains dan Teknologi dan Pedoman Maturitas Kawasan Sains dan Teknologi, oleh Menristekdikti kepada Pemda yang diwakili Sekda Riau; perguruan tinggi yang diwakili oleh Rektor Universitas Riau; dan dunia usaha yang diwakili oleh Direktur dan Kepala Kantor PT. Indosat Tbk; dan Perpres No. 38 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Riset Nasional Tahun 2017-2045, oleh Menristekdikti kepada Ketua DRN dan Kepala Balitbang Daerah.
Kegiatan ini dihadiri juga oleh Gubernur Riau Syamsuar, yang didampingi Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution, Staf Ahli Menteri Hari Purwanto, Sesjen Kemenristekdikti Ainun Na'im, Dirjen Penguatan Inovasi Jumain Appe, Dirjen SDID Ali Ghufron, Kepala LPNK di bawah koordinasi Kemenristekdikti, Ketua Dewan Riset Nasional, Kepala Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik Nada Marsudi serta Pejabat Eselon II Kemenristekdikti dan tamu undangan lainnya.