Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia menyuntikkan dana ratusan juta dolar Amerika Serikat (AS) ke Universitas Airlangga (Unair) untuk penelitian dan pengembangan vaksin Covid-19 'Merah Putih'.
Seperti yang disampaikan Direktur Utama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia Sudirman, usai menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Unair, di Gedung C Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Senin (9/11/2020).
Meskipun dana yang digelontorkan bernilai fantastis, namun ia mengakui bahwa sebenarnya fasilitas yang dimiliki pihaknya ini tidak dirancang untuk penanganan virus corona (Covid-19).
"Investasi juga besar ya ratusan juta dolar (AS), tapi kebetulan memang kita memiliki fasilitas yang tidak didisain khusus untuk menangani Covid," ujar Sudirman.
Baca juga: Unair dan Biotis Uji Coba Vaksin Covid-19 Merah Putih ke Hewan Desember Ini
Namun demikian, fasilitas tersebut akan disulap agar bisa sesuai dengan standar produksi vaksin Merah Putih yang dikembangkan kampus tersebut.
"Tapi mungkin Tuhan kasih jalan, ini ada fasilitas kita ubah dikit aja, kita bisa menyesuaikan untuk memproduksi vaksin yang dikembangkan Unair," jelas Sudirman.
Baca juga: Ahli Jelaskan Pembuatan Vaksin Dapat Dipercepat dengan Teknologi
Terkait investasi, ia menilai jumlah dana yang disuntikkan tentunya tidak sebanding dengan dampak ekonomi yang dihasilkan nantinya.
"Nggak usah hitung investasinya, tapi manfaat untuk ekonomi akan lebih tinggi dari investasi," kata Sudirman.
Baca juga: Kemenristek: Jika Ada Dana Rp 10 Triliun, Indonesia Tak Perlu Impor Vaksin dari China
Sudirman menambahkan bahwa vaksin yang dikembangkan Unair adala vektor vaksin yang menggunakan basis sel mamalia.
Terkait kerja sama Unair dan PT Biotis ini, kata dia, rencananya akan dilakukan untuk proses uji coba vaksin pada hewan, Desember mendatang.
"Kita usahakan Desember ya untuk uji di hewan, memang sangat awal, tapi karena kebutuhan sangat mendesak, yang harusnya kita lakukan beberapa bulan atau berapa tahun, kita manfaatkan dalam waktu dekat," kata Sudirman.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih dalam agenda Dies Natalis ke-66 Universitas Airlangga bertajuk 'Menuju Ekonomi Indonesia Berbasis Inovasi' menegaskan bahwa kerja sama ini sangat diperlukan.
"Jadi, dibutuhkan kerja sama dengan Biotis, terutama untuk animal trial atau uji coba terhadap hewan seperti tikus dan kera. Nah, kita tidak punya fasilitas sampai ke sana, jadi butuh kerja sama, terutama pakai kera," kata Nasih.
Selain menggandeng PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia, Universitas Airlangga juga bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo.
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Inovasi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) Ali Ghufron Mukti menegaskan pentingnya sinergi yang dilakukan antara pemerintah, akademik dan pelaku industri (triple helix).
Hal ini dilakukan dalam upaya mewujudkan pemulihan ekonomi akibat pandemi virus corona (Covid-19) namun berbasis pengetahuan.
Pernyataan tersebut disampaikannya usai memberikan kuliah umum Dies Natalis ke-66 Universitas Airlangga (Unair) bertajuk 'Menuju Ekonomi Indonesia Berbasis Inovasi', di Universitas Airlangga.
Menurutnya, para inovator dan peneliti harus turut andil dalam sinergi ini.
"Makanya bahwa triple helix itu sangat penting, jadi kita harus mendorong untuk kerja sama antara inovator, peneliti dengan industri," kata Ghufron.
Jika kolaborasi itu telah terjalin dan industri ikut bergabung, maka industri ini harus bisa menjalankan fungsinya yakni memasarkan produk inovasi tersebut agar bisa digunakan di fasilitas kesehatan, yakni rumah sakit.
Selanjutnya, pemerintah juga harus memberikan bantuan terkait pengadaan fasilitas penunjangnya seperti peralatan untuk mengembangkan inovasi tersebut.
"Dan (industri) harus bisa memasarkan. tapi itu tidak cukup, maka pemerintah juga mendorong untuk pengadaan peralatan dan inovasi untuk dimanfaatkan, terutama untuk yang inovasi anak bangsa," pungkas Ghufron.