Hal ini membuat plastik PET menjadi tempat berkembang bakteri yang baik.
Kedua, jika digunakan terus menerus, plastik PET memiliki kecenderungan untuk terurai dan melepaskan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh dan bersifat karsinogenik.
Plastik ini bisa didaur ulang menjadi bahan lain, seperti bahan garmen, pengisi bantal dan guling, karpet, dan bahan lainnya.
2. HDPE (High-Density Polyethylene)
Plastik HDPE ditandai dengan segitiga dengan angka 2 di tengahnya. Plastik ini memiliki karakteristik kaku, berwarna, dan tidak tembus pandang.
Plastik ini banyak digunakan untuk menyimpan minuman dan bahan pembersih rumah tangga.
Baca juga: Circulate Capital Bangun Infrastruktur Daur Ulang Plastik di Indonesia
Plastik HDPE adalah jenis plastik yang awet, tahan lama, dan tidak mudah terurai. Oleh karena itu, plastik ini lebih aman digunakan berulang kali, walaupun dibawah cahaya matahari atau dengan pengaruh suhu panas atau dingin.
Plastik jenis ini bisa didaur ulang menjadi meja piknik, tempat sampah, atau benda lain yang membutuhkan plastik kaku dan tahan terhadap cuaca.
3. PVC (Polyvinyl chloride)
Berbeda dengan jenis plastik sebelumnya, PVC adalah jenis plastik yang sangat lentur.
Contoh penggunaan plastik PVC adalah plastik pembungkus makanan, botol minyak goreng, dan mainan anak-anak.
Bahan ini merupakan bahan yang tahan terhadap panas matahari sehingga sering digunakan menjadi atap di taman dan pipa saluran.
Sayangnya, bahan ini bersifat toksik sehingga berbahaya jika digunakan untuk menyimpan bahan makanan. Bahan PVC adalah bahan yang tidak bisa didaur ulang.
Untuk menanggulangi limbah PVC biasanya bahan tersebut digunakan untuk keperluan yang lain, selain kontainer makanan dan mainan anak-anak.