TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Soal penguasaan di bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence) di dunia, China kini tampil dominan dan sudah berhasil mengalahkan Amerika Serikat.
Negeri tirai bambu itu kini menuju dominasi global karena kemajuan teknologinya.
Demikian pernyataan mantan kepala software Pentagon kepada Financial Times seperti dikutipdsri Reuters, Senin (11/10/2021).
Dengan status ekonominya yang kini menjadi terbesar kedua di dunia, China kemungkinan akan mendominasi munculnya banyak teknologi utama, terutama kecerdasan buatan, biologi sintetik, dan genetika dalam satu dekade atau lebih ke depan, menurut penilaian intelijen Barat.
Chief software officer pertama Pentagon, Nicolas Chaillan, yang mengundurkan diri sebagai protes terhadap lambatnya transformasi teknologi di militer AS, mengatakan kegagalan untuk merespons membahayakan Amerika Serikat.
Baca juga: Gawat, Anak-anak di China Masih Kecanduan Game, Upaya Pembatasan Tak Efektif
“Kami tidak memiliki peluang bersaing melawan China dalam 15 hingga 20 tahun. Saat ini, itu sudah menjadi kesepakatan; menurut saya itu sudah berakhir,” katanya kepada surat kabar itu.
"Apakah dibutuhkan perang atau tidak, itu semacam anekdot."
Baca juga: Pemerintah China Masukkan Penambangan Uang Kripto ke Dalam Daftar Negatif Investasi
Dia mengatakan pertahanan siber AS di beberapa departemen pemerintah berada di "tingkat taman kanak-kanak".
Chaillan mengumumkan pengunduran dirinya pada awal September, dengan mengatakan para pejabat militer berulang kali ditugaskan untuk inisiatif siber yang mereka kurang berpengalaman.
Seorang juru bicara Departemen Angkatan Udara AS mengatakan Frank Kendall, sekretaris Angkatan Udara AS, telah mendiskusikan dengan Chaillan rekomendasinya untuk pengembangan perangkat lunak departemen di masa depan setelah pengunduran dirinya dan berterima kasih atas kontribusinya.
Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul China kalahkan AS dalam pertempuran penguasaan artificial intelligence