Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro meminta lembaga riset untuk aktif mencari mitra industri untuk memproduksi hasil inovasi.
Bambang mengatakan mencari mitra industri membutuhkan waktu yang lama. Sehingga mitra industri harus jadi prioritas saat memulai sebuah riset.
"Pendeknya itu adalah pertama harus mencari mitra industri. Ketika mencari mitra industri, ketemu stumbling blocknya," ujar Bambang pada HUT BPPT di Auditorium Gedung BJ Habibie, Kantor BPPT, Jakarta, Senin (24/8/2020).
Baca: Menristek: Hadapi Covid-19 Tidak Boleh dengan Ego Institusi
Baca: Kepala BPPT Targetkan Produksi Alat Rapid Test Hingga 1 Juta Perbulan
Pada masa pandemi Covid-19 ini, lembaga riset membutuhkan waktu yang lebih cepat dibandingkan biasanya dalam mencari mitra industri.
Dirinya menyontohkan langkah yang dilakukan oleh BPPT dalam mencari mitra industri setelah mengembangkan alat rapid test dan ventilator.
"Mungkin periode waktunya bisa tahunan, minimal bulanan, tapi dalam kasus pandemi, terutama produk-produk yang dilahirkan oleh BPPT. Mau tidak mau time durationnya menjadi sangat pendek," ungkap Bambang.
"BPPT misalkan yang jadi pertama mengembangkan rapid test dan ventilator. Ketika sampai, kita baru sadar industrinya belum ada sebenarnya. Industri yang pernah bikin rapid test dan ventilator tidak ada. Jadi bisa dibayangkan pressure yang dirasakan oleh tim BPPT waktu itu. Harus cari mitra industri yang bisa produksi massal dan cepat," tambah Bambang.
Setelah menemukan mitra industri, Bambang mengungkapkan tantangan selanjutnya adalah kesanggupan memproduksi kuantitas tertentu dalam waktu tertentu.
"Di sinilah menurut saya pelajaran terbaik buat BPPT ketika melakukan hilirasi, mencari mitra. Maka dengan pandemi akhirnya menurut saya BPPT malah menemukan mitra yang tidak disangka sebelumnya," pungkas Bambang.